Pengobatan Malaria Kegiatan Program

2.4.2 Pengobatan Malaria

Pengobatan malaria yang dianjurkan oleh program saat ini adalah dengan ACT Artemisinin based Combination Therapy. Pemberian kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa komplikasi diobati dengan ACT oral. Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat atau Artemeter kemudian dilanjutkan dengan ACT oral. a Pengobatan Malaria tanpa Komplikasi Pengobatan malaria falciparum dan vivax saat ini menggunakan ACT di tambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria falciparum sama dengan malaria vivaks, sedangkan obat primakuin untuk malaria falciparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,75 mgkgBB dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mgkgBB. Dosis obat : Dihydroartemisinin = 2 – 4 mgkgBB Piperakuin DHP = 16 – 32 mgkgBB Primakuin = 0,75mgkgBB P. falciparum untuk hari I Primakuin = 0,25 mgkgBB P. vivax selama 14 hari b Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa umumnya, perbedaannya adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Pengobatan malaria yang diberikan kepada Ibu hamil Umur Kehamilan Pengobatan Trimester I 0-3 Bulan Kina tablet + Klindamisin selama7 hari Trimester II 4-6 Bulan ACT tablet selama 3 hari Trimester III 7-9 Bulan ACT tablet selama 3 hari Menurut WHO obat malaria yang paling aman di trimester pertama adalah Kina, Klindamisin juga aman tetapi harus dikombinasikan. Obat Kina merupakan obat pilihan karena paling efektif dan dapat digunakan pada semua masa kehamilan. ACT hanya diberikan pada umur kehamilan trimester 2 dan 3 karena belum ada data klinis atau bukti yang menjelaskan efek buruk kehamilan bila mengonsumsi obat ACT pada trimester 1. Obat anti malaria yang tidak boleh diberikan selama kehamilan adalah tetrasiklin, doksisiklin, dan primaquin. c Pengobatan Malaria Berat Semua kasus malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit RS atau di puskesmas perawatan. Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai, maka kasus harus dirujuk ke RS dengan fasilitas yang lebih lengkap. 1. Pengobatan malaria berat di Puskesmas Klinik non Perawatan Jika puskesmasklinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien malaria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan artemeter intramuskular dosis awal 3,2mgkgbb. 2. Pengobatan malaria berat di PuskesmasKlinik Perawatan atau RS Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat diberikan artemeter intramuskular atau kina drip. Bila kasus sudah dapat minum Universitas Sumatera Utara obat per-oral, setelah pemberian Artesunat intravena atau artemeter intramuskular atau kina drip maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen DHP + primakuin selama 3 hari atau Artesunat + Amodiakuin + primakuin selama 3 hari. Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat diberikan artemeter intramuskular atau kina drip. Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria Kemenkes,2014.

2.4.1 Skrining Malaria Pada Ibu Hamil