memberikan hak pada operator atau pelaksana untuk membangun sebuah saran dan prasarana serta mengoperasikannya untuk jangka waktu tertentu dan
mengambil seluruh atau sebagian keuntungan dan pada akhir masa kontrak harus mengembalikan proyek tersebut pada pemilik proyek. Apabila semuanya berjalan
sesuai dengan rencana maka pada akhir masa kontrak, atau pada saat proyek tersebut harus dikembalikan pada pemerintah maka kontraktor telah mendapatkan
kembali semua biaya yang telah dikeluarkannya ditambah dengan sejumlah keuntungan yang diharapkan dari proyek tersebut.
34
Build Operate And Transfer merupakan salah stau jenis kerja sama pemerintah dengan pihak swasta dalam penyediaan . Dalam Keputusan Presiden
No. 7 Tahun 1998 Tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta Dalam Pembangunan DanAtau Pengelolaan Infrastruktur menyebutkan jenis
perjanjian kerjasama yang meliputi dua kelompok perjanjian. Jenis perjanjian kerjasama dalam pengelolaan infrastruktur, dibedakan dari
segi: a.
Tariff, ongkos biaya, dan sewa, yang meliputi jenis perjanjian Build Operate And Transfer BOT, Build Own Transfer BOO , Develop
Operate Transfer DOT, Rehabilitate Operate Transfer ROT, Rehabilitate Operate Own ROO
b. Jadwal pembayaran amortisasi, yang meliputi jenis perjanjian Build
Transfer, Build Lease And Transfer BLT dan Build Transfer And Operate BTO.
35
2.2.2 Keuntungan Dan Kerugian Buil, Operate, And Transfer BOT
Sepanjang segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, maka semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung akan memperoleh keuntungan
34
Anita Kamilah, op.cit, h.116.
35
Y. Sogar Simamora, 2013, Hukum Kontrak Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Di Indonesia, Kantor Hukum WINS Partners, Surabaya, h. 227.
dengan adanya proyek BOT. adapun keuntungan dan kerugian melalui penggunaan BOT adalah :
1. Keuntungan
a. Dari sudut pemerintah
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh pemerintah dalam pembangunan proyek infrastrukturnya dengan sistem BOT, adalah :
1. Pemerintah dapat mengurangi penggunaan dan APBNAPBD dan
mengurangi jumlah dana pinjaman dari pihak ketiga 2.
Pembiayaan dengan sistem BOT akan menguntungkan secara financial maupun secara administrative, yaitu pemerintah tidak harus
mengadakan studi kelayakan, proyek akan dibiayai dan dilaksanakan oleh dan atas risiko pihak lain dan dari mutu atau kualitas hasil
pembangunan dapat dari mutu atau kualitas hasil pembangunan dapat dipertanggung-jawabkan.
3. Pada akhir masa pengelolaan maka segala bangunan dan fasilitas yang
ada diserahkan kepada pemerintah, dan untuk menjaga agar bangunan beserta fasilitas pendukung yang diserahkan kepada pemerintah
tersebut tetap dalam kondisi yang baik, pemerintah tetap membebani kewajiban kepada pihak investor untuk melakukan pemeliharaan
maupun perbaikan-perbaikan selama masa BOT tersebut berlangsung. 4.
Pemerintah dapat merealisasikan pengadaan infrastruktur yang sangat bermanfaat bagi pelayanan terhadap masyarakat, tanpa mengeluarkan
pendanaan yang berarti Karena semua telah ditanggung oleh
kontraktor, dan bahkan membuka kesempatan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran.
5. Pembiayaan pembangunan dengan sistem BOT tidak menimbulkan
beban utang bagi pemerintah.
36
b. Dari sudut masyarakatswasta
Pada dasarnya keuntungan yang akan didapat oleh pihak swasta atau masyarakat sebagai pemilik lahan, sama dengan keuntungan yang akan
didapat oleh pihak pemerintah, karena kedua-duanya berkedudukan sama- sama sebagai partner pihak kontraktor atau pihak investor.
c. Dari sudur investor
Bagi investor, dengan proyek BOT akan terbuka peluang dna diberi kesempatan untuk memasuki bidang usaha yang semula hanya ditangani
pemerintah atau BUMUNBUMD. Investor dapat melakukan ekspansi usaha
yang mempunyai
prospek menguntungkan
serta dapat
memanfaatkan lahan strategis yang dimiliki pemerintah.
37
2. Kerugian
Bagi pemerintah, proyek BOT tidak jarang berarti melepaskan monopoli dan menyerahkan pada swasta. Hal ini akan berarti pula melepaskan salah satu
sumber pendapatan yang potensial mendatangkan keuntungan, melepaskan hak pengelolaan aset strategis dan memberikannya pada swasta untuk jangka waktu
tertentu. Beberapa hal pemerintah masih sering diikutkan dalam masalah yang rumit pembebasan tanah, pemindahan lokasi, dan sebagainya.
36
Anita Kamilah, op.cit, h.166.
37
Budi Santoso, op.cit, h.19.
Bagi investor, proyek BOT biasanya besar risikonya, untuk itu memerlukan perhitungan yang teliti dan rumit. Kemungkinan juga kesulitan
dalam pendanaan karena perbankan menganggap tidak bankable untuk dibiayai. Kemungkinan pemerintah tidak mau menanggung risiko selama pelaksanaan
proyek dan selama masa konsesi. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan perjanjian
BOT memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak bagi pemerintah sebagai pemilik lahan juga bagi investor sebagai pihak yang memiliki dana. Bagi swasta
investor dapat melakukan pembangunan untuk melakukan kegiatan usaha tanpa harus memiliki lahantanah. Bagi pemerintah yang memiliki lahan strategis yang
akan memanfaatkannya memerlukan biaya yang sangat tinggi yang akan mengganggu penggunaan dan APBNAPBD, maka dalam jangka waktu pendek
dengan menggunakan sistem BOT, pemerintah mendaptkan keuntungan selain akan mendapatkan pembiayaan atas pembangunan proyek, juga akan
mendapatkan kompensasi atau royalty dari pengelolaan proyek tersebut. Dalam jangka panjang maka pemerintah mendapatkan bangunan beserta sarana dan
prasarananya, maka perjanjian BOT ini dapat meningkatkan penerimaan keuangan pemerintah, baik pada saat pembangunan, pengoprasian dan pada saat penyerahan
bangunan.
38
2.2.3 Risiko Yang Ditimbulkan Dalam Build Operate Transfer