120
b. Hambatan yang berasal dari Eksternal Bank, yaitu nasabah yang mengajukan pembiayaan tidak mempunyai legalitas yang lengkap, sering terjadinya
salah pengertian antara bank dengan masyarakat terhadap pembiayaan dengan Pembiayaan Murabahah Al Istishna dari Bank BRI Syari’ah khusus dalam
memahami pembiayaan tersebut. Ketidak jujuran nasabah deitur penerima pembiayaan
sehingga menyebabkan
terjadinya tunggakan,
kesalahan managemen dan kurang
maintenance account manager terhadap account yang menjadi tanggung jawabnya.
180
C. Usaha yang Dapat Dilakukan Untuk mengatasi Kendala yang Dihadapi
Apabila ditelaah berbagai kendala yang menyebab terjadinya kendala dalam pelaksanaan penyaluran pembiayan pada Bank BRI Syari’ah termasuk dalam hal ini
pembiayaan dengan Akad Pembiayaan Murabahah Al Istishna sebagaimana yang diuraikan di atas, maka pihak bank perlu melakukan berbagai upaya untuk
menghindari terjadinya kendala tersebut sehingga tujuan penyaluran dana bantuan melalui pembiayaan dengan Akad
Pembiayaan Murabahah Al Istishna. Adapun berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank antara lain:
181
1. Melaksanakan ketentuan dalam penyaluran pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
180
Hasil Wawancara dengan Bapak Toras Pulungan Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia BRI Syari’ah Cabang Binjai, 03 Oktober 2011
181
Hasil Wawancara dengan Bapak M. Indra Kusuma Staf Bagian Adminitrasi Pembiayaan ADP Bank Rakyat Indonesia BRI Syari’ah Cabang Binjai, 03 Oktober 2011
Universitas Sumatera Utara
121
2. Menghindari kesalahan dalam penempatan klausul atau ketentuan dalam perjanjian atau akad.
3. Lebih mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam menganalisa calon debitur dan status jaminan yang diajukan.
4. Mengupayakan sumberdaya manusia khususnya penguasaan materi mengenai Akad
Pembiayaan Murabahah Al Istishna dari Bank BRI Syari’ah bagi
petugas yang langsung berhubungan masyarakat penerima pembiayaan tersebut.
5. Mengupayakan penyediaan berbagai fasilitas penunjang dalam melaksanakan operasional bank syari’ah secara umum.
Demikian pula halnya dalam menerapkan prinsip kehati-hatian ini lebih ditujukan kepada pihak bank khususnya bagian pembiayaan dalam hal melakukan
analisa terhadap nasabah debitur penerima pembiayaan. Analisa dimaksud dapat dilakukan baik terhadap kelayakan usaha, pribadi atau karakter debitur maupun
terhadap status objek jaminan. Hal ini dimaksudkan guna menghindari terjadinya risiko terhadap pengembalian pembiayaan yang disalurkan pihak bank.
Universitas Sumatera Utara
122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN