pewarnaan biasa HE. Tidak heran tampak pigmen empedu dalam hepatosit normal Dellman Brown, 1992.
Setiap hepatosit memiliki sekitar 2000 mitokondria. Komponen sel lainnya yang umum dijumpai adalah droplet lipid dengan jumlah yang bervariasi. Lisosom
hepatosit sangat penting untuk pergantian dan degradasi organel intrasel. Peroksisom merupakan organel yang mengandung enzim yang banyak dijumpai di hepatosit.
Selain itu fungsinya adalah mengoksidasi kelebihan asam lemak, pemecahan hidrogen peroksida yang dihasilkan dari proses oksidasi tersebut, pemecahkan kelebihan purin
AMP, GMP menjadi asam urat, dan berpartisipasi dalam sintesis kolesterol, asma empedu, dan sejumlah lipid yang digunakan untuk membentuk mielin Junqueira
Carneiro, 2007.
2.4 Kerusakan Hati
Toksikan dapat menyebabkan berbagai jenis efek toksik pada berbagai organel dalam sel hati, yang mengakibatkan berbagai jenis kerusakan hati antara lain:
a. Perlemakan Hati Steatosis
Menurut Lu 1995, perlemakan hati adalah hati yang mengandung berat lipid lebih dari 5. Kelebihan lemak dalam hati dapat dibuktikan secara histokimia.
Lesi dapat bersifat akut, seperti yang disebabkan oleh etionin, fosfor, atau tetrasiklin. Menurut Batticaca 2009, kelainan ini dapat timbul karena
mengkonsumsi alkohol yang berlebihan. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hepatitis.
b. Nekrosis hati
Menurut Robbins Kumar 1992, nekrosis merupakan kematian sel hati atau hepatosit. Kematian ini dapat bersifat sentral atau perifer serta masif. Nekrosis
terjadi bersamaan dengan pecahnya membran plasma. Tanda jelas kematian sel terdapat di dalam inti. Kematian sel ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan sebagai berikut; a kariolisis, bahan inti atau kromatin mencair, b
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pignosis, penyusutan inti, dan c karioreksis, dimana inti pignosis atau sebagian sel yang pignosis mengalami fragmentasi.
c. Kolestasis
Menurut Lu 1995, jenis kerusakan hati ini biasanya bersifat akut, tetapi lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan perlemakan hati dan nekrosis. Jenis
kerusakan hati ini lebih sulit diinduksi pada hewan, kecuali mungkin dengan steroid. Beberapa steroid anabolik dan kontraseptif disamping taurokolat,
klorpromazin, dan eritromisin laktobionat telah terbukti menyebabkan kolestasis hiperbilirubinemia karena tersumbatnya kanalikuli empedu.
Tampaknya etinil estradiol dan kloropromazin merusak permiabilitas saluran empedu, sehingga menurunkan empedu yang tidak bergantung pada garam
empedu.
d. Sirosis
Sullivian Krieger 1989, sirosis ditandai oleh adanya kolagen yang tersebar di sebagian besar organ hati. Kumpulan sel hati muncul sebagai nodul yang
dipisahkan oleh lapisan berserat. Kemudian Lu 1995 menyatakan, beberapa karsinogen kimia dan pemberian CCl
4
jangka panjang dapat menyebabkan sirosis pada hewan. Penyebab sirosis pada manusia yang paling penting adalah
adanya konsumsi minuman alkohol secara kronis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat