commit to user 13
Hal ini berarti, pada saat melayang di udara merupakan letak yang membedakan gaya dalam lompat jauh. Adapun cara melakukan sikap badan di
udara menurut Depdiknas 1992: 49-50 sebagai berikut: a Sesaat setelah menumpu, kaki tumpu segera diluruskan selurus-lurusnya.
b Mengangkat pinggul ke muka atas. c Diusahakan selama mungkin di udara dengan cara menjaga keseimbangan
dan persiapan pendaratan. d Pada saat melayang di udara, kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi
badan berada dalam sikap jongkok. e Sikap tubuh saat melayang di tentukan oleh gaya dalam lompat jauh yaitu:
gaya jongkok tuck style, gaya menggantung atau melenting hang style dan gaya berjalan di udara walking in the air.
Untuk lebih jelasnya gerakan melayang di udara lompat jauh gaya jongkok disajikan pada gambar berikut:
Gambar 3. Sikap Melayang di Udara gaya Jongkok Aip Syarifuddin, 1992:25
4. Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang
harus dipahami oleh pelompat. Pada waktu mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tangannya sejauh-jauhnya ke muka dengan tidak kehilangan
keseimbangan badannya,agar tidak jatuh ke belakang. Untuk mengantisipasinya,
commit to user 14
berat badan harus dibawa ke depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat dibantu dengan menjulurkan tangan ke depan.
Pada waktu menyentuh tanah, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga bagian atas agak menjadi tegak dan
lengan mengayun ke depan. Menurut Aip Syarifuddin 1999: 95 teknik mendarat yaitu: “Pada waktu akan mendarat kaki dibawa ke depan lurus dengan jalan
mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan. Kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan
kedua lutut dibengkokkan ditekuk, berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan”.
Untuk lebih jelasnya mengenai gerakan mendarat gaya jongkok dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh Soegito, 1992: 42
2. Hakikat Latihan
Untuk mencapai prestasi olahraga tentunya tidak datang begitu saja, tetapi harus melalui pengembangan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga
melalui latihan yang baik dan teratur. Menurut Dare 1982 yang dikutip oleh Dwi Hatmisari Ambarukmi dkk 2007: 1 menyatakan “latihan adalah proses
penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-prinsip
commit to user 15
pendidikan secara teratur dan terncana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan”. Menurut A. Hamidsyah Noer 1996:6 “latihan
merupakan suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Hal senada juga dikemukakan oleh Suharno HP 1993: 7 bahwa,”latihan adalah suatu proses
penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik dan mental secara teratur, terarah,
meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya”. Menurut pendapat ketiga para ahli diatas mempunyai pengertian yang
hampir sama, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasannya latihan adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang, secara kontinyu
dengan peningkatan beban secara periodik dan berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan jadwal, pola dan sistem serta metodik tertentu untuk mempersiapkan
seorang atlet demi mencapai tujuan yaitu meningkatnya prestasi olahraga. Dalam pelaksanaan latihan tentunya aspek-aspek yang mendukung
terhadap pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal agar tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud. Aspek-aspek latihan
yang harus dilatih dan dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga menurut Rusli Lutan dkk 1992: 88 meliputi “1 latihan fisik, 2 latihan teknik, 3
latihan taktik, 4 latihan mental”. Dari keempat aspek tersebut dapat dilatih secara bersama-sama ataupun secara terpisah menurut tujuan yang ingin dicapai.
Sebagai contoh, dalam suatu latihan penekanannya ditujukan pada peningkatan kemampuan fisik saja, maka latihan yang tersebut merupakan latihan fisik. Dalam
penelitian ini akan dikaji mengenai latihan fisik.
a. Latihan Fisik