Jenis-jenis penerjemahan Metode Penerjemahan

Tsa. Dengan demikian, idealnya adalah Tsa yang disampaikan berisi pesan yang sepadan dengan TSu. 32 Menurut Nida dan Taber penerjemahan adalah suatu pengalihan yang terdapat dalam bahasa sumber bahasa sasaran dengan mencari padanan yang terdekat, yaitu dari segi makna dan gaya. 33 Catford berpendapat bahwa penerjemah adalah the reflacement of textual material in one language SL by equivalent textual material in another language TL mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran. 34 Sedamgkan menurut Newmark penerjemahan adalah translation is a craft consisting in the attempt to reflace a written message andor statement in one language by the same message andor statement in another language Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk mengganti suatu pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain. 35 Dari beberapa pendapat di atas tentang penerjemahan dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan dari bahasa satu kedalam bahasa lain dengan mempertimbangkan aspek-aspek makna, gramatikal, gaya bahasa dan aspek sosial budaya.

2. Jenis-jenis penerjemahan

Menurut Roman Jakobson sebagaimana yang dikutip oleh Nurmufid penerjemahan menurut bentuknya terbagi menjadi tiga, yaitu: a Penerjemahan inter bahasa, b Penerjemahan antar bahasa, c Penerjemahan antar simbol atau transferensi. 32 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya, 2006, h. 24. 33 Eugene A. Nida dan Charles R. Raber, The Theory and Practice of Translation, Leiden: UBS, 1974, h. 1. 34 J.c. Catford, A Linguistic Theory of Translation, London: Oxford University Pres, 1965, h. 20. 35 Peter Newmark, Approaches to Translation, London: Pergamon Press, 1981, h.7. 22 Penerjemahan inter bahasa disebut juga dengan syighat bi alfadz ukhra mengungkapkan kalimat dengan redaksi yang berbeda yaitu menjelaskan kata-kata dalam bahasa yang sama akantetapi berbeda dalam pengungkapan. Penerjemahan antar bahasa disebut juga dengan terjemah hakiki yaitu menjelaskan kata-kata atau simbol-simbol bahasa dengan simbol lain dari bahasa yang berbeda. Penerjemahan antar simbol atau transferensi yaitu menerjemahkan simbol bahasa yang berupa kata-kata dengan simbol lain. 36 Sebuah penelitian penerjemahan tidak akan terlepas dari metode yang telah ada, menurut Newmark ada delapan metode penerjemahan, yaitu: 1. Penerjemahan kata demi kata, 2 Penerjemahan harfiah, 3 Penerjemahan setia, 4 Penerjemahan semantis, 5 Penerjemahan adaptasi saduran, 6 Penerjemahan bebas, 7 Penerjemahan idiomatis, 8 Penerjemahan komunikatif. 37 Lebih jelas lagi di bawah ini akan di paparkan satu persatu tentang metode penerjemahan.

3. Metode Penerjemahan

a Penerjemahan kata demi kata Penerjemahan kata demi kata adalah suatu jenis penerjemahan yang pada dasarnya masih sangat terikat pada tataran kata. Dalam melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata bahasa sumber dalam bahasa sasaran, tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya. Metode penerjemahan ini lebih fokus kepada susunan kalimat Tsu. b Penerjemahan harfiah 36 Nur Mufid, Kaserun As Rahman, Buku Pintar Menerjemahkan Arab Indonesia Cara Paling Tepat, Mudah, Kreatif, Surabaya: Pustaka Progresif, 2007, cet.pertama, h. 9-10. 37 Nur Mufid, Kaserun As Rahman, Buku Pintar Menerjemahkan Arab Indonesia Cara Paling Tepat, Mudah, Kreatif, Surabaya: Pustaka Progresif, 2007, cet.pertama, h.76. 23 Penerjemahan harfiah terletak antara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas. Penerjemahan harfiah hampir sama dengan penerjemahan kata demi kata, akan tetapi penerjemahan harfiah lebih menyesuiakan dengan susuan kata dalam kalimat terjemahannya yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran. Dalam metode ini, penerjemahan harfiah masih mempertahankan kata-kata dan gaya bahasa Tsu dalam Tsa. c Penerjemahan setia Penerjemahan setia artinya penerjemahan yang dilakukan dengan mempertahankan aspek- aspek yang ada, sehingga kita masih melihat kesetiaan pada segi bentuknya. d Penerjemahan semantis Penerjemahan semantis terfokus pada pencarian padanan pada tataran kata dengan tetap terikat pada budaya bahasa sumber. Berdasarkan teori diatas, maka penerjemahan yang sesuai untuk padanan preposisi ini adalah penerjemahan semantis, karena penerjemahan memberikan kebebasan dalam makna yang menyesuaikan dengan kalimat yang ada. Akan tetapi tidak terlepas dengan sumbernya. e Penerjemahan adaptasi saduran Metode adaptasi ini lebih mementingkan isi pesan, sedangkan bentuk disesuaikan dengan kebutuhan pembaca dalam Bsa. Metode penerjemahan ini biasanya digunakan untuk penerjemahan film, drama atau puisi. f Penerjemahan bebas Penerjemahan bebas ini biasanya berbentuk parafrase yang dapat lebih panjang atau lebih pendek dari aslinya. Metode penerjemahan ini hampir sama dengan metode adaptasi, akan tetapi metode ini lebih mementingan isi pesan agar pembaca mengerti tentang penerjemahan tersebut. g Penerjemahan idiomatis 24 Penerjemahan idiom mengupayakan penemuan padanan istilah, ungkapan, dan idiom dari pada yang tersedia dalam Bsa. Metode ini sering mengunakan kesan keakraban dan ungkapan idomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. h Penerjemahan komunikatif Penerjemahan komunikatif ini berupaya memberikan makna kontekstual yang sedemikian rupa, agar dapat dimengerti oleh pembaca.

BAB III SEKILAS TENTANG BUKU TERJEMAHAN QURRAH AL-’UYÛN

OLEH MOH.AFANDI Dalam buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn ini menarik untuk dibaca, dipelajari dan bahkan dipraktekan ketika sudah berumah tangga. Dalam buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn berisis tentang suatu etika perkawinan, kitab ini sangat detail menyinggung masalah-masalah ’dalam’ dari hubungan suami-istri. Di dalam buku terjemahan ini ada beberapa etika dalam berhubungan antara suami dan istri. Qurrah al-‘Uyûn merupakan khazanah kitab kuning yang termasyhur di pesantren tradisional, sebuah panduan untuk menakhodai bahtera rumah tangga dan menuntun langkah dalam menelusuri lika-liku kehidupan seksual. Mulai dari keutamaan menikah, memilih jodoh yang sesuai, adab bersetubuh dengan pasangan, posisi-posisi sanggama yang paling nikmat, hingga pentingnya puncak kepuasan dicapai secara bersamaan oleh suami-istri. Qurrah al-‘Uyûn juga membahas hal ihwal terkait walimah, waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan, saat paling pas untuk bersetubuh, nasihat agar suami-istri saling menyayangi, serta tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak. Dengan kandungan yang 25