Perubahan makna KERANGKA TEORI

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa. 5. Makna idiom dan makna pribahasa Makna idiom adalah makna sebuah satuan bahasa kata, frase, atau kalimat yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Makna pribahasa adalah semua bentuk bahasa yang kata, frase, kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif. 14 6. Makna afektif Dalam makna ini menjelaskan bahwa makna afektif yaitu makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembanca terhadap penggunaan kata atau kalimat. 7. Makna ekstensi Jenis makna ini adalah makna yang mencakup semua ciri objek atau konsep. Dalam makna ini meliputi semua konsep yang ada dan kemungkinan muncul dalam kata. 8. Makna itensi Pada jenis makna ini mengartikan bahwa makna yang menekankan maksud pembicara. 9. Makna kiasan Makna kiasan yaitu pemakaian kata yang yang maknanya tidak sebenarnya. Akan tetapi kalau dipikir secara mendalam makna tersebut masih ada kaitan dengan makna sebenarnya. 15

C. Perubahan makna

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna, yaitu: 1 Perkembangan dalam ilmu dan teknologi 14 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, h. 60-77. 15 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 97,100,105,108. 11 Perkembangan dalam bidang ilmu dan kemajuan dalam bidang teknologi dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Sebuah kata yang tadinya mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru, atau teori baru dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan teknologi. Perubahan makna kata sastra dari makna ’tulisan’ sampai pada makna ’karya imaginatif’ adalah salah satu contoh perkembangan bidang keilmuan. Akibat perkembangan teknologi kita lihat kata berlayar yang pada awalnya bermakna ’perjalanan di laut di air dengan menggunakan perahu atau kapal yang bergerak dengan tenaga layar’. Kapal-kapal besar tidak lagi menggunakan layar, tetapi sudah menggunakan tenaga mesin, malah juga tenaga nuklir, namun kata berlayar masih digunakan. Malah ada lagi bagi umat Islam di Indonesia kata berlayar diberi makna ’pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah’. Meskipun perjalanan ke Mekkah sudah tidak menggunakan kapal laut, sudah diganti dengan kapal terbang, masih terdengar ucapan’insaAllah tahun depan kami akan berlayar’ belum terdengar ’insaAllah tahun depan kami akan terbang. 16 2 Perkembangan sosial dan budaya Perkembangan sosial dan budaya sama dengan yang terjadi sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi, sebuah kata mulanya bermakna ’A’, lalu berubah menjadi bermakna ’B’, atau ’C’. Bentuk katanya tetap sama tetapi konsep makna yang dikandungnya sudah berubah. Seperti kata saudara dalam bahasa sanskerta bermakna ’seperut’ atau ’satu kandungan’. Kini kata saudara , walaupun masih digunakan dalam arti ’orang yang lahir dari kandungan yang sama’ seperti dalam kalimat saya mempunyai saudara di sana, tetapi dapat 16 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 97,100,105,108. 12 digunakan juga untuk menyebut atau menyapa siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial yang sama. 3 Perbedaan bidang pemakaian Pada bagian di atas sudah dibicarakan bahwa setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidang tersebut. Contohnya dalam bidang pertanian ada kata-kata benih, menuai, panen, menggarap, membajak, menabur, menanam, pupuk, hama. Dalam bidang pendidikan formal di sekolah ada kata-kata murid, guru, ujian menyalin, menyontek, membaca dan menghafal. Dari contoh di atas kata-kata itu jadi mempunyai arti lain yang tidak sama dengan arti dalam bidang atau lingkungan asli. Hanya perlu dilihat bahwa makna baru kata tersebut masih ada kaitannya dengan makna asli yang digunakan dalam bidang asalnya. Kata-kata tersebut digunakan dalam bidang lain secara metaforis, atau secara perbandingan. Seeperti kata menggarap dalam frase menggarap skripsi adalah digunakan secara metaforis sedangkan menggarap dalam frase menggarap sawah bukan secara metaforis. Jadi, makna kata yang digunkan bukan dalam bidnagnya itu makna yang digunakan di dalam bidang asalnya masih berada dalam poliseminya karenaa makna-makna tersebut masih saling berkaitan atau masih ada persaman antara makna yang satu dengan makna yang lain. 17 4. Adanya asosiasi Kata-kata yang digunakan di luar bidangnya, seperti dibicarakan di atas masih ada hubungannya atau pertautan maknanya dengan makna yang digunakan pada bidang asalnya. Misalnya kata mencatut berasal dari bidang atau lingkungan perbengkelan dan pertukangan mempunyai makna’bekerja dengan menggunakan catut’. Seperti mencabut paku dengan mudah. Berbeda dengan perubahan makna yang terjadi sebagai akibat penggguna dalam bidang yang 17 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h.135. 13 lain, makna baru muncul adalah berkaitan dengan hal atau peristiwa lain yang berkaitan dengan kata tersebut. Contoh kata amplop yang berasal dari bidang administrasi atau surat menyurat, maka asalnya adalah ’sampul surat’. Amplop itu selain biasa dimasukkan tetapi bisa pula dimasukkan benda lain, misalnya uang. Seperti dalam kalimat beri aja amplop maka urusan pasti beres. Kata amplop disitu bermakna ’uang’ sebab kata amplop yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak berisi apa-apa, melainkan uang sebagai sogokan. Asosiasi antara amplop dengan uang ini adalah berkenaan dengan wadah. Jadi menyebut wadahnya yaitu amplop tetapi yang dimaksud adalah isinya, yaitu uang. 5 Pertukaran tanggapan indera Dalam penggunaan bahasa banyak kasus pertukaran tanggapan antara indra yang satu dengan indra yang lainya. Misalnya rasa pedas yang seharusnya ditanggap oleh alat perasa lidah, tertukar menjadi ditanggap oleh alat indra pendengaran seperti tampak pada ujaran kata-katanya cukup pedas. Pertukaran alat indra penanggap, biasa disebut dengan istilah sinestesia. Istilah ini berasal dari bahasa yunani sun artinya’sama’ dan aisthetikas artinya ’tampak’. 18 6 Perbedaan tanggapan Unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai makna leksikal yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma kehidupan di dalam masyarakat, maka banyak kata yang memiliki nilai rasa rendah atau kurang mengenakan dan ada juga yang memiliki nilai rasa tinggi atau mengenakan. Kata-kata yang nilainya merrosot menjadi rendah biasanya disebut dengan penoratif, sedangkan kata-kata yang nilainya naik menjadi tinggi disebut dengan amelioratif. Contoh kata bini dianggap peyoratif, sedangkan kata istri disebut dengan amelioratif. Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan dengan 18 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 137-138. 14 perkembangan budaya dan kemasyarakatan dapat memungkinkan terjadinya perubahan nilai rasa peyoratif atau amelioratif sebuah kata. 7 Adanya penyingkatan Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau ungkapan yang karena sering digunakan, maka kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan orang sudah mengerti maksudnya. Contonhya kalau dikatakan ayahnya meninggal tentu maksudnya adalah meninggal dunia. Bentuk meninggal merupakan singkatan dari ungkapan meninggal dunia. Penyingkatan ini bukanlah peristiwa perubahan makna yang terjadi, sebab makna atau konsep itu tetap, yang terjadi adalah perubahan bentuk kata. 8 Proses gramatikal Terjadinya proses gramatikal yaitu dengan adanya afiksasi, reduplikasi dan komposisi gabungan kata akan meyebabkan pula terjadinya perubahan makna. Akan tetapi dalam hal ini yang terjadi sebenarnya bukan perubahan makna, sebab bentuk kata itu sudah berubah sebagai hasil proses gramatikal. 19 9 Pengembangan istilah Salah satu upaya dalam pengembangan atau pembentukan istilah baru adalah dengan memanfaatkan kosakta bahasa Indonesia yang ada dengan memberi makna baru, entah dengan menyempitkan makna kata tersebut, meluaskan atau memberi makna baru. Contoh kata papan 19 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 139-140. 15 yang semula bermakna ’lempengan kayu besi,dan sebagainya tipis, kini diangkat menjadi istilah untuk makna perumahan. 20 Dari beberapa faktor di atas, secara sinkronis disebutkan bahwa makna kata tidak akan berubah, sedangkan secara diakronis makna kata akan ada kemungkinan bisa berubah. Di bawah ini akan disebutkan beberapa jenis perubahan makna, yaitu: a. Meluas Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena faktor menjadi memiliki makna-makna lain. 21 b. Menyempit Perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. c. Perubahan total Perubahan total adalah perubahan sebuah makna kata dari makna asalnya. d. Penghalusan eufemia Penghalusan terjadi ketika sebuah makna kata mengalami perubahan makna yang meluas, menyempit, atau berubah secara total. e. Pengasaran Pengasaran yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. 22

D. Preposisi ﻰ dalam Bahasa Arab