23
5. Metode biaya standar standard cost method atau metode eceran boleh
digunakan untuk menaksir harga pokok persediaan. 6.
Standard mengijinkan untuk menggunakan first in first out FIFO
3. Pengakuan sebagai Beban
Exosure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 Revisi Tahun 2008 tentang persediaan paragraf ke 32 menyatakan bahwa ED PSAK 14
par, IAI, 2009 “Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui
sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi
neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan
kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban
persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut”.
2.1.6 Nilai Perusahaan
Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan Gunawan dan Utami, 2008. Nilai perussahaan pada penelitian ini
didefinisikan sebagai nilai pasar. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham. Bagi perushaan
yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.
Pengertian nilai perusahaan sendiri berbeda-beda dalam penilaiannya yaitu : Menurut Christiawan dan Tarigan 2007 definisi dari nilai perusahaan memiliki
lebih dari satu konsep, yakni : 1.
Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Nilai pasar
Nilai pasar, dapat disebut juga kurs. Nilai ini diperoleh dari harga tawar- menawar pasar sehingga nilai pasar dapat diperoleh apabila perusahaan
menjual saham kepublik.
3. Nilai intrinsik
Konsep nilai intrinsik mengandung sifat yang lebih kaku dari lainnya karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai
perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
4. Nilai buku
Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara total
aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
5. Nilai likuidasi
Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi.
Pengertian lainnya dari nilai perusahaan, apabila seorang investor yang ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan maka ia akan membayar
sebesar nilai perusahaan yang diperhitungkan olehnya. Penelitian Assih, et al 2005 mengungkapkan bahwa sewaktu investor ingin menanamkan uangnya
kepada investee-nya yang sedang dalam keadaan IPO maka nilai perusahaan dihitung saat IPO dan pada akhir tahun terjadinya IPO.
Berbeda pula apabila dilihat dari sudut pandang investee ketika ingin menentukan nilai perusahaan. Perusahaan yang berkeinginan melakukan
penjualan saham perdana akan menentukan sendiri terlebih dahulu nilai perusahaannya baik melalui corporate Value Model atau Price Ratio Models agar
harga saham per lembar yang dijual sesuai dengan kinerja perusahaan Mello, 2006
Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan
Universitas Sumatera Utara
25
memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki intangible asset yang semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan,
maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Perusahaan dengan nilai Tobin’s q
yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s q yang rendah umumnya
berada pada industry yang sangat kompetitif atau industri yang mulai melemah. Secara umum Tobin’s Q hampir sama dengan market-to-book-ratio, namun
menurut Sukamulja 2004, Tobin’s Q memiliki karakteristik yang berbeda antara lain:
1. Replacement Cost vs Book Value Tobin’s Q menggunakan estimated
replacement cost sebagai denominator, sedangkan market-to-book-ratio
menggunakan book value to total equity. Penggunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan
berbagai faktor, sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari asset yang sebenarnya di masa kini, salah satu factor tersebut
misalnya inflasi.
2. Total Assets vs Total Equity Market-to-book-ratio hanya menggunakan
factor ekuitas saham biasa dan saham preferen dalam pengukuran. Penggunaan factor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio
hanya memperhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Sedangkan Tobins’Q
memberikan wawasan yang lebih luas terhadap investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya mennggunakan ekuitas dalam
mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2.1.7 Profitabilitas