Pembuktian adanya pengaruh negatif terhadap kesehatan dari kombinasi Testosteron Undekanoat dan ekstrak air biji pepaya dapat dilihat dari gambaran
histologi hati dan fungsi hati. Penentuan kadar enzim SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan sel-sel hati Dudley et al., 1982.
1.2 Permasalahan
Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan. Hingga saat ini kontrasepsi untuk pria yang dianggap sudah mantap
adalah kondom dan vasektomi. Namun penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi menimbulkan keluhan psikologik, sedangkan vasektomi walaupun merupakan
kontrasepsi yang dapat diandalkan, seringkali menimbulkan efek samping yang permanen irreversible. Maka dilakukan dengan mengunakan bahan dari alam salah
satunya adalah biji pepaya untuk menekan spermatozoa dan dikombinasikan dengan testosteron undekanoat yang dapat menekan spermatogenesis sehingga terjadi
azoospermia. Namun tidak menimbulkan efek toksisitas bagi pemakainya maka dilakukan penelitian terhadap gambaran ultrastruktur hati hepar pada mencit Mus
musculus L. jantan setelah pemberian ekstrak air biji pepaya Carica papaya L. dan Testosteron Undekanoat TU.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi Testosteron Undekanoat TU dan ekstrak air biji pepaya Carica papaya L. terhadap
ultrastruktur hati hepar mencit Mus musculus L. jantan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Hipotesis
Pemberian kombinasi Testosteron Undekanoat TU dan ekstrak air biji pepaya
Carica papaya L. berpengaruh terhadap ultrastruktur hati hepar mencit Mus musculus L. jantan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil setelah pelaksanaan penelitian ini berakhir adalah:
a. Memberikan gambaran pengaruh kombinasi Testosteron Undekanoat TU dan
biji pepaya Carica papaya L. terhadap ultrastruktur hati hepar mencit Mus musculus L. jantan.
b. Menambahkan informasi adanya bahan yang mungkin dapat dijadikan sebagai
kontrasepsi pria.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pepaya Carica papaya L.
Menurut Corner Watanabe 1969, klasifikasi pepaya adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Divisio
: Spermatophyta Kelas
: Dicotiledonae
Ordo : Cistales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
Tanaman pepaya berasal dari negara Mexico. Sekarang tanaman pepaya telah tersebar luas, baik didaerah tropik maupun subtropik. Batang yang lurus, bulat
silindris, sebelah dalam menyerupai spons dan berongga, tinggi 2,5-10 m. Dari bentuk bunga yang dihasilkan oleh tanaman pepaya dapat diketahui macam tanaman tersebut.
Misalnya tanaman pepaya jantan, ditunjuk oleh bunga jantan, pepaya betina ditunjukan oleh bunga betina Harkness, 1967 dalam Amir, 1992. Bunga tunggal,
bentuk bintang, diketiak daun, berkelamin satu atau berumah dua. Bunga jantan terletak disebelah tandan yang serupa malai, kelopak kecil, kepala sari bertangkai
pendek, kuning, mahkota berbentuk terompet, tepi bertajuk lima, dan bertabung panjang kekuningan. Bunga betina berdiri sendiri, kepala putik lima, bakal biji
beruang satu dan putih kekuningan Sutarno Utami, 1994 dalam Mulya, 2003.
Buah pepaya yang masih muda umumnya dapat dibuat sayuran, lalap, manisan, acar dan selai. Biji pepaya terletak dalam rongga buah yang terdiri dari lima
larikan. Banyaknya biji tergantung dari besar kecilnya buah. Bentuk biji agak bulat telur memanjang, berwarna hitam atau coklat gelap, dengan permukaan biji yang agak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keriput dan dibungkus oleh kulit ari yang bersifat seperti agar atau transparan, kotiledon putih, rasa biji pedas atau tajam dengan aroma yang khas Rismunandar,
1982.
Minyak biji pepaya berwarna kuning diketahui mengandung 71,60 asam oleat, 15,13 asam palmitat, 7,68 asam linoleat, 3,60 asam stearat dan asam-asam
lemak lain dalam jumlah relatif sedikit atau terbatas. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol,
alkaloid, dan saponin Warisno, 2003 dalam Sukadana et al., 2008.
Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepaya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid
dan saponin. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atau intesitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia diketahui bahwa kandungan senyawa
metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen utama biji pepaya Sukadana et al., 2008.
Biji pepaya selain mengandung enzim proteolitik seperti papain, cymopapain A, cymopapain B dan peptidase pepaya juga mengandung kandungan kimia lain
seperti : 25 minyak campuran, 26,2 lemak, 24,3 protein 17 serat, 15,5 karbohidrat, 8,8 abu dan 8,2 air Burkill, 1966 dalam Amir, 1992. Kandungan
kimia yang terdapat pada biji pepaya adalah asam oleat, asam p-hidroksi benzoate, asam vaniat, asam siringat, dan asam ferulat Lusiana, 1994 dalam Rahmawati, 2003.
2.2 Testosteron Undekanoat TU