Faktor Kondisi Fisik yang Mempengaruhi Kemampuan Lompat Jauh Latihan Fisik

commit to user 8 menekuk serta menjulurkan kedua kaki ke depan dan kedua lengan tetap ke depan untuk menjaga keseimbangan saat pendaratan.

a. Faktor Kondisi Fisik yang Mempengaruhi Kemampuan Lompat Jauh

Dalam melakukan suatu latihan harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi atau memberikan peran bagi tercapainya prestasi yang maksimal dalam cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh. Tamsir riyadi 1985: 95 menyatakan bahwa, “unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi dan keseimbangan”. Sedangkan menurut M. Sajoto 1988: 58, “komponen kondisi fisik diantaranya kekuatan,daya tahan endurance, daya ledak otot, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi”. Menurut Jonath U, Haag E, dan Krempel R 1987: 196 “Faktor teknik yang meliputi ancang-ancang, lepas tapak tahap melayang dan pendaratan”. Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa, untuk mencapai prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan teknik melompat. Ditinjau dari kondisi fisik, komponen fisik yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi lompat jauh antara lain daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelentukan, koordinasi. Sedangkan ditinjau dari teknik melompat meliputi awalan, tolakan, melayang di udara dan pendaratan.

b. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan cara atau metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan. Teknik lompat jauh merupakan hal terpenting dan harus dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri dari beberapa bagian yang commit to user 9 pelaksanaanya harus dirangkai secara harmonis dan tidak terputus-putus. Menurut Depdiknas 1992: 48-50 menyebutkan bahwa “karakteristik dalam lompat jauh gaya jongkok meliputi awalan, tumpuan atau tolakan, melayang, dan mendarat”. Untuk lebih jelasnya teknik dalam lompat jauh gaya jongkok akan diuraikan sebagai berikut. 1 Awalan Menurut Depdiknas 1992: 48 menyebutkan “awalan berfungsi untuk mendapatkan kecepatan berlari semaksimal mungkin sebelum mencapai balok tumpuan”. Sedangkan menurut Aip Syarifuddin 1992: 90 “awalan atau ancang- ancang adalah gerakan permulaan bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan lompatan”. Hal ini berarti, awalan merupakan tahap awal dalam lompat jauh. Sedangkan tujuan dari awalan ini adalah untuk mendapatkan kecepatan pada saat akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan, awalan yang benar merupakan syarat yang harus dilakukan untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk mencapai kecepatan yang maksimal menurut Depdiknas 1992: 48 biasanya awalan berjarak 30 sampai 40 meter.Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum satu kaki menumpu pada balok tolakan untuk mendapatkan dorongan ke depan pada waktu melompat. Menurut A. Hamidsyah Noer 2000: 72-73 memberikan petunjuk pelaksanaan awalan sebagi berikut: 1 Berdirilah di belakang tanda titik awalan anda. Berkonsentrasilah sejenak. 2 Berlarilah dengan cepat dengan irama yang tetap melaju balok tumpuan. 3 Sebelum ± 4 langkah dari balok tumpuan, berkonsentrasilah pada tumpuan tanpa mengurangi kecepatan. 4 Pada saat melakukan tumpuan badan agak condong ke belakang. Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus yang mengaturnya, namun hanya bersifat individual tergantung masing-masing pelompat. Depdiknas commit to user 10 1992: 48 menyebutkan “panjang langkah, jumlah langkah, dan kecepatan berlari dalam mengambil awalan harus selalu sama. Menjelang tiga sampai empat langkah sebelum balok tumpu, seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat tanpa mengurangi kecepatan”. 92: 48 menyebutkan “panjang langkah, jumlah langkah, dan kecepatan berlari dalam mengambil awalan harus selalu sama. Menjelang tiga sampai empat langkah sebelum balok tumpu, seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat tanpa mengurangi kecepatan”. Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang tinggi tanpa ada gangguan langkah yang diperkecil atau diperlebar untuk memperoleh ketepatan bertumpu pada balok tumpuan. Aip Syarifuddin 1992: 91 menyatakan “untuk menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat dua tanda checkmark antara permulaan akan memulai melakukan awalan dengan papan tolakan”. Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang tinggi tanpa ada gangguan langkah yang diperkecil atau diperlebar untuk memperoleh ketepatan bertumpu pada balok tumpuan. Aip Syarifuddin 1992: 91 menyatakan “untuk menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat dua tanda checkmark antara permulaan akan memulai melakukan awalan dengan papan tolakan”. Gambar 1. Awalan Lompat Jauh Gambar 1. Awalan Lompat Jauh Aip Syarifuddin,1992: 91 Aip Syarifuddin,1992: 91 2. Tumpuan 2. Tumpuan atau Tolakan Take-off Tumpuan merupakan perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Ketepatan pada balok tumpu serta besarnya tenaga tolakan yang dihasilkan oleh kaki, sangatlah menentukan bagi pencapaian hasil lompatan. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah akhir, sehinga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Tolakan dilakukan dengan menjejakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi Bak Pasir Papan tolak Tanda pertama Tanda kedua commit to user 11 papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar. Jes Jerver 1999: 35 menyatakan “maksud dari take off adalah mengubah gerakan lari menjadi suatu tompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus, sambil mempertahankan kecepatan horizontal semaksimal mungkin”. Depdiknas 1992: 49 menyebutkan bahwa “pada waktu menumpu, badan condong ke depan, titik berat badan harus terletak agak ke depan. Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat paa balok tumpu, segera diikuti dengan gerakan kaki yang diayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan berkisr antara 40º-50º”. Untuk mendapatkan daya dorong ke depan dan ke atas yang maksimal sebaiknya menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Ketepatan melakukan tumpuan akan menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu melewati balok tumpuan, mengakibatkan lompatan dinyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan. Tamsir Riyadi 1985: 96 teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut: a Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat. b Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang jangan berlebihan untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik sekitar 45º. c Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan. d Saat bertumpu kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas. Pandangan ke depan atas jangan melihat ke bawah. e Pada kaki ayun kanan diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk. Gambar 2. Sikap dan Gerakan Pada Waktu Akan Melakukan Tolakan Aip Syarifuddin, 1992: 92 commit to user 12

3. Melayang di Udara Sikap Badan Saat di Udara

Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka dengan posisi badan agak condong ke depan ia akan terangkat melayang di udara bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Menurut A. Hamidsyah Noer 2000: 74 “sikap saat melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi ke atas”. Sikap badan dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya tarik bumi”. Daya tarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat tubuh. Letak titik berat tubuh terletak kira- kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak belakang Sarwono 2008: 7 menyatakan bahwa “tarikan daya bumi merupakan salah satu penentang terbesar yang ditemui atlet. Untuk melayang di udara setinggi mungkin, memelihara keseimbangan tubuh, melempar jauh, semua memerlukan pemahaman mengenai tentang bagaimana daya tarik bumi bekerja”. Daya tarik bumi akan menarik atlet dengan berfokus pada titik berat tubuhnya. Salah satu usaha untuk mengurangi daya tari bumi tersebut adalah harus melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai ayunan kaki dengan kedua lengan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan yang dilakukan, maka akan semakin besar daya yang ditimbulkan. Hal ini mengakibatkan akan mengurangi daya tarik bumi yang ditimbulkan sehingga akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat tubuh melayang di udara. Dengan demikin akan didapat hasil lompatan yang lebih tinggi dan lebih jauh, karena kedua kecepatan ini akan mendapatkan perpaduan resultante yang menentukan lintasan gerak dari titik berat tubuh tersebut. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pada waktu pendaratan. A. Hamidsyah Noer 2000: 74 mengemukakan bahwa, “Pada saat melayang di udara keseimbangan harus dijaga jangan sampai terjatuh, bahkan kalau mungkin harus diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jarak jangkauan lompatan, usaha ini disebut gaya”. commit to user 13 Hal ini berarti, pada saat melayang di udara merupakan letak yang membedakan gaya dalam lompat jauh. Adapun cara melakukan sikap badan di udara menurut Depdiknas 1992: 49-50 sebagai berikut: a Sesaat setelah menumpu, kaki tumpu segera diluruskan selurus-lurusnya. b Mengangkat pinggul ke muka atas. c Diusahakan selama mungkin di udara dengan cara menjaga keseimbangan dan persiapan pendaratan. d Pada saat melayang di udara, kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. e Sikap tubuh saat melayang di tentukan oleh gaya dalam lompat jauh yaitu: gaya jongkok tuck style, gaya menggantung atau melenting hang style dan gaya berjalan di udara walking in the air. Untuk lebih jelasnya gerakan melayang di udara lompat jauh gaya jongkok disajikan pada gambar berikut: Gambar 3. Sikap Melayang di Udara gaya Jongkok Aip Syarifuddin, 1992:25

4. Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Pada waktu mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tangannya sejauh-jauhnya ke muka dengan tidak kehilangan keseimbangan badannya,agar tidak jatuh ke belakang. Untuk mengantisipasinya, commit to user 14 berat badan harus dibawa ke depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat dibantu dengan menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu menyentuh tanah, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga bagian atas agak menjadi tegak dan lengan mengayun ke depan. Menurut Aip Syarifuddin 1999: 95 teknik mendarat yaitu: “Pada waktu akan mendarat kaki dibawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan. Kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan ditekuk, berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan”. Untuk lebih jelasnya mengenai gerakan mendarat gaya jongkok dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh Soegito, 1992: 42

2. Hakikat Latihan

Untuk mencapai prestasi olahraga tentunya tidak datang begitu saja, tetapi harus melalui pengembangan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga melalui latihan yang baik dan teratur. Menurut Dare 1982 yang dikutip oleh Dwi Hatmisari Ambarukmi dkk 2007: 1 menyatakan “latihan adalah proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-prinsip commit to user 15 pendidikan secara teratur dan terncana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan”. Menurut A. Hamidsyah Noer 1996:6 “latihan merupakan suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Hal senada juga dikemukakan oleh Suharno HP 1993: 7 bahwa,”latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik dan mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya”. Menurut pendapat ketiga para ahli diatas mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasannya latihan adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang, secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periodik dan berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan jadwal, pola dan sistem serta metodik tertentu untuk mempersiapkan seorang atlet demi mencapai tujuan yaitu meningkatnya prestasi olahraga. Dalam pelaksanaan latihan tentunya aspek-aspek yang mendukung terhadap pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal agar tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud. Aspek-aspek latihan yang harus dilatih dan dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga menurut Rusli Lutan dkk 1992: 88 meliputi “1 latihan fisik, 2 latihan teknik, 3 latihan taktik, 4 latihan mental”. Dari keempat aspek tersebut dapat dilatih secara bersama-sama ataupun secara terpisah menurut tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, dalam suatu latihan penekanannya ditujukan pada peningkatan kemampuan fisik saja, maka latihan yang tersebut merupakan latihan fisik. Dalam penelitian ini akan dikaji mengenai latihan fisik.

a. Latihan Fisik

Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk mengembangkan faktor lainnya, sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang optimal. Latihan fisik adalah latihan yang menekankan pada komponen kondisi fisik tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. commit to user 16 M. Sajoto 1988: 57 menyatakan bahwa: Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan , baik peningkatannya, maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa setiap usaha peningkatan kondisi fisik, maka harus mengembangkan semua komponen tersebut. Walaupun perlu dilakukan dengan sistem prioritas , komponen apa yang perlu mendapat porsi latihan lebih besar dibanding komponen lain. Sesuai status yang diktahui, setelah komponen tersebut diukur dan dinilai. Latihan fisik pada prinsipnya adalah memberikan beban fisik pada tubuh secara teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikan rupa sehingga meningkatkan kemampuan di dalam melakukan kerja. Latihan fisik yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Berkaitan latihan fisik Andi Suhendro 1999: 3. 7 “latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk mengembangkan dn meningkatkan kondisi seseorang”. Menurut Harsono 1988: 153 menyatakan “latihan fisik merupakan usaha untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh sehingga mencapi prestasi yang lebih baik”. Berdasarkan dua pendapat di atas tersebut menunjukkan bahwa latihan fisik merupakan salah satu unsur latihan olahraga secara menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga serta meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan fisik dapat ditekankan pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu misalnya, power otot tungkai, maka latihan fisik harus lebih ditekankan pada peningkatan unsur-unsur kondisi fisik power otot tungkai. Latihan yang dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan karakteristik komponen kondisi fisik.

b. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

2 22 62

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK BOUNDING DAN DEPTH JUMP TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PABELAN KABUPATEN SEMARANG

1 10 73

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN SECARA TIDAK LANGSUNG DAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 57

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Squat Jump Terhadap Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Di SMK Negeri 1 Geneng.

0 2 10

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Squat Jump Terhadap Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Di SMK Negeri 1 Geneng.

0 2 14

PENDAHULUAN Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Squat Jump Terhadap Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Di SMK Negeri 1 Geneng.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Squat Jump Terhadap Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Di SMK Negeri 1 Geneng.

0 2 4

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP DENGAN LATIHAN BOX JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN PENINGKATAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA EXSTRAKURIKULER SISWA PUTRA SMA NEGERI 1 SIABU TAHUN 2012.

1 12 27

“PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN ANTARA FROG LEAPS DAN DOUBLE LEG BOX BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SMP NEGERI 4 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/ 2013”.

0 0 1

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK BOX JUMP DAN LEAPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SMK N 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN 2013.

0 1 17