Peningkatan Tekanan Darah Jerawat

kebersihan wajah, dan apabila tidak hilang dan makin sbertambah banyak dianjurkan ganti cara kontrasepsi dengan tindakan medis memberikan progestin yang tidak bersifat androgenic yaitu mengandung Norethinodreal dan mengganti cara kontrasepsi nonhormonal Sulistyawati, 2011. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa penggunaan kontrasepsi suntik dapat menimbulkan jerawat, dan dari hasil penelitian diperoleh akseptor yang mengalami efek samping jerawat.

9. MualMuntah

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik didapati 3 responden 10,7 yang mengalami mualmuntah dan 25 responden 89,3 tidak mengalami mualmuntah. Salah satu efek samping dari penggunaaan kontrasepsi suntik ini yaitu menimbulkan mualmuntah, hal ini terjadi karena reaksi tubuh terhadap hormon, dan akan hilang dalam waktu dekat Saifuddin,2003. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, dimana di dapat responden yang mengalami efek samping mualmuntah.

10. Nyeri Payudara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek nyeri payudara adalah sebanyak 2 responden 7,1 yang tidak mengalami efek nyeri payudara adalah sebanyak 26 responden 92,9. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu kerugian KB suntik terjadinya mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua dan ketiga saifuddin, 2006.

B. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Pil 1.

Amenorea Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang mengalami efek samping amenorea sebanyak 1 responden 3,6 dan yang tidak mengalami efek samping amenorea sebanyak 27 responden 96,4. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kadang-kadang ditemukan pada sebagian wanita tidak terjadinya haid, hal ini disebabkan karena efek langsung kontrasepsi terhadap endometrium. Yaitu kurang adekuatnya pengaruh estrogen terhadap endometrium sehingga proses proliferasi menjadi kurang sempurna Meilani,dkk, 2010. Jumlah darah haid yang keluar selama menggunakan pil akan berkurang hingga 50-70, terutama pada hari pertama dan kedua. Setelah penggunaan jangka lama, jumlah darah yang keluar semakin sedikit bahkan kadang- kadang terjadi amenorea. Banyaknya darah yang keluar sangat tergantung pada dosis kontrasepsi hormonal, makin kecil dosis esterogen dan progesteron makin sedikit pula darah yang keluar Baziad, 2008.

2. Perdarahan tidak teratur

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 28 akseptor pil yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 2 responden 7,1 dan yang tidakmengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 26 responden 92,9. Menurut teori perdarahan tidak teratur disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormone, terutama pemakaian estrogen dosis rendah, sehingga endometrium mengalami degenerasi Sulistyawati, 2011. Perdarahan tidak teratur jarang sekali terjadi pada pengguna kontrasepsi pil. Hal ini sesuai dengan hasil yang