adalah 1,28 dengan standar deviasi 0,686. Hasil p levene test dari α 0,05 yaitu p
= 0,056, maka kedua varians kelompok sama. Selanjutnya hasil uji t independent sample test diperoleh p value = 0,001 0,05 maka terlihat bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dengan kontrasepsi pil.
Tabel 5.5 Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dengan Pil
di Klinik Niar Medan tahun 2012
Alat kontrasepsi Mean
SD Mean
Defferent p value
N Kontrasepsi suntik
2,10 0,994
0,821 0,001
28 Kontrasepsi pil
1,28 0,658
28
B. Pembahasan
Dalam pembahasan akan dijabarkan hasil penelitian tentang Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar Medan Tahun
2012. 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
A. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik 1.
Amenorea
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping amenorea sabanyak 7 responden 25 dan tidak
mengalami efek samping amenorea sebanyak 21 responden 75. Menurut teori penyebab gejala amenorea dikarenakan kontrasepsi
menimbulkan perubahan histologi pada endometrium dan atrofi pada endometrium. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu efek samping dari
penggunaan kontrasepsi suntik adalah amenorea, dan merupakan salah satu ciri khas
KB suntik dan bukan karena kehamilan, maka tidak perlu diberikan pengobatan. Apabila menimbulkan kegelisahan, dapat ditanggulangi dengan pemberian estrogen
atau progestin atau pil kombinasi Sulistyawati, 2011.
2. Perdarahan tidak teratur
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 11 responden 39,3
dan yang tidak mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 17 responden60,7.
Hal ini sesuai dengan dengan teori, dimana pada penggunaan kontrasepsi suntik perubahan menstruasi seperti perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan
hebat, hanya akan terjadi pada beberapa bulan pertama dan semua kejadian ini secara bertahap akan menjadi lebih jarang sampai klien mengalami amenorea Varney,
2007. 3.
Perdarahan Bercak Spotting
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping perdarahan bercak spotting sebanyak 6 responden
21,4 dan yang tidak mengalami efek samping perdarahan bercak spotting
sebanyak 22 responden 78,6.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Loli Dwi Novita 2008 di Desa Paya Bakung, yaitu dari 83 akseptor suntik di dapat 16 responden 19,3
yang mengalami efek samping perdarahan bercak spotting. Perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan yaitu
preparat estrogen atau progesterone Sulistyawati, 2011.