2.2.4 Unsur-Unsur Perjanjian
Dalam perjanjian terdapat tiga unsur penting yaitu: a.
Unsur Esensialia Perjanjian dibuat berdasarkan pada unsur-unsur pokok. Salah satu unsur
pokok tidak ada, maka perjanjian menjadi timpang, dan perjanjian dianggap tidak pernah ada dan tidak mempunyai akibat hukum. unsur esensialia dari
suatu perjanjian mewujudkan bentuk utuh dari suatu perjanjian, jika hal itu tidak dipenuhi, maka tuntutan terhadap pemenuhan perjanjian tidak dapat
diterima.
24
b. Unsur Naturalia
Unsur yang sudah diatur dalam undang-undang dan berlaku untuk setiap perjanjian, apabila para pihak tidak mengaturnya.
25
c. Unsur Aksidentalia
Suatu peristiwa yang dituangkan dalam suatu perjanjian yang nanti ada atau tidak ada peristiwa mana menjadi unsur aksidentalia mengikat para pihak.
26
2.1.5 Asas-Asas Dalam Perjanjian
Menciptakan keseimbangan dan memelihara hak-hak yang dimiliki oleh para pihak sebelum perjanjian yang dibuat menjadi perikatan yang mengikat bagi
para pihak, Kitab Undang-undang Hukum Perdata memberikan berbagai asas umum yang merupakan pedoman atau patokan serta menjadi batas atau rambu
dalam mengatur dan membentuk perjanjian yang akan dibuat, sehingga pada
24
Ketut Artadi Dan Dewa Nyoman Rai Asmara, op.cit, h.35.
25
Ketut Artadi Dan Dewa Nyoman Rai Asmara, loc.cit.
26
Ketut Artadi Dan Dewa Nyoman Rai Asmara, op.cit, h.36.
akhirnya menjadi perikatan yang berlaku bagi para pihak yang dapat dipaksakan pelaksanaanya atau pemenuhannya. Berikut asas-asas umum hukum perjanjian
yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata: a.
Asas Kebebasan Berkontrak Asas kebebasan berkontrak dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata, yang berbunyi: “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku bagi mereka yang membuatnya”. Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas
yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk: 1.
Membuat atau tidak membuat perjanjian 2.
Mengadakan perjanjian dengan siapapun 3.
Menentukan isi perjanjia, pelaksanaan, dan persyaratannya, dan 4.
Menentukan bentuk perjanjian yaitu tertulis atau lisan.
27
Asas kebebasan berkontrak ini, para pihak yang membuat dan mengadakan perjanjian diperbolehkan untuk menyusun dan membuat kesepakan
atau perjanjian yang melahirkan kewajiban apa saja, selama dan sepanjang prestasi yang wajib dilakukan tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang.
b. Asas Konsensualitas
Asas konsensualitas memperlihatkan kepada kita semua, bahwa pada dasarnya suatu perjanjian yang dibuat secara lisan antara dua orang atau lebih
telah mengikat, dan karenanya telah melahirkan kewajiban bagi salah satu pihak dalam perjanjian tersebut, segara setelah orang-orang tersebut mencapai
27
H. Salim, H.Abdullah, Dan Wiwiek Wahyuningsih, op.cit, h.2
kesepakatan tersebut telah tercapai secara lisan semata karena perjanjian tidak harus memerlukan formalitas.
Ketentuan tentang asas konsensualitas dapat ditemui juga dalam Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yaitu syarat-syarat perjanjian yang
salah satunya kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.
28
c. Asas Personalitas
Asas ini diatur dan dapat kita temukan dalam ketentuan Pasal 1315 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan:
“Pada umumnya tak seorang pun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu
perjanjian yang dibuat oleh seorang dalam kapasitasnya sebagai individu, subjek hukum pribadi, hanya akan berlaku dan mengikat untuk
dirinya sendiri’. Dari rumusan tersebut pada dasarnya suatu perjanjian yang dibuat oleh
subjek hukum pribadi hanya berlaku dan mengikat untuk dirinya sendiri.
29
d. Asas Pacta Sunt Servada
Asas Pacta Sunt Servada disebut juga dengan asas kepastian hukum, asas ini berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas Pacta Sunt Servada dapat
disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang berbunyi “perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undang”.
30
28
Ketut Artadi Dan Dewa Nyoman Rai Asmara, op.cit, h.48.
29
Kartini Muljadi Dan Gunawan Widjadja, 2010, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT. Raja Grafindo Perdasa, Jakarta. h.14.
30
H. Salim, H.Abdullah, Dan Wiwiek Wahyuningsih, loc.cit.
2.2 Tinjaun Umum Tentang