Uji Homogenitas Pengujian Persyaratan Analisis
51 Adanya interaksi antara kedua variabel di atas, perlu dilihat pengaruh skor
rata-rata sampel yang telah memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih baik, sehingga perlu uji lanjutan dengan menggunakan uji Tuckey. Pengujian lanjutan
dengan uji Tuckey didasarkan pada sel setiap sampel anava memiliki ukuran sampel yang sama pula. Berikut ini diberikan hasil anava dengan faktorial 2 x 2
hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 yaitu:
Tabel 22. Ringkasan Hasil Uji Lanjutan dengan Uji Tuckey Kelompok Mahasiswa
Yang Dibadingkan Q hitung
Q tabel
= 0.05 = 0.01
Kt T dengan Eks T Kt T dengan Eks R
Kt T dengan Kt R Eks T dengan Eks R
Eks T dengan Kt R Kt R dengan Eks R
6,303 4,347
14,781 2,956
8,478 11,435
3,79 3,79
3,79 3,79
3,79 3,79
4,70 4,70
4,70 4,70
4,70 4,70
sangat signifikan tidak signifikan
Keterangan: Kt T = Kelompok Mahasiswa dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
yang memiliki minat baca tinggi. Kt R = Kelompok Mahasiswa dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
yang memiliki minat baca rendah. Eks T = Kelompok Mahasiswa dengan pendekatan pembelajaran ekspositori
yang memiliki minat baca tinggi. Eks R = Kelompok Mahasiswa dengan pendekatan pembelajaran ekspositori
yang memiliki minat baca rendah.
52 Dengan memperhatikan perbandingan nilai kritis untuk beda rata-rata Kt T
dengan Eks T didapat Q
hitung
= 6,603 dengan nilai Q
tabel 5
= 3,79 ternyata Q
hitung
Q
Tabel
sehingga dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Mahasiswa yang mempunyai minat baca tinggi yang diajar dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran ekspositori. Dalam hal ini perbedaan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar Pendidikan
Matematika SD Kelas Tinggi kelompok Mahasiswa yang mempunyai minat baca tinggi yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual yang
mempunyai rata-rata = 19,64 dan hasil belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori yang
mempunyai rata-rata =17,714. Kemudian nilai kritis untuk beda rata-rata Kt T dengan Eks R didapat
Q
hitung
= 4,347 dengan nilai Q
Tabel 5
= 3,79 ternyata Q
hitung
Q
tabel
sehingga dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Mahasiswa yang
diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk minat baca tinggi dengan kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan
pembelajaran ekspositori untuk minat baca rendah. Dalam hal ini perbedaan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi
kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk minat baca tinggi mempunyai rata-rata 19,64 dan untuk
kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori untuk minat baca rendah mempunyai rata-rata sebesar 16,78
Kemudian nilai kritis untuk beda rata-rata Kt T dengan Kt R didapat Q
hitung
= 14,781 dengan nilai Q
tabel 5
= 3,79 ternyata Q
hitung
Q
tabel
sehingga dapat
53 dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Mahasiswa yang diajar
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan minat baca tinggi dan minat baca rendah. Dalam hal ini perbedaan hasil belajar dapat dilihat dari hasil
belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk minat baca
tinggi mempunyai rata-rata 19,64 dan untuk minat baca rendah mempunyai rata- rata sebesar 15,42.
Selanjutnya nilai kritis untuk beda rata-rata Eks T dengan Eks R didapat Q
hitung
= 2,956 dengan nilai Q
tabel 5
= 3,79 ternyata Q
hitung
Q
tabel
sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Mahasiswa
yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori dengan minat baca tinggi dan minat baca rendah. Dalam hal ini perbedaan hasil belajar dapat
dilihat dari hasil belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori untuk
minat baca tinggi mempunyai rata-rata 17,71 dan untuk minat baca rendah mempunyai rata-rata 16,78.
Selanjutnya nilai kritis untuk beda rata-rata Eks T dengan Kt R didapat Q
hitung
= 8,478 dengan nilai Q
tabel 5
= 3,79 ternyata Q
hitung
Q
tabel
sehingga dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Mahasiswa yang
diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori untuk minat baca tinggi dan kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual untuk minat baca rendah. Dalam hal ini perbedaan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi kelompok
Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori untuk
54 minat baca tinggi mempunyai rata-rata 17,71 dan hasil belajar Pendidikan
Matematika SD Kelas Tinggi kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk minat baca rendah mempunyai rata-
rata 15,42. Selanjutnya nilai kritis untuk beda rata-rata Kt R dengan Eks R didapat
Q
hitung
= 11,43 dengan nilai Q
tabel 5
= 3,79 ternyata Q
hitung
Q
tabel
sehingga dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Mahasiswa yang
diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk minat baca rendah dan kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan
pembelajaran ekspositori untuk minat baca rendah. Dalam hal ini perbedaan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi
kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk minat baca rendah mempunyai rata-rata =15,42 dan hasil
belajar Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi kelompok Mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori untuk minat baca
rendah mempunyai rata-rata = 16,78.