terikat pada fosfolipid dan protein kemudian diangkut oleh darah sebagai lipoprotein. Menurut Robbin Kumar 1992, dalam keadaan normal lemak diangkut ke hati dari
jaringan adiposa dan dari makanan. Dari jaringan adiposa, lemak dilepas dan diangkut hanya dalam bentuk asam lemak bebas. Lemak makanan diangkut sebagai partikel
lemak yang terdiri dari trigliserida, fosfolipid dan protein.
4.3.3 Kerusakan Hati Berupa Degenerasi Hidrofik
Pengamatan terhadap degenerasi hidrofik hati dapat dilihat pada Gambar 4.3.6
Gambar 4.3.6 Persentase degenerasi hidrofik sel hati mencit Mus musculus L.
antara kelompok kontrol K dan perlakuan P, tn= tidak berbeda nyata pada taraf 5, = berbeda nyata pada taraf 5
Pada kelompok kontrol dan perlakuan disetiap minggu pengamatan, hasil uji statistik menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol dan perlakuan K0P0, K1P1 dan K4P4
tidak berbeda nyata, sedangkan kelompok kontrol dan perlakuan K2P2, K3P3 berbeda nyata terhadap sel yang mengalami degenerasi hidrofik. Kerusakan sel hati berupa
degenerasi hidrofik Gambar 4.3.7 tertinggi pada perlakuan minggu ke 18 P3, hal ini diduga oleh pengaruh pemberian kombinasi ekstrak biji pepaya dan TU yang terus
menerus dengan menyebabkan gangguan metabolisme hati, sehingga membentuk vakuola pada sel hati. Vakuola yang terbentuk pada sel hati ini menyebabkan sel hati
menjadi bengkak. Menurut Ariens et al., 1993, dosis ditentukan oleh kosentrasi dan lamanya eksposisi zat yang diberikan. Keberadaan suatu bahan yang bersifat toksik
akan mempengaruhi kerja organ yang bersangkutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti et al., 2005, degenerasi hidrofik yang merupakan perubahan awal dari sel yang mengalami
patogenesis. Akumulasi air ini dapat terjadi antara lain karena faktor mekanik dan pengaruh toksik akibat bahan-bahan kimia dan obat-obatan. Menurut Himawan
1992, pembengkakan tidak terjadi pada retikulum endoplasma dan mitokondria tetapi air juga mengumpul dalam rongga-rongga sel. Secara mikroskopik tampak
vakuola-vakuola jernih tersebar di sitoplasma. Kadang-kadang vakuola kecil-kecil bersatu membentuk vakuola lebih besar sehingga inti sel terdesak kepinggir.
Menurut Tambunan 1994, degenerasi hidrofik yaitu satu atau sekelompok sel yang membengkak, sitoplasma jernih berbentuk balon dan kadang-kadang disebut
degenerasi balon. Kelainan ini ada hubungannya dengan gangguan fungsi hati dan kemungkinan dan sifatnya reversible. Menurut Underwood 1999, perubahan
hidrofik umumnya merupakan akibat adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia atau keracunan bahan kimia. Perubahan ini reversible, walaupun dapat pula berubah
menjadi irreversible apabila penyebab cederanya menetap.
Gambar 4.3.7. Histologi hati mencit pewarnaan Hematoksilin-Eosin, 400x, a. Vena sentralis b. Hepatosit c. Degenerasi Hidrofik
Menurut Sutisna 1973, degenerasi hidrofik mendahului nekrosis dan masih bersifat reversibel. Menurut Tambunan 1994, degenerasi hidrofik merupakan suatu
kelompok atau satu sel hepatosit yang membengkak, sitoplasma jernih berbentuk balon yang masih bersifat bolak balik. Menurut Anderson 1992, kehilangan jaringan
a b
c
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hati akibat kerja zat-zat toksik memacu suatu mekanisme yang menyebabkan sel-sel hati mulai membelah dan hal ini terus berlangsung sampai perbaikan massa jaringan
semula tercapai. Menurut Oktavianti et al., 2005, degenerasi sel menyebabkan terjadinya perubahan susunan sel, karena sel yang tidak mampu kembali ke keadaan
semula menyebabkan ruang kosong sehingga sinusoid melebar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan