3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji Instrumen
Instrumen angket yang telah dirancang perlu diuji validitas dan reabilitasnya agar data yang akan dianalisis memiliki derajat ketepatan
dan keyakinan yang tinggi Juliandi, 2013:77.
a. Uji Validitas
Menurut Juliandi 2013:79 menguji validitas berarti menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat
ukur variabel penelitian. Pengujian akan dilakukan dengan bantuan soofware
SPSS. Umumnya dalam penelitian sosial nilai α yang dipilih adalah 0.05. Jika nilai sig α0.05, maka suatu item instrumen yang
diuji korelasinya adalah valid.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Juliandi 2013:83 bahwa tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen
yang handal dan dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan teknik split half , yaitu mengkorelasikan skor genap dengan
skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi r yang diperoleh kedalam rumus Spearman Brown :
�� =
2 �
1+ �
ri = nilai koefisien korelasi r = nilai korelasi
Jika nilai korelasi reliabilitas Spesrman Brownri 0,6 maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik dan dapat dipercaya.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki
distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas Juliandi, 2013:169. b.
Uji Multikoolinearitas
Multikoolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen
Gujarati,3003; Santoso, 2000, Arief, 1993 dalam Juliandi, 2013:170. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai
faktor inflasi varian Variance Inflasi Factor VIF, yang tidak melebihi 4 atau 5 Hines dan Montgomery, 1990 dalam Juliandi, 2013:170.
Variabel independen yakni prestasi kerja memiliki nilai VIF dalam batas toleransi yang telah di tentukan tidak melebihi 5, sehingga tidak
terjadi multikolenearitas dalam variabel independen penelitian ini.
c. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
yang lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut homokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi
homokedastisitas Arief, 1993: Gujarati, 2001 dalam Juliandi,
2013:171.
3.8.3. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis merupakan salah satu alat analisis yang menjalankan tentang akibat yang di timbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas
terhadap satu variabel terikat. Adapun digunakannnya alat analisis regresi linier ditujukan untuk memprediksikan nilai variabel terikat dan
menjelaskan pengaruhnya. Dalam hal ini penulis menggunakan jenis uji regresi liner berganda untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2
terhadap Y secara bersamaan. Regresi linier berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut
rumus untuk melihat analisis linier berganda. Y =
� + �
1
X1 + �
2
X2 + e Keterangan :
Y = Prestasi Kerja X1 = Nilai variabel prediktor yang memprediksi
X2 =
Nilai variabel prediktor yang memprediksi �
1
= Bilangan koefisien prediktor motivasi kerja �
2
= Bilangan koefisien prediktor kepuasan kerja � = konstanta
e = Standar error
3.8.4 Uji Determinasi
�
�
Koefisien Determinasi berganda atau R- squere �
2
adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi
nilai variabel bebas Juliandi, 2013:174. Nilai �
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi-
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel indevenden memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.8.5 Pengujian Hipotesi
Model regresi linier berganda yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
F dan uji T.
3.8.5.1 Uji Simultan Uji - F
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap variabel terikat.
Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya. Dimana
hipotesisnya adalah : a. H0 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan
b. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah
sebagai berikut :
a. Tolak H0 jika nilai probabilitasnya dihitung ≤ taraf signifikansi
sebesar 0.05 Sig ≤ �
0.05
b. Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung taraf signifikansi 0.05 Sig
�
0.05
3.8.5.2 Uji Parsial Uji - T
Uji T digunaka untuk menguji hipotesis apabila peneliti menganalisis regresi persial sebuah variabel bebas dengan sebuah
variabel terikat. Maka pengujian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Hipotesisnya adalah:
a. H0 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan b. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan
Adapn kriteria penerimaanpenolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a. Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ taraf
signifikansi sebesar 0.05 Sig ≤ �
0.05
b. Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung taraf signifikansi 0.05 Sig
�
0.05
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Angkasa Pura II Persero
PT Angkasa Pura II Persero, selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandar udaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah
mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta
Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa
Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan Persero.
Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT
Angkasa Pura II Persero. Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan
dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandar udaraan dan jasa terkait bandar
udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut
diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan
dan kepercayaan masyarakat. Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan
usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara
yang dikelolanya. Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara
Soekarno-Hatta Jakarta, Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Supadio Pontianak, Minangkabau Padang, Sultan Mahmud
Badaruddin II Palembang, Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Husein Sastranegara Bandung, Sultan Iskandarmuda Banda Aceh, Raja Haji
Fisabilillah Tanjungpinang, Sultan Thaha Jambi, Depati Amir Pangkal Pinang dan Silangit Tapanuli Utara.
Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi
kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in Logistic Sector” dari
Kementerian Negara BUMN RI 2004-2006, “The Best I in Good Corporate Governance” 2006, Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN
Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance
Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari
Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara
III Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in category natural fibers, GCG
Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index CGPI 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minang kabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam
Indonesia Travel Tourism Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil Zero Accident selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009-
31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best
Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, kategori Good
Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 Cengkareng dan kategori
Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno- Hatta Terminal 3 Cengkareng
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku
pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada
pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan
kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.
A. Bandar Udara Internasional Kualanamu
Bandar Udara Internasional Kualanamu IATA: KNO, ICAO: WIMM adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta. Lokasi Bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di
Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan Bandara ini dilakukan untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang
sudah berusia 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi “Main Hub” yaitu pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan
sekitarnya. Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandar Udara
Internasional Polonia di tengah kota Medan yang mengalami keterbatasan Operasional dan sulit untuk dapat dikembangkan serta kondisi fasilitas yang
tersedia di Bandar Udara Polonia sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan pelayanan angkutan udara yang cenderung terus meningkat.
B. Sejarah dan Latar belakang Pembangunan Bandar Udara
Internasional Kualanamu
Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru,
maka status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20
September 1997; Kemudian terjadi perubahan status pembangunan Bandar
Udara Baru Kualanamu “Untuk Diteruskan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997;
1998
: Kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara
Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui
KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998.
2002 : Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan
KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-
proyek yang ditangguhkan pelaksanaannya termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu pada tanggal 22 Maret 2002;
Selanjutnya Kementrian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada
tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara Baru di Kualanamu layak untuk
diteruskan pelaksanaanya. Dan atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara
Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari
BLNLOAN, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu
menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT. Angkasa Pura II Persero selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.
2003 : Pembuatan Detail Engineering Design pembangunan Bandar
Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II
Persero. 1992
: Dilakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara, dimana terhadap 6 enam alternative lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin Hamparan Perak
masing-masing dua lokasi. Dengan memperhatikan 6 enam aspek sebagai berikut:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah; b. Pertumbuhan Ekonomi;
c. Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara;
d. Keamanan dan keselamatan penerbangan; e. Keterpaduan intra dan antar moda; dan
f. Pertahanan keamanan Negara; Terpilih 2 dua alternatif lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti
Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin masing-masing satu lokasi.
1994 : Dilakukan studi pembuatan Master Plan Basic Design Bandar
Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan
Kualanamu Pantai Cermin masing-masing satu lokasi.
1995
: Penetapan lokasi Bandar Udara Baru di KUALANAMU sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melalui Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 41 Tahun 1995 21 September 1995 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 6
Nopember 1996. 1996
: Dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II Persero selaku
BUMN penyelengara bandar umum.
1997 :Dilakukan studi Review Master Plan Basic Design Fasilitas Sisi
Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II Persero. Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan
sistem “Ruislag” tukar guling dengan Bandar Udara Polonia, pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung
Persada.
2006 : Peletakan Batu Pertama sebagai awal dimulainya pelaksanaan
pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M.
YUSUF KALLA. 2007
: Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2007 16 Juli
2007 dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 29 November 2007. Penetapan KKOP Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 57 Tahun 2007 2 Nopember
2007.
2008 : Pelaksanaan Pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu
sampai dengan saat ini dan diharapkan dapat diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan pemerintah.
2013
: Perngoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 25 Juli 2013.
2014 : Tanggal 27 Maret 2014 Bandar Udara Internasional Kualanamu di
resmikan oleh PresidenRI Susilo Bambang Yudhoyono.
4.1.2 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II persero Bandara
Internasional Kualanamu
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Angkasa Pura II Persero Nomor: KEP.01.01082014.1 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Cabang PT Angkasa Pura II Persero Bandar Udara Internasional Kualanamu tanggal 6 Agustus 2014, maka struktur organisasi Kantor Cabang PT
Angkasa Pura II Persero Bandar Udara Internasional Kualanamu.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II Persero Bandara Internasional Kualanamu
Sumber : PT. Angkasa Pura II Persero Bandara Internasional Kualanamu
4.1.3 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
A. Direksi
I. Fungsi :
Melaksakan pengurusan perseorangan yang dipimpinnya.
II. Uraian Tugas :
Menjalankan tugas pengurusan perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang
berkepentingan dengan aktivitas perseroan.
III. Kewenanngan :
1 Mengelola kekayaan perseroan pelayanan jasa kebandarudaraan pada Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
2 penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan pada
Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu; 3 Untuk mengajukan usul untuk kepentingan usaha dan pelayanan
jasa kebandarudaraan pada Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu.
B. General Manager Kepala Unit Bisnis pelayanan Jasa Kargo
I. Fungsi :
Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian seluruh kegiatan penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang
pelaksanaan usaha perusahaan dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu.
II. Uraian Tugas :
4 Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan Bandara Internasional
Kualanamu beserta Bandara Silangit untuk menunjang strategi bisnis dan kegiatan operasional Kantor Cabang Bandara
Internasional Kualanamu; 5 Menyusun kegiatan dan evaluasi program pada Bandara
Internasional Kualanamu beserta Bandara Silangit mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
6 Menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan
penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan pada Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
7 Melakukan pengendalian dan pengurusan aset perusahaan yang digunakan Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
8 Melakukan pemantauan, pengendalian, dan pembinaan kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan Bandar Udara Silangit, Siborong-
borong; 9 Melakukan pengawasan atas tercapainya program kerja Bandar
Udara Silangit Siborong-borong;
10 Melakukan perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu berikut
kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Direksi;
11 Mengendalikan ketertiban wilayah kerja Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu dalam menunjang keamanan dan
keselamatan penerbangan; 12 Menyusun laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil
kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi;
13 Melaporkan pencapaian kinerja Bandar Udara Silangit Siborong- borong kepada Direksi secara periodik sebagai bagian dari KPI
Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu; 14 Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja
kepada Direksi secara periodik; 15 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program Kantor Cabang yang tertuang dalam RKA;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Memberikan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit-unit kerja lain terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan; 4 Mewakili Direksi selaku counterpart dalam bidangnya dengan
pihak pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
General Manager Kepala Unit Bisnis pelayanan Jasa Kargo Udara terdiri dari sembilan dinas yaitu :
a. Deputi Bidang operasi dan Teknik
I. Fungsi :
Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang operasi dan teknik mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa
kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha perusahaan dan
pengembangan strategi Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu.
II. Uraian Tugas :
1 Menyelenggarakan kegiatan bidang operasi dan teknik yang terkait fungsi-fungsi pelayanan bandara, pengamanan, PKP-PK, fasilitas
elektronika dan teknolog nformasi, fasilitas LMP, infrastruktur bandara serta risk and safety management secara sistematis dan
mampu bersinergi dengan baik; 2 Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi bidang operasi
dan teknik mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa
kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
3 Membantu General Manager dalam menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan
pengendalian pada bidang operasi dan teknik; 4 Membantu General Manager dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas Divisi Pelayanan Bandara, Pengamanan, PKP- PK, Fasilitas Elektronika Teknologi Informasi, Fasilitas LMP,
Infrastruktur Bandara serta Risk Safety Management; 5 Melakukan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan
pengelolaan Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu pada bidang operasi dan teknik;
6 Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja pada bidang operasi dan teknik kepada General Manager secara
periodik; 7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan bidang operasi dan teknik yang tertuang dalam RKA;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Memberikan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit-unit kerja lain terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan; 4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya
dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
Deputi Bidang operasi dan Teknik terdiri dari tujuh dinas yaitu :
1. Manajer Risk dan Safety Management
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi risk dan safety management yang meliputi kegiatan :
a. Pengawasan sistem manajemen keselamatan; b. Indentifikasi sistem manajemen risiko;
c. Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja K3.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja Divisi Risk dan Safety Management dalam menunjang program kerja yang tertuang
dalam RKA; 2 Mengawasi, menyusun dokumendatabase, dan mengevaluasi
sistem prosedur manajemen keselamatan di lingkungan fungsi operasi dan teknik;
3 Menyusun, dan mengevaluasi program kerja terhadap faktor keselamatan dan risiko dalam bentuk langkah-langkah perbaikan
dan pencegahan yang perlu dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja;
4 Menangani dokumen sistem keselamatan perusahaan dan pengelolaan database incidentaccident;
5 Melaksanakan safety promotion, pengorganisasian kegiatan safety briefing tentang kewaspadaan terhadap faktor keselamatan bagi
para petugas lapangan, serta menyebar luaskan semua informasi yang berkaitan dengan faktor keselamatan secara umum;
6 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Manajemen Sistem Keselamatan risiko kepada Senior Manajer Pelayanan Bandara
Safety secara periodik; 7 Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal dalam
rangka pelaksanaan kegiatan di lapangan.
III. Kewenangan
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Risk dan Safety Management;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Menjalankan kegiatan investigasi merekomendasikan dan menindaklanjuti langkah-langkah perbaikan sistem, melakukan
penilaian terhadap langkah perbaikan sistem yang bersifat jangka panjang;
5 Melaksanakan audit keselamatan risiko serta melaksanakan evaluasi terhadap strategi perusahaan yang terkait unsur
keselamatan; 6 Mewakili Deputy Bidang Operasi dan Teknik selaku counterpart
dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
2. Manajer Pelayanan Bandara
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pelayanan bandara di seluruh wilayah Bandara Internasional
Kualanamu yang meliputi : 1. Pelayanan pelanggan;
2. Operasi sisi udara; 3. Operasi sisi darat dan terminal.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pelayanan
Bandara yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pelayanan Bandara terkait
kegiatan operasi pada sisi darat, sisi udara, dan terminal serta pelayanan pelanggan di Bandara Internasional Kualanamu;
3 Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Pelayanan Bandara Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 4 Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating seluruh
fungsi pelayanan bandara di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
5 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí
pelayanan bandara di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
6 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pelayanan Bandara kepada Deputi Bidang Operasi Teknik secara periodik;
7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Pelayanan Bandara.
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit- unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan.
4 Mewakili Deputi Bidang Operasi Teknik selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun
luar negeri.
3. Manajer Pengamanan
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi pengamanan di seluruh wilayah Bandara Internasional Kualanamu
yang meliputi : a. Pengamanan penerbangan;
b. Pengamanan umum; c. Pengendalian kualitas pengamanan dan CCTV.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pengamanan
yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola Melaksanakan kegiatan Divisi Pengamanan terkait
kegiatan keamanan dan keselamatan penerbangan di wilayah Bandara Internasional Kualanamu;
3 Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Pengamanan Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu;
4 Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating seluruh fungsi pengamanan di Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 5 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pengamanan di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 6 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pengamanan kepada Deputi
Bidang Operasi Teknik secara periodik; 7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan divisi Pengamanan Penerbangan.
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit- unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan. 4 Mewakili Deputi Bidang Operasi Teknik selaku counterpart
dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
4. Manajer PKP - PK
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi PKP- PK yang meliputi kegiatan :
a. Operasional dan pemeliharaan fasilitas PKP-PK; b. Pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi PKP-PK
yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola pelaksanaan kegiatan divisi PKP-PK terkait pemberian
pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran, pemeliharaan peralatan PKP-PK, proses salvage, pengendalian
kualitas PKP-PK dan pelatihan personil PKP-PK; 3 Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating personil
fungsi PKP-PK di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu; 4 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí PKP-PK di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 5 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi PKP-PK kepada Deputi
Bidang Operasi Teknik secara periodik; 6 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan divisi PKP-PK.
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit- unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan. 4 Mewakili Deputi Bidang Operasi Teknik selaku counterpart
dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
5. Manajemen Fasilitas Elektronika dan Teknologi Informasi
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi fasilitas elektronika dan teknologi informasi di seluruh wilayah
Bandara Internasional Kualanamu yang meliputi : a. Elektronika bandara;
b. Fasilitas data dan informasi; c. Infrastruktur dan jaringan;
d. Teknologi informasi perkantoran; e. Baggage Handling System BHS.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Fasilitas
Elektronika Teknologi Informasi yang telah ditetapkan dalam RKA;
2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Fasilitas Elektronika Teknologi Informasi
terkait kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas elektronika dan teknologi informasi di wilayah
Bandara Internasional Kualanamu; 3 Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program
kerja Divisi Fasilitas Elektronika Teknologi Informasi Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
4 Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC mpersonil seluruh fungsi elektronika di Kantor
Cabang Bandara Internasional Kualanamu; 5 Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas elektronika dan
teknologi informasi agar dapat berfungsi dengan baik; 6 Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan fasilitas elektronika
dan teknologi informasi secara berkala; 7 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí fasilitas elektronika dan teknologi informasi di wilayah
Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
8 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Fasilitas Elektronika Teknologi Informasi kepada Deputi Bidang Operasi Teknik secara
periodik; 9 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Fasilitas Elektronika Teknologi Informasi;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit- unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan; 4 Mewakili Deputi Bidang Operasi dan Teknik selaku counterpart
dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
6. Manajer Fasilitas Listrik Mekanikal dan Peralatan
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi fasilitas listrik, mekanikal, peralatan di seluruh wilayah Bandara Internasional
Kualanamu yang meliputi : a. Energi dan catu daya;
b. Fasilitas listrik bandara;
c. Fasilitas mekanikal; d. Fasilitas peralatan.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Fasilitas
Listrik, Mekanikal, Peralatan yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal,
dan peralatan terkait kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan di wilayah Bandara
Internasional Kualanamu; 3 Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program
kerja Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, Peralatan Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
4 Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi fasilitas listrik, mekanikal,
dan peralatan di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu; 5 Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas listrik, mekanikal, dan
peralatan agar dapat berfungsi dengan baik; 6 Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan fasilitas listrik,
mekanikal, dan peralatan secara berkala; 7 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan di wilayah Kantor
Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
8 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, dan Peralatan kepada Deputi Bidang Operasi Teknik secara
periodik; 9 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, Peralatan;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit- unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan; 4 Mewakili Deputi Bidang Operasi Teknik selaku counterpart
dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
7. Manajer Infrastruktur Bandara
I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi infrastruktur bandara di seluruh wilayah Bandara Internasional
Kualanamu yang meliputi pemeliharaan seperti:
a. Bangnan terminal; b. Bangunan non terminal;
c. Aksesibilitas dan landasan; d. Lingkungan.
II. Uraian tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan,
dan pemastian tercapainya program Divisi Infrastruktur Bandara yang telah ditetapkan dalam RKA;
2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Infrastruktur Bandara mengenai kegiatan pemeliharaan infrastruktur terkait bangunan
terminal dan non terminal, aksesibilitas dan landasan, serta lingkungan di wilayah Bandara Internasional Kualanamu;
3 Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Infrastruktur Bandara Kantor Cabang Bandara
Internasional Kualanamu; 4 Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta
pengajuan TCC personil seluruh fungsi infrastruktur bandara di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
5 Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas infrastruktur bandara agar dapat berfungsi dengan baik;
6 Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur bandara secara berkala;
7 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan
fungsí infrastruktur bandara di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
8 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Infrastruktur Bandara kepada Deputi Bidang Operasi Teknik secara periodik;
9 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Infrastruktur Bandara;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit- unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
Perusahaan; 4 Mewakili Deputi Bidang Operasi Teknik selaku counterpart
dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
b. Airport Duty Manajer
I. Fungsi :
Pemastian kelancaran kegiatan pelayanan operasional bandara selama 24 jam setiap hari melalui koordinasi dengan seluruh divisi guna
mendukung dilaksanakannya standar manajemen mutu sesuai standard
operating procedure SOP yang meliputi:
a. Kebersihan, ketertiban lalu lintas dan kegiatan lainnya di sisi udara;
b. Pelayanan informasi dan moda transportasi pada sisi darat; c. Pengawasan pelayanan terminal terkait tindak lanjut keluhan
pelanggan, ketersediaan trolley, kenyamanan terminal suhu ruangan, kebersihan, keamanan, ketertiban, toliet dan fasilitas
lainnya dan perbaikan toilet.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab penuh atas pelayanan dan kegiatan operasional di Terminal Bandara Internasional Kualanamu;
2 Mengusulkan program kerja dalam RKA melalui General Manager serta melaksanakan dan memastikan program kerja dapat dicapai sesuai
dengan target yang telah ditetapkan; 3 Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pelayanan umum yang
berkaitan dengan operasional Bandara, kesiapan fasilitas operasional Bandar Udara, pelaksanaan tugas-tugas pelayanan operasional di daerah
sisi udara, sisi darat dan terminal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
4 Memastikan pelaksanaan pelayanan bagi pengguna jasa berkaitan dengan kebersihan, ketertiban lalu lintas, dan kegiatan lainnya di sisi
udara, pelayanan informasi dan moda transportasi, penanganan keluhan pelanggan, trolley, kenyamanan terminal suhu ruangan, kebersihan,
keamanan, ketertiban, toliet dan fasilitas lainnya dan perbaikan toilet serta fasilitas penunjang lainnya di wilayah Terminal;
5 Menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di Terminal;
6 Mengevaluasi dan mengajukan usulan kepada General Manager, Deputi Bidang, dan Manajer sesuai bidangnya terkait kegiatan Airport Duty
Manager di wilayah Kantor Cabang; 7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan
perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program dan menetapkan metode kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan
efisien; 2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya;
3 Mengajukan rekomendasi dan saran kepada Senior General Manager dan senior manager sesuai bidangnya serta kepada unit kerja terakit;
4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihakpihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
c. Kepala Bandara Silangit Siborong-Borong I. Fungsi :
Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya pada
Bandar Udara Silangit Siborong-Borong dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi bandar udara.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab merencanakan dan menyusun program kegiatan ke dalam RKA melalui General Manager Kantor Cabang Bandara
Internasional Kualanamu terkait kegiatan operasional pelayanaan jasa kebandarudaraan guna menunjang pencapaian target kinerja Bandar
Udara Silangit Siborong-borong. 2 Menyusun strategi optimalisasi kegiatan pelayanan jasa
kebandarudaraan; 3 Memastikan pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan di
Bandar Udara Silangit Siborong-borong; 4 Mengelola ketertiban wilayah kerja dalam menunjang keamanan dan
keselamatan penerbangan; 5 Melakukan validasi hasil pencapaian kinerja program kerja Bandar
Udara Silangit Siborong-borong yang tertuang dalam RKA; 6 Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan
program, sistem dan prosedur kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan;
7 Memastikan tercapainya program kerja Bandar Udara Silangit Siborong-borong;
8 Mengusulkan perbaikan program, sistem dan prosedur kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan kepada unit terkait;
9 Melaporkan pencapaian kinerja kepada General Manager Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu secara periodik;
10 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan dalam RKA;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai dengan unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Memberikan saran dan rekomendasi kepada unit kerja lain terkait dalam bidangnya untuk kepentingan perusahaan;
4 Mewakili General Manager Kantor Cabang Bandar Internasional Kualanamu dalam bidangnya dengan pihak terkait lainnya baik di
dalam maupun luar negeri.
d. Deputi Bidang Keuangan, Komersial dan SDM
I. Fungsi :
Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang keuangan, komersial, dan SDM mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan
jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi Kantor
Cabang Bandara Internasional Kualanamu.
II. Uraian Tugas :
1 Menyelenggarakan kegiatan bidang keuangan, komersial, dan SDM yang terkait fungsi-fungsi keuangan, komersial, manajemen aset dan
perlengkapan, serta SDM dan umum secara sistematis dan mampu bersinergi dengan baik;
2 Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi bidang keuangan, komersial, dan SDM mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan
jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
3 Membantu General Manager dalam menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian
pada bidang keuangan, komersial, dan SDM; 4 Membantu General Manager dalam mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas Divisi Keuangan, Komersial, Manajemen Aset Perlengkapan, serta SDM Umum;
5 Melakukan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu pada
bidang keuangan, komersial, dan SDM; 6 Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja pada
bidang keuangan, komersial, dan SDM kepada General Manager secara periodik;
7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Mengendalikan pelaksanaan program kegiatan bidang keuangan,
komersial, dan SDM yang tertuang dalam RKA;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga
dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Memberikan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit-
unit kerja lain terkait dengan bidangnya untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya
dengan pihakpihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
Deputi Bidang Keuangan, Komersial dan SDM terdiri dari empat dinas yaitu :
1. Manajer keuangan
I. Fungsi :
Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi keuangan yang meliputi kegiatan:
a. Administrasi keuangan dan perpajakan; b. Akuntansi dan anggaran;
c. Manajemen piutang; d. PKBL.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Keuangan yang
telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan
kegiatan Divisi Keuangan Kantor Cabang terkait kegitana administrasi keuangan dan perpajakan, akuntansi dan anggaran,
manajemen piutang serta PKBL Kantor cabang;
3 Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi keuangan di Kantor Cabang
Kualanamu; 4 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí keuangan di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 5 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Keuangan kepada Deputi
Bidang Keuangan,Komersial SDM; 6 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Keuangan;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi atau saran kepada manajemen dan divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili Deputi Keuangan, Komersial dan SDM selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam
maupun luar negeri.
2. Manajer Komersial Bandara dan Penerbangan
I. Fungsi :
Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian
fungsi komersial yang meliputi kegiatan:
a. Akun PJP2U; b. Akun PJP4U;
c. Akun Tenan; d. Jasa Penunjang.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Komersial
Bandara Penerbangan yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan
kegiatan Divisi Komersial Bandara Penerbangan Kantor Cabang terkait kegiatan akun PJP2U, PJP4U, tenan, dan jasa penunjang;
3 Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Komersial Bandara Penerbangan Kantor Cabang
Bandara Internasional Kualanamu; 4 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí komersial di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 5 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Komersial Bandara
Penerbangan kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial SDM;
6 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Komersial Bandara Penerbangan;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi atau saran kepada manajemen dan divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili Deputi Keuangan, Komersial SDM selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam
maupun luar negeri.
3. Manajer Manajemen Aset dan Perlengkapan
I. Fungsi :
Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi manajemen aset dan perlengkapan yang
meliputi kegiatan: a. Aset tetap dan pertanahan;
b. Pengadaan; c. Pergudangan.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Manajemen
Aset Perlengkapan yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan
kegiatan Divisi Manajemen Aset Perlengkapan Kantor Cabang terkait kegitan aset tetap dan pertanahan, pengadaan, serta
perlengkapan Kantor cabang; 3 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí manajemen asset dan perlengkapan di wilayah Kantor
Cabang Bandara Internasional Kualanamu; 4 Mengevaluasi kegiatan di Divisi Manajemen Aset Perlengkapan
serta mengajukan usulan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur di Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan;
5 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Manajemen Aset Perlengkapan kepada Deputi Bidang Keuangan, Komersial,
SDM; 6 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Manajemen Aset Perlengkapan;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi atau saran kepada manajemen dan divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili Deputi Keuangan, Komersial dan SDM selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam
maupun luar negeri.
4. Manajer SDM dan Umum
I. Fungsi :
Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi
danpengkoordinasian fungsi SDM dan Umum yang meliputi kegiatan: a. Personalia dan kesejahteraan;
b. Pengembangan SDM dan diklat; c. Administrasi dan kerumahtanggaan.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi SDM Umum
yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan
kegiatan Divisi SDM Umum Kantor Cabang terkait kegitan personalia dan kesejahteraan, pengembangan SDM dan Diklat serta
administrasi dan kerumahtangaan Kantor cabang;
3 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan
fungsí SDM dan umumdi wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
4 Mengevaluasi kegiatan di Divisi SDM Umum serta mengajukan usulan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur di
Divisi SDM Umum; 5 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi SDM Umum kepada
Deputi Bidang Keuangan,Komersial dan SDM; 6 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi SDM Umum;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi atau saran kepada manajemen dan divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili Deputi Keuangan, Komersial dan SDM selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya
baik di dalam maupun luar negeri.
e. ketua Pelanggan I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pelelangan yang meliputi kegiatan seleksi untuk pengadaan barang dan jasa
di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pelelangan yang
telah ditetapkan dalam RKA;
2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pelelangan Kantor Cabang terkait
seleksi untuk pengadaan barang dan jasa;
3 Mengkaji, mengevaluasi dan mengajukan usulan kepada manajemen maupun unitunit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pelelangan di
wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
4 Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pelelangan kepada General Manager
secara periodik;
5 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan
perusahaan. III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Non Divisi Pelelangan;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk non divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada non divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
f. Manajer perencanaan dan manajemen kinerja KNO I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi perencanaan dan manajemen kinerja yang meliputi kegiatan :
a. Pengolahan dan analisis data statistik penerbangan, penumpang, dan moda transportasi darat;
b. Perencanaan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu; c. Monitoring dan akselarasi pencapaian target-target program investasi;
d. Pengembangan kinerja komersial; e. Pengelolaan kegiatan inovasi Kantor Cabang Kualanamu.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Non Divisi Perencanaan
dan Manajemen Kinerja KNO yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Non Divisi Perencanaan Manajemen
Kinerja KNO di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanam; 3 Melakukan pengolahan dan analisis data terkait Kantor Cabang Bandara
Internasional Kualanamu untuk kebutuhan Kantor Cabang dan Perusahaan;
4 Mengelola dan menyusun kegiatan inovasi di Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
5 Mengawasi dan melakukan akselarasi pencapaian target-target program investasi dan KPI Kantor Cabang;
6 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí
perencanaan dan manajemen kinerja di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
7 Melaporkan pencapaian kinerja Non Divisi Perencanaan Manajemen Kinerja kepada General Manager secara periodik;
8 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Non Divisi Perencanaan Manajemen Kinerja;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
g. Manajer Hukum I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi hukum yang meliputi
kegiatan : a. Peraturan dan bantuan hukum;
b. Perjanjian kerja sama; c. Perjanjian pengadaan barang dan jasa.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Non Divisi Hukum
yang telah ditetapkan dalam RKA; 2 Mengelola pelaksanaan kegiatan fungsi hokum Kantor Cabang terkait
bantuan hukum, perjanjian kerja sama serta perjanjian pengadaan barang dan jasa;
3 Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap terkait kegiatan penyusunan dan penelahaan peraturan, dokumentasi hukum, pemberian
advokasi, penyelesaian tindak lanjut permasalahan hukum, penyiapan draft perjanjian kerjasama komersial, draft perjanjian pengadaan barang,
pemborongan dan jasa lain; 4 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí hukum di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
5 Melaporkan pencapaian kinerja Non Divisi Hukum kepada General Manager secara periodik;
6 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Non Divisi Hukum;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihakpihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
h. Manajer Humas dan Protokoler I. Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi humas
dan protokoler yang meliputi kegiatan :
a. Humas;
b. Protokoler.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Non Divisi Humas
Protokoler yang telah ditetapkan dalam RKAP; 2 Mengelola pelaksanaan kegiatan Non Divisi Humas Protokoler Kantor
Cabang terkait kegiatan kehumasan dan keprotokoleran; 3 Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap terkait kegiatan
membina hubungan dengan media massa ataui instansi luar, dokumentasi kegiatan KNO, pencitraan KNO, publikasi, press release, media internal,
duta bandara, hubungan dengan komunitas sekitar bandara,
keprotokoleran, pengurusan dan pelayanan akomodasi tamu KNO, pengurusan kunjungan kerja dari cabang lain dan dari instansi lain;
4 Mengawasi dan mengendalikan program kerja humas terkait produk pencitraan Kantor Cabang antara lain content Website, penyelenggaraan
pameran, majalah internal, spanduk, banner dan lain-lain; 5 Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada
manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí humas dan protokoler di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional
Kualanamu; 6 Melaporkan pencapaian kinerja Non Divisi Humas Protokoler kepada
General Manager secara periodik; 7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan
perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Non Divisi Humas dan Protokoler;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4
Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihakpihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri
.
i. Manajer Pengembangan teknologi Informasi dan Komunikasi I.
Fungsi :
Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pengembangan teknologi komunikasi dan informasi pada wilayah kerja
Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu.
II. Uraian Tugas :
1 Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan,
2 dan pemastian tercapainya program Non Divisi Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi yang telah ditetapkan dalam RKA;
3 Mengelola pelaksanaan kegiatan Non Divisi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di wilayah Kantor Cabang Bandara
Internasional Kualanam;
4 Melakukan implementasi rencana pengembangan sarana dan prasana teknologi informasi dan komunikasi;
5 Mengkaji, mengevaluasi dan mengajukan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di wilayah Kantor Cabang Bandara Internasional Kualanamu;
6 Melaporkan pencapaian kinerja Non Divisi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada General Manager secara periodik;
7 Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
III. Kewenangan :
1 Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi;
2 Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk divisinya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
3 Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
4 Mewakili General Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional. Untuk mewujudkan visi tersebut, Angkasa Pura II
bertekad melakukan transformasi secara menyeluruh dan bertahap selama lima tahun pertama.
Gambar 4.2 Visi PT. Angkasa Pura II persero Bandara Internasional Kualanamu
Sumber : PT. Angkasa Pura II Persero Bandara Internasional Kualanamu
b. Misi
1.
Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.
2.
Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkan sistem manajemen kelas dunia.
3.
Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya.
4.
Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa
bandar udara.
5.
Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan.
4.1.5 Arti Logo Perusahaan
Gambar 4.3 Logo PT. Angkasa Pura II
S
Sumber : PT. Angkasa Pura II Persero Bandara Internasional Kualanamu
1. Biru : Adalah warna yang melambangkan pergerakan sektor logistik yang terus tumbuh berkembang pesat.
2. Merah : Melambangkan tindakan yang berlandaskan semangat kerja dan komitmen PT Angkasa Pura II dalam menyediakan pelayanan berkualitas
internasional dengan mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pelanggan.
3. Kuning : Melambangkan kemakmuran sebagai buah keberhasilan yang akan didapat dari kerja keras PT Angkasa Pura II untuk para pemegang
saham, manajemen, karyawan, dan Indonesia. 4. Hijau : Melambangkan arah kepemimpinan yang tegas, berintegritas, dan
terarah menuju pertumbuhan perusahaan yang sehat.
4.1.6 Tata Kelola Perusahaan
Komitmen penerapan GCGGood Coprorate Governance merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal tersebut dilakukan melalui
penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan
GCG di Angkasa Pura II. Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya
saing tinggi, Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan Good Corporate Governance dengan memperhatikan
prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan dan peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut Keputusan Menteri
BUMN No. 117M-MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01MBU2011
tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan bahwa “BUMN wajib melaksanakan operasional
perusahaan dengan berpegang pada prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran”.
Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat dan tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa
Pura II sebuah perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang baik, serta memiliki Code of Conduct,
termasuk tanggung jawab terhadap lingkungannya.
Tujuan Penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah sebagai berikut: 1. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Organ Perseroan
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan
kepentingan semua pihak terpenuhi . 2. Mendorong dan mendukung pengembangan Angkasa Pura II.
3. Mengelola sumber daya secara lebih amanah. 4. Mengelola risiko secara lebih baik.
5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. 6. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Angkasa Pura II.
7. Memperbaiki budaya kerja Angkasa Pura II. 8. Meningkatkan citra Angkasa Pura II image menjadi semakin baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Angkasa Pura II memiliki komitmen penuh dan secara konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu
kepada beberapa aturan formal yang menjadi landasan bagi Angkasa Pura II dalam penerapan GCG yaitu:
1. Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMNPasal 5 ayat 3. 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha No. PER- 01MBU2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara dan perubahannya
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09MBU2012 tanggal 06 Juli 2012.
3. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SK- 16S.MBU2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang IndikatorParameter
Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara.
4. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui oleh Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus
2007.
5. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor: KEP.448UM.004XAP II–2007 dan Nomor: KEP.02.03.0100102007
461 tentang Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG dan Pedoman Perilaku Code of Conduct di Lingkungan PT Angkasa
Pura II Persero. Prinsip-prinsip GCG sesuai dengan PER-01MBU2011 tanggal 01
Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara, meliputi:
1. Transparansi transparency, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan; 2. Akuntabilitas accountability, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
3. Pertanggung jawaban responsibility, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 4. Kemandirian independency, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan prinsipprinsip korporasi yang sehat; 5. Kewajaran fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak Pemangku Kepentinganstakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
4.1.7 Sasaran dan Tujuan Perusahaan PT. Angkasa Pura II
a. Sasaran Perusahaan
PT. Angkasa Pura II telah menetapkan sasaran perusahaan dalam rangka menyukseskan Tujuan Perusahaan untuk periode tahun 2009 -
2013 sebagai berikut : 1. Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis yang menjadi fokus PT.
Angkasa Pura II serta peningkatan produktivitas kegiatan usaha PT. Angkasa Pura II.
2. Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan prima yang didukung dengan jaminan Service Level Agreement SLA dan Service
Level Guarantee SLG serta ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pengguna jasa.
3. Terselenggaranya perbaikan berkelanjutan dalam proses bisnis yang berlandaskan mutu dan sesuai dengan harapan pengguna jasa.
4. Terciptanya pengembangan leadership system untuk mewujudkan efektifitas kepemimpinan sebagai role model.
5. Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi pengelolaan bisnis
bandara dan didukung oleh SDM yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai fokus bisnis PT. Angkasa Pura II.
6. Terjalinnya integrasi jaringannetworking antar instansi dan bandara lainnya.
b. Tujuan Perusahaan