desa pematang sei baru, adapun penyuluhan yang diberikan adalah bahaya malaria dan pemakaian kelambu berinsektisida.
4.3.6 Pentingnya Koordinasi Dalam Evaluasi Sistem Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung
Untuk mencapai tujuan dalam menyelesaikan permasalahan malaria perlu dilakukan koordinasi, adapun koordinasi yang di lakukan dalam evaluasi sistem
pelaksanaan program pengendalian malaria di wilayah kerja Puskesmas Sei Apung adalah koordinasi telah dilakukan pada lintas program dan lintas sektor
tetapi koordinasi lintas sektor sangat jarang dilakukan lebih dominan koordinasi lintas program. Berikut ini kutipan dari informan:
“Koordinasi sama kepala desa, pernah sih kita ke pendidikan pernah… kadang kurang apa juga memang koordinasi, jadi kita masih lintas program kalau sektor
masih kurang juga…” Informan 1
Namun, ada informan petugas Puskesmas Sei Apung yang mengatakan bahwa koordinasi hanya dilakukan lintas program tidak sampai pada lintas sektor.
Berikut ini kutipan dari informan: “Gak da pakek lintas sektor hanya lintas program ajanya.” Informan 3
Menurut informan, koordinasi hanya di lakukan oleh petugas kesehatan yaitu tenaga kesehatan di Dinas kesehatan kabupaten dan di puskesmas.
4.3.7 Keterlibatan masyarakat
Untuk Mendukung
Evaluasi Sistem
Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung
Selain dari petugas kesehatan peran dari masyarakat juga di perlukan untuk mendukung evaluasi sistem pelaksanaan program pengendalian malaria di
wilayah kerja Puskesmas Sei Apung, masyarakat ada yang aktif dan tidak aktif
Universitas Sumatera Utara
dalam hal kerja sama untuk kebersihan lingkungan misalnya gotong royong. Berikut ini kutipan dari informan:
“Sebagian mendukung sebagiannya lagi masih.., kadang-kadang gak apa kita kasih tau, gak ada nge
rtinya, sulit gitu, taulah masyarakat.” Informan 1 Kutipan tersebut di atas juga di dukung oleh informan lain yang mengemukakan:
“Gak ada, mereka andalkan penyemprotan ini ajalah..” Informan 6 Menurut informan, masyarakat ada yang aktif dan ada yang tidak aktif,
biasanya masyarakat yang aktif misalnya kegiatan gotong royong dan sebahagiannya lagi hanya mengandalkan petugas kesehatan nya saja misalnya
dalam penyemprotan dinding rumah, sehingga kesadaran dari masyarakat masih minim untuk mendukung pelaksanaan kegiatan program pengendalian malaria.
4.3.8 Pengawasan dalam
Evaluasi Sistem
Pelaksanaan Program
Pengendalian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung
Setelah di lakukan kegiatan evaluasi sistem pelaksanaan program pengendalian malaria di wilayah kerja Puskesmas Sei Apung pastinya ada di lakukan
pengawasan yang khusus di lakukan oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan dan memiliki tim khusus, biasanya kegiatan tersebut di lakukan per
triwulan. Berikut ini kutipan dari informan: “Ada lah orang dinas yang datang, mereka lakukan supervisi namanya ee..
biasanya orang tu datang pertri wulan gitu lah, gak tetap lah bulan ke berapa Cuma dalam setahun ada lah mereka lakukan supervisi gitu, ya dilihat nya hasil
laporan kita tu. Informan 3
Kutipan tersebut di atas juga di dukung oleh informan lain yang mengemukakan:
“Pernah lah di lakukan supervisi lah, ecek nyaa setahun 1 kali atau setahun 2 kali kek gitulah supervisi, kadang mereka terjun, terjun dari dinas-dinas provinsi
terjun, datng ke ee…puskesmas, habis tu bidan desanya di kumpul ditanyainlah,
Universitas Sumatera Utara
melihat dari laporan-laporan kalian, banyak disana apo.. tinggi, misalnya yang di pematang sei baru, kenapa bisa tinggi apa.. malaria di sana? di jawab lah ya buk
karna musim hujan samo musim pasang, kek gitu lah.” Informan 4
Menurut informan, pengawasan pernah di lakukan, sebagian informan mengatakan kegiatan tersebut dilakukan per triwulan dan ada juga yang
mengatakan 1 tahun sekali, kegiatan supervisi dapat di lakukan dengan mengumpulkan bidan desa dan kemudian menanyakan kepada mereka misalnya:
alasan tentang kasus malaria yang cukup tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Input