Penyemprotan dinding Rumah IRS Penyuluhan

3 Programkegiatan Gizi Kebutuhan kelambu dihitung berdasarkan jumlah bayi dan anak balita yang akan diberi vitamin A setiap tahun Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan semua informan di Puskesmas Sei Apung bahwa pemberian kelambu merupakan upaya pencegahan tetapi ada informan yang menyebutkan pemberian kelambu di berikan berdasarkan jumlah kasus, bila kasusnya banyak maka kelambu di berikan. Pemberian kelambu telah di lakukan sebanyak 2 kali dalam 2 tahun terakhir ini dan pemberian terakhir di tahun 2014, kelambu tersebut merupakan program pemerintah dan pemberian kelambu di lakukan dengan melihat jumlah kasus yang ada. Sasarannya kepada ibu hamil, bayi dan balita tetapi terakhir ini di berikan kepada masyarakat, tetapi menurut informan yang merupakan ibu hamil pernah menderita malaria tidak pernah menggunakan kelambu dengan alasan, bau kelambu yang sangat menyengat dan panas. Puskesmas Sei Apung sebelumnya pernah melakukan penyuluhan tentang kandungan kelambu berinsektisida tersebut, teatapi ketika di lakukan penyuluhan hanya dihadiri oleh beberapa masyarakat, sehingga penyampaian informasi tersebut tidak diketahui oleh ibu hamil yang pernah menderita malaria tersebut.

5.2.5 Penyemprotan dinding Rumah IRS

Menurut Kemenkes 2014 bahwa Penyemprotan rumah dengan insektisida adalah suatu cara pengendalian vektor dengan menempelkan racun serangga dengan dosis tertentu secara merata pada permukaan dinding yang disemprot. Tujuannya adalah memutus rantai penularan dengan memperpendek umur Universitas Sumatera Utara populasi, sehingga nyamuk yang muncul adalah populasi nyamuk muda atau belum infektif belum menghasilkan sporozoit di dalam kelenjar ludahnya, Alat yang digunakan untuk pengendalian malaria adalah Spray Can yaitu Alat semprot bertekanan yang dioperasikan dengan tangan Compression Sprayer Alat semprot ini terutama digunakan untuk penyemprotan residual pada permukaan dinding dengan insektisida, terdiri dari tangki formulasi yang berbentuk silinder dilengkapi dengan pompa yang dioperasikan dengan tangan dengan 2 dua pegangan pada ujung batang pompa bila dikehendaki, komponen pengaman tekanan, selang yang tersambung di bagian atas batang pengisap, trigger valve dengan pengunci, tangkai semprotan, pengatur keluaran dan nozzle dan komponen tambahan lainnya yang dinyatakan oleh produsen. Alat semprot harus mempunyai tempat meletakkan tangkai semprot ketika tidak digunakan, tidak ada bagian yang tajam sehingga dapat melukai operator dan tidak terdapat komponen yang terbuat dari kayu. Kemenkes,2014 Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan semua informan di Puskesmas Sei Apung bahwa di lakukan penyemprotan sebelum terjadinya wabah, tetapi kegiatan tersebut selalu dilakukan setelah terjadinya wabah dan di lakukan per triwulan. Namun, ada sebagian informan mengatakan kegiatan penyemprotan jarang di lakukan.

5.2.6 Penyuluhan

Menurut Kemenkes 2011 bahwa metode penyuluhan dapat dilakukan yaitu 4. Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan pendataan kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke Puskesmas Universitas Sumatera Utara 5. Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuaan desa, forum pengajian atau majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu, pertemuan PKK dan pertemuan karang taruna. 6. Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat, kesenian tradisional, pemutaran film, ceramah umum, tabligh akbar. Selain itu penyuluhan massa juga dapat dilakukan melalui pemasangan media massa seperti poster dan spanduk di tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan kelompok sasaran Balai desa, Posyandu, Poskesdes dan Lain-lain. Sedangkan menurut Notoadmodjo 2010 menyatakan bahwa dalam memberikan penyuluhan adanya media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan adalah semua saran atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin di sampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media etak, elektronika, TV, radio, computer dan lainnya dan media di luar ruang. Sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya dan hasil yang diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan petugas di Puskesmas Sei Apung bahwa penyuluhan pernah dilakukan oleh bidan desa dan petugas posyandu, tetapi bukan hanya itu, penyuluhan dapat di lakukan dengan petugas KIA, promkes dan tenaga kesehatan yang terlibat di dalamnya penyuluhan telah ia dapatkan di desa yang endemis malaria yaitu di desa pematang sei baru, kadang penyuluhan dilakukan dibalai desa, adapun materi penyuluhan yang disampaikan adalah tentang bahaya malaria dan pemakaian kelambu berinsektisida. Media yang digunakan adalah Poster atau gambar,dan Universitas Sumatera Utara kadang-kadang menggunakan In Fokus, kegiatan tersebut dilakukan 1-2 kali dalam setahun. Hal ini sangat jarang dilakukan terbukti dengan adanya pengakuan dari masyarakat bahwa jika penyuluhan yang disampaikan juga terkadang tidak mengenai Malaria tetapi lebih sering tentang imunisasi. Berdasarkan penelitian kegiatan penyuluhan yang dilakukan di posyandu atau tempat lainnya tidak terprogram dengan baik. Kegiatan dilakukan secara insidentil apabila ditemukan masalah atau ada kegiatan tertentu bukan kegiatan yang direncanakan dari awal yang baik dalam hal materi, waktu pelaksanaan maupun pelaksanaan kegiatan. Penyuluhan yang dilakukan tidak terjadwal dan dilakukan jika dianggap perlu dilakukan. Kurang fokusnya petugas Puskesmas menangani masalah malaria sehingga tidak memprioritaskan malaria untuk dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan untuk mendorong masyarakat agar semakin menyadari bahaya malaria. Pemerintah juga perlu memberikan peringatan dini untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap malaria. Dalam pelaksanaan program pengendalian ini, kader atau juru malaria desa JMD khusus untuk malaria tidak ada, kader hanya penyemprot malaria. Keterbatasan jumlah kader juga mempengaruhi kinerja dalam kegiatan program pengendalian malaria, sehingga kegiatan kurang berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 1. Input