43
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka konsep
Dalam penelitian ini, yang diamati adalah angka kejadian rinosinusitis, jumlah pasien yang dirujuk untuk pemeriksaan tomografi komputer, umur, jenis
kelamin, lokasi sinus yang terinfeksi, jumlah sinus yang terinfeksi, dan komplikasi yang timbul akibat dari rinosinusitis. Kerangka konsep mengenai
karekteristik gambaran tomografi komputer sinus paranasalis pada pasien rinosinusitis:
Gambar 3.1: Kerangka konsep karekteristik gambaran tomografi komputersinus paranasalis pada pasien rinosinusitis
. Rinosinusitis
Data klinis Data radiologis
- umur pasien - jenis kelamin
- lokasi sinus - Jumlah sisi sinus
- Komplikasi
3.2 Variabel penelitian 3.2.1 Variabel independen
Pasien yang didiagnosa rinosinusitis dan dirujuk untuk pemeriksaan tomografi
komputer.
3.2.2 Variabel dependen
Data rekam medis pasien rinosinusitis yaitu jumlah pasien rinosinusitis yang dirujuk untuk tomografi komputer sinus paranasalis, umur, jenis kelamin,
lokasi sinus yang terinfeksi, jumlah sisi sinus yang terinfeksi, dan komplikasi.
3.3 Definisi operasional
Penelitian ini adalah berdasarkan data sekunder yaitu berdasarkan rekam medis alat ukur pasien. Hasil penelitian setiap rumusan masalah
hasil ukur dalam penelitian ini dikategorikan dan akan dibahaskan dan dibandingkan
dalam bentuk persentase. Penelitian dilakukan untuk mengambarkan karesteristik gambaran tomografi komputer sinus paranasalis pada
pasien rinosinusitis di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012. Peneliti akan mengelompokan data yang diperoleh dari rekam medis kepada data klinis
dan data radiologis. Data klinis terdiri daripada jumlah pasien rinosinusitis yang dirujuk untuk tomografi komputer sinus paranasalis, umur pasien dan jenis
kelamin pasien. Data radiologis terbagi kepada lokasi sinus yang terinfeksi, jumlah sisi sinus yang terinfeksi, faktor predisposisi dan komplikasi rinosinusitis.
3.3.1Umur pasien
Umur pasien adalah jumlah tahun hidup, yaitu sejak lahir sampai didiagnosis menderita rinosinusitis yang dinyatakan dalam satuan tahun. Umur
dikelompokkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Prasetyo 2013: 1 0 – 15 tahun; 2 16 – 30 tahun; 3 31 – 45 tahun; 4 46 – 60 tahun; 5 60
tahun. - Cara ukur :
membaca rekam medis - Alat ukur
: rekam medis
- Hasil ukur : Umur pasien dalam penelitian ini
dikategorikanmenjadi: 1 0 – 15 tahun
2 16 – 30 tahun 3 31 – 45 tahun
4 46 – 60 tahun 5 60 tahun
- Skala ukur : ordinal
3.3.2 Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah sifat jasmani yang membedakan dua makluk sebagai laki-laki dan perempuan. Penilaian karekteristik ini dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu laki- laki dan perempuan. - Cara ukur
: membaca rekammedis - Alat ukur
: rekam medis -Hasil ukur
: Jenis kelamin dalam penelitian ini dikategorikan menjadi:
1. Laki-laki 2. Perempuan
- Skala ukur : nominal
3.3.3 Lokasi sinus yang terinfeksi
Lokasi sinus yang terlibat adalah rongga sinus yang mengalami kelainan pada pasein rinosinusitis. Anatomi sinus maksilaris menyebabkan ia mudah
terinfeksi. Dasar sinus maksilaris terletak lebih rendah dari ostium sehingga ia bergantung penuh kepada pergerakan silia untuk mengeluarkan kuman dan benda
asing. Selain itu, prosesus alveolaris adalah dasar sinus maksilaris, dimana ia menempatkan akar gigi premolar dan molar atas, sehingga infeksi akar gigi dapat
mengakibatkan bakteri sebar melalui pembuluh darah Mangunkusumo dan Soetjipto, 2007. Sinus etmoidalis dan sfenoidalis bermuara
melalui resesus sfenoetmoidalis dan keluar melalui meatus nasi superior.
Gangguan drainase dan ventilasi pada sinus ini akan mengakibatkan rinosinusitis. Penilaian karakteristik dikelompokan seperti dibawah bagi mengetahui total sinus
yang terinfeksi kerana seorang pasien rinosinusitis bisa terinfeksi satu sinus paranasalis single rinosinsusitis, terinfeksi dua atau lebih, sinus paranasalis
multirinosinusitis atau terinfeksi seluruh sinus paranasalis pansinusitis Rosenfeld, 2007.
Pembagian lokasi sinus adalah berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dalimunthe 2012, yaitu sinusitis maksilaris; sinusitis etmoidalis;
sinusitis sfenoidalis; sinusitis frontalis; sinusitis maksilaris serta etmoidalis; sinusitis maksilaris serta sfenoidalis; sinusitis maksilaris serta frontalis; sinusitis
etmoidalis serta sfenoidalis; sinusitis etoidalis serta frontalis; sinusitis sfenoidalis dan frontalis; sinusitis maksilaris serta etmoidalis dan sfenoidalis; sinusitis
maksilaris serta etmoidalis dan frontalis; sinusitis etmoidalsi serta sfenoidalis dan frontalis; dan sinusitis maksilaris serta etmoidalis, sfenoidalis dan frontalis.
- Cara ukur : membaca rekam medis - Alat ukur : hasil tomografi komputer scan SPN
- Hasil ukur : Lokasi sinus dalam penelitian ini dikategori menjadi: 1. sinusitis maksilaris
2. sinusitis etmoidalis 3. sinusitis sfenoidalis
4. sinusitis frontalis 5. sinusitis maksilaris serta etmoidalis
6. sinusitis maksilaris serta sfenoidalis 7. sinusitis maksilaris serta frontalis
8. sinusitis etmoidalis serta sfenoidalis 9. sinusitis etoidalis serta frontalis
10. sinusitis sfenoidalis dan frontalis 11. sinusitis maksilaris serta etmoidalis dan sfenoidalis
12. sinusitis maksilaris serta etmoidalis dan frontalis 13. sinusitis etmoidalsi serta sfenoidalis dan frontalis
14. sinusitis maksilaris serta etmoidalis,sfenoidalis dan frontalis
- Skala ukur : norminal
3.3.4 Jumlah sisi sinus yang terinfeksi
Jumlah sisi sinus yang terlibat adalah jumlah rongga sinus yang mengalami kelainan pada pasein rinosinusitis. Penilaian dikelompokan menjadi
- Unilateral – jika ditemukan keterlibatan satu sisi sinus paranasalis - Bilateral – jika diketemukan keterlibatan pada kedua sisi sinus paranasalis
Mangunkusomo, 2007. - Cara ukur : membaca rekam medis
- Alat ukur : rekam medis - Hasil ukur : Jumlah sisi sinus yang terinfeksi dikategorikan menjadi :
1. unilateral 2. bilateal
- Skala ukur : norminal
3.3.5 Komplikasi
Penyakit lain yang bisa timbul yang diakibatkan oleh rinosinusitis. Antaranya ialah kelainan pada orbita, kelainan intrakranial, kelainan tulang,
mukokel, piokel,dan kelainan paru Rosenfeld, 2007. - Cara ukur
: membaca rekam medis
- Alat ukur :
rekam medis
- Hasil ukur : Komplikasi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi:
1. kelainan pada orbita 2. kelainan intrakranial
3. kelainan tulang 4. mukokel
5. piokel 6. kelainan paru
- Skala ukur : nominal
48
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional untuk melihat karekteristik gambaran tomografi komputer sinus paranasalis pada
pasien rinosinusitis di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2012. Besarnya sampel pada penelitian ini adalah semua pasien rinosinusitis yang telah melakukan
pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasalis di RSUP Haji Adam Malik total sampling.
4.2 Waktu dan tempat penelitian 4.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa RSUP Haji Adam Malik
Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan juga merupakan rumah sakit rujukan yang memiliki data rekam medis yang baik.
Penelitian ini telah dilakukan di Departemen THT RSUP Haji Adam Malik, dan Departemen Radiologi RSUP Haji Adam Malik, Medan.
4.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini bermula dari bulan Maret 2014 hingga Desember 2014 yaitu dimulai dengan persiapan proposal, pembacaan presentasi proposal, pengambilan
dan pengolahan data sehingga pembacaan penelitian. Data diambil dari rekam medis pasien rinosinusitis di RSUP Haji Adam Malik dari Januari 2012 hingga
Desember 2012.
4.3 Populasi, sampel dan teknik sampling 4.3.1 Populasi Penelitian
Penelitian ini adalah seluruh data pasien rinosinusitis yang datang ke Departemen THT, RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2012. Populasi target
adalah rekam medis pasien rinosinusitis yang telah dirujuk ke Departemen Radiologi, RSUP Haji Adam Malik untuk pemeriksaan tomografi komputer sinus
paranasalis.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah penderita rinosinusitis yang dilakukan tomografi komputer sinus paranasalis di RSUP Haji Adam Malik pada tahun
2012. Pengambilan sampel adalah berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi penelitian ini ialah pasien rinosinusitis yang dirujuk untuk
pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasalis. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini ialah pasien dengan riwayat trauma, tumor, kista retensi dan kanker.
4.3.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan jumlah populasi Sugiyono, 2007.
4.4 Teknik pengumpulan data
Proses pengumpulan data dilakukan setelah mendapat rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan dan Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kemudian, data pasien diambil dari rekam medis di mana data yang digunakan adalah data pasien rinosinusitis yang
dirujuk untuk pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasalis pada tahun 2012 di RSUP Haji Adam Malik, Medan.
4.5 Metode pengolahan dan analisa data
Pengolahan dilakukan dengan cara menganalisa data pasien yang telah diambil dari rekam medis di RSUP Haji Adam Malik. Analisa data ini akan
dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer Windows SPSS Statistical Package for Social Science.
Pengolahan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan
langkah berikut : 1 Editing criteria, untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian antara yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian;
2 Coding karakter, untuk mengkuantifikasikan data kualitatif atau membedakan aneka Pemberian kode ini sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan
data, baik secara manual mahupun dengan menggunakan komputer; dan 3 Cleaning, pemeriksaan data yang telah dimasukkan ke dalm program komputer
guna menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan data.
4.6 Etika penelitian