4.3. Metode pengambilan sampel
Pengambilan contoh sampel dilakukan dengan pendekatan Convenience sample
dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Responden yang dipilih adalah penunjung yang datang ke Gunung Mas
selama waktu penelitian. Sebelum pengisian kuisioner dan wawancara, reponden yang sedang melakukan kunjungan terlebih dahulu ditanyai kesediaannya untuk
menjadi responden dan apabila pengunjung tersebut bersedia baru dilakukan pengisian kuisioner dan wawancara.
Dalam pengambilan sampel dilakukan pada jam kerja dan hari libur dan disesuaikan pada waktu buka dan tutup tempat objek wisata Gunung Mas. Dengan
adanya pengambilan sampel ini dapat mewakili populasi sebenarnya dari pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.
Pada tahap pelaksanan penelitian, pengambilan sampel ditentukan jumlah respondennya. Untuk mempermudah dalam perhitungan maka jumlah reponden
yang diambil dapat dibulatkan, ini didasarkan dari penentuan sampel yang dilakukan pada kawasan objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam penentuan responden.
4.4 METODE PENGOLAHAN DATA
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskiptif dengan bantuan tabulasi deskiptif, Importance Performance Analysis
IPA, Customer satisfaction Index CSI. 4.4.1 Analisis Deskiptif
Analisis deskiptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan data dan penyajian suatu gugus data sehinga memberikan informasi yang berguna.
Analisis deskiptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum dan aspek perilaku pengunjung serta untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
pengunjung untuk ke objek wisata Gunung Mas Cisarua Bogor. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner
kepada pengunjung yang berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara yang
ditabulasikan dalam kerangka tabel yang telah disiapkan.
33
Karakteristik yang dilihat meliputi jenis kelamain, status perkawinan, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, domisili dan pendidikan
terakhir. Sedangkan analisisnya mengenai proses pengambilan kebutuhan pengunjung, pencarian informasi yang dilakukan pengunjung terhadap tempat
wisata, evaluasi alternatif, evaluasi hasil pengunjung terhadap tempat objek agrowisata.
4.4.2 Importance Performance Analysis IPA Metode penggunaan alat analisis IPA Importance Performance Analysis
merupakan teknik untuk mengukur tingkat kepentingan dari atribut produk menurut pandangan konsumen dan tingkat kinerja yang berguna untuk
pengembangan usaha yang dijalankan. Penggunaan metode IPA dimaksudkan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, penilaiannya menggunakan skala
Likert dengan skor 1 sampai 5 untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja
Skor Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja 1
Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Baik
2 Tidak Penting
Tidak Baik 3
Kurang Penting Kurang Baik
4 Penting Baik
5 Sangat Penting
Sangat Baik Berdasarkan skor pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kinerja
dengan skor 1 sampai 5 maka untuk menginterpretasikan penilaian atribut secara keseluruhan digunakan rentang skala dengan rumus :
Rentang Skala = Keterangan :
m = skor nilai tertinggi n = skor nilai terendah
b = jumlah kelas atau kategori maka rentang skala yang digunakan berdasarkan rumus adalah
Rentang Skala = = 0,8
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rentang skala maka kriteria kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 4.
34
Tabel 4. Rentang Skala terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja
Rentang Skala
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
1 – 1,79 Sangat Tidak Penting
Sangat Tidak Baik 1,80 – 2,59
Tidak Penting Tidak Baik
2,60 – 3,39 Kurang Penting
Kurang Baik 3,40 – 4,19
Penting Baik
4,20 – 5,00 Sangat Penting
Sangat Baik Dalam metode IPA Importance Performance Analysis setelah rentang
skala diketahui maka langkah selajutnya adalah penggunaan diagram kartesius yang terdiri dari sumbu X yaitu tingkat pelaksanaan dan Y yaitu tingkat
kepentingan. Penilaian berdasarkan hasil yang dirata–ratakan dari tingkat kepentingan dan kinerja dengan jumlah responden yang digunakan yaitu 100.
Rumus yang digunakan untuk penilaian ini adalah : X
j
=
∑ X
Y
j
=
∑
Keterangan : X
j
= Skor rata-rata tingkat kinerja untuk atribut ke-j Y
j
= Skor rata-rata tingkat kepentingan untuk atribut ke-j X
ij
= Skor tingkat kinerja dari responden ke-i atribut ke-j Y
ij
= Skor tingkat kepentingan dari responden ke-i atribut ke-j n = Jumlah responden
Diagram Kartecius menggunakan empat kuadran dalam penggunaannya, hasil dari penghitungan skor dimasukkan dalam diagram kartesius. Kuadran yang
terdiri dari sumbu yang menunjukkan tingkat kinerja dan sumbu yang menunjukkan tingkat kepentingan. Rumus yang digunakan yaitu :
=
∑
=
∑
K = Rata-rata dari rata-rata skor bobot tingkat kinerja
eterangan :
= Rata-rata dari skor rata-rata bobot tingkat kepentingan k = Banyaknya atribut
35
Nilai hasil dari perhitungan tersebut akan dimasukkan dalam kuadran kartesius yang ditunjukkan pada Gambar 6.
High Leverage Attributes to Improve
Kuadaran 1 priorotas utama
Maintain Performance Kuadran II
pertahankan prestasi
Attributes to Maintain Kuadran III
prioritas rendah Low Leverage
Main Priority Kuadran IV
berlebihan High
LowPerformance High Importance
Gambar 6. Diagram Kartesius
Sumber : Rangkuti 2006
Diagram kartesius memiliki empat kuadran dengan keadaan yang berbeda– beda pada masing–masing kuadran
1. Kuadran1
Menggambarkan atribut yang dianggap penting oleh konsumen tetapi pihak perusahaan belum melaksanaan sesuai dengan keinginan konsumen. Pada
kuadran ini pihak perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja untuk kepuasaan konsumen.
2. Kuadran 2
Menggambarkan atrtibut–atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan sehingga konsumen puas.
Dalam kuadran ini pihak perusahaan harus mempertahankannya. 3.
Kuadran 3 Menunjukkan atribut–atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen
sehingga pelaksanaan oleh pihak perusahan kurang diperhatikan. Dalam hal ini atribut yang kurang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
36
4. Kuadran 4
Menggambarkan atribut–atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen tetapi perusahaan menjalankan dengan baik sehingga penilaian
konsumen terlalu berlebihan terhadap tindakan perusahaan.
Tabel 5. Skala untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Atribut
Nilai skala Arti dalam tingkat
kepentingan Arti dalam tingkat
kinerja 1
Tidak penting Tidak baik
2 Kurang penting
Kurang baik 3
Cukup penting Cukup baik
4 Penting Baik
5 Sangat penting
Sangat baik
Sumber : Supranto, 2003
4.4.3 Customer satisfaction Index CSI Metode index kepuasan konsumen merupakan index yang mengukur
tingkat kepuasan konsumen atau pengunjung berdasarkan atribut-atribut tertentu. Atribut yang diukur dapat berbeda untuk masing masing industri, bahkan untuk
masing-masing perusahaan. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahan terhadap konsumen.
Menurut Dickson Febuari 2004 terdapat empat langkah dalam penghitungan Customer satisfaction Index
CSI yaitu : 1.
Mementukan Mean Importance score MIS dan Mean Satisfaction Score MSS. Nilai ini berasal dari rata rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap
responden. 2.
Membuat Wight Favtors WF bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS
seluruh atribut. 3.
Membuat Weight Score WS bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor WF dengan tingkat
kepuasan Mean Satisfaction Score=MSS.
37
Tabel 6. Kriteria Nilai Customer satisfaction Index Indeks Kepuasan
Nilai CSI Kriteria CSI
0,81-1,00 Sangat Puas
0,66-0,80 Puas
0,51-0,65 Cukup Puas
0,35-0,50 Kurang Puas
0,00-0,34 Tidak Puas
Sumber : Paduan Survai Kepuasan Konsumen PT. Sucofindo dalam Fhebruanti
4.5 Atribut-Atribut