Postnasal drip; 3 sakit kepala; 4 nyerikongestirasa tertekan pada wajah; 5 kelainan penciuman hiposmiaanosmia; 6 demam hanya pada durasi akut;
7 keluar sekret hidung yang purulendiscoloured. Gejala
minornya terdiri
dari: 1
sakit kepala;
2 demam
semua nonakut rinosinusitis; 3 halitosis nafas berbau; 4 lemah; 5 sakit gigi; 6 batuk; dan 7 sakitsensasi penuhterasa tekanan di telinga.
Menurut Rosenfeld, 2007, gejala klinis juga dapat dikategorikan kepada gejala subjektif dan gejala objektif. Gejala subjektif terdiri dari: 1 nyeri; 2 sakit
kepala; 3 nyeri pada penekanan; dan 4 gangguan penciuman manakala gejala objektif terdiri dari: 1 pembengkakan serta edema; dan 2 sekret dari nasal.
2.4.6 Faktor prediposisi
Antara faktor resiko yang dapat menyebabkan rinosinusitis ialah penyakit asma,
upper respiratory
tract infection,
riwayat alergi,
merokok, ketidakseimbangan hormon kehamilan, diabetes mellitus, inhalasi bahan irritant
cocaine, iatrogenic eg. nasogastric tubes, mechanical ventilation, sakit gigi trauma, infeksi, aktiviti sukan berenang, meyelam, obstruksi mekanis variasi
anatomis, nasal polip, riwayat trauma hidung, pipi, dan immunosupresi
Rosenfeld, 2007.
2.4.7 Diagnosis
Penyakit rinosinusitis dapat didiagnosis menerusi gambaran klinis, rinoskopi anterior, endoskopi nasal, pemeriksaan mikrobiologi, foto polos kavitas
nasal dan sinus paranasalis, tomografi komputer, pencitraan magnetik resonansi. Gambaran klinis pasien rinosinusitis akut dan kronis dapat dikategorikan
menjadi pada penderita dewasa dan anak yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tab el 2.1 Kriteria rinosinusitis akut dan kronik pada anak dan dewasa menurut
International Conference on Sinus Disease 1993 2004 Kennedy, 1995
No Kriteria
Rinosinusitis akut Rinosinusitiskronik
Dewasa Anak
Dewasa Anak
1 Lama gejala dan
tanda 12 minggu
12 minggu 12 minggu 12
minggu 2
Jumlah episode serangan akut,
masing-masing berlangsung
minimal 10 hari 4 kalitahun 6 kalitahun 4 kali
Tahun 6kali
tahun
3 Jumlah episode
serangan akut, masing-masing
berlangsung minimal 10 hari
Dapat sembuh sempurna dengan pengobatan
medikamentosa Tidak dapat sembuh
sempurna dengan pengobatan
medikamentosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fizik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fizik dengan rinoskopi anterior dan
posterior, pemeriksaan nasoendoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khas adalah pus di meatus medius atau di daerah
meatus superior Mangunkusumo, 2007. Rinoskopi anterior adalah alat dasar untuk pemeriksaan fizik yang paling
spesifik yang berkaitan dengan keadaan patologis pada daerah sinunasal. Pemeriksaan ini tepat untuk mengevaluasi pasien sebelum dan sesudah pemakaian
dekongestan topikal. Sebelum dekongesti, pemeriksa mengevaluasi permukaan anterior nasal. Biasanya hanya setelah dekongesti, middle turbinate dapat
divisualisasi secara jelas Benninger, 2003. Endoskopi nasal memainkan peranan yang penting dalam mendiagnosis
rinosinusitis, endoskopi nasal juga dapat membantu dalam pemberian terapi yang tepat. Sebilangan besar dokter menggunakan endoskopi nasal karena alasan yang
berikut: 1 gejala-gejala pasien saja tidak dapat menjadi patokan untuk mendiagnosis rinosinusitis; 2 endoskopi merupakan fasilitas diagnostik yang
lebih baik dan dapat mendeteksi kelainan yang tidak diketemukan pada saat
anamnesis, pemeriksaan mahupun pemeriksaan pencitraan; 3 perubahan warna hijau kekuningan tampak pada permukaan nasal; dan 4 kultur endoskopi berguna
untuk organisme yang menyebabkan rinosinusitis Rosenfeld, 2007. Pemeriksaan mikrobiologi merupakan biakan dari hasil yang berasal dari
hidung bagian posterior dan nasofaring biasanya lebih akurat dibandingkan dengan biakan hidung bagian anterior. Namun demikian, pengambilan biakan
hidung bagian posterior juga lebih sulit. Biakan bakteri spesifik pada sinusitis dilakukan dengan mengaspirasi pus dari sinus yang terkena. Pemeriksaan ini
sering dilakukan untuk mencari antibiotik yang sesuai untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit ini Brown, 2008.
Foto polos rongga sinus dan sinus paranasalis untuk rinosinusitis menunjukkan gambaran berupa: 1 penebalan mukosa; 2 opasifikasi sinus
berkurangnya pneumatisasi; 3 gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi pus yang dilihat pada foto waters. Bagaimanapun juga, harus ingat
bahawa foto polos ini memiliki kekurangan dimana foto polos gagal menunjukkan anatomi sinus yang diperlukan dan gagal menunjukkan peradangan uang meluas
Rosenfeld, 2007. Tomografi komputer adalah pemeriksaan yang dapat memberikan
gambaran yang paling baik akan adanya kelainan pada mukosa dan variasi anatomi tulangnya yang relevan untuk mendiagnosis sinusitis kronis mahupun
akut. Walaupun demikian, harus ingat bahwa tomografi komputer menggunakan dosis radiasi yang sangat besar, yang berbahaya bagi mata Rosenfeld, 2007.
2.4.8 Pemeriksaan tomografi komputer