42
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah di – studentized. Dasar analisis : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7 Analisis Regresi
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni :
1. Analisis regresi linear sederhana simple regression analysis. Y =
α + β X + e 2. Analisis Uji nilai selisih mutlak.
Y = α + β X + β X + β │ X ─ X │ + e
Keterangan : Y= Nilai Perusahaan
α =Konstanta β - β =Koefisien Regresi
X =Nilai Perusahaan X = Profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
43
X ─ X = merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan antara
X
1
dan X
2
Profitabilitas E=Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Uji nilai selisih mutlak Menurut Frucot dan Shearon 1991 dalam Ghozali 2013 uji nilai selisih mutlak lebih disukai oleh karena ekspektasi sebelumnya
berhubungan dengan kombinasi antara X
1
dan X
2
dan berpengaruh terhadap Y. Jika skor tinggi untuk nilai persediaan berasosiasi dengan skor rendah dari
profitabilitas, maka akan terjadi perbedaan nilai absolut yang besar Hal ini juga berlaku bagi skor rendah dari nilai persediaan berasosiasi dengan skor tinggi dari
nilai profitabilitas. Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang meningkat.
3.8 Uji Hipotesis 3.8.1 Uji R² atau Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection
Universitas Sumatera Utara
44
relatif rendah karena ada variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi Ghozali,2013.
3.8.2 Uji-t
Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika t-hitung t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen hipotesis ditolak.
2. Jika t-hitung t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen hipotesis diterima. Uji t dapat juga dilakukan
dengan melihat nilai signifikansi t masingmasing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05
α = 5. Jika nilai signifikansi lebih besar dari
α maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan, yang berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari
α maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan, berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009 sampai 2013. Perusahaan yang dijadikan
sampel berjumlah 7 perusahaan, dengan alasan adanya kasus penyelewengan nilai persediaan yang dilakukan oleh PT Indofarma Tbk pada tahun 2001
Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas maupun variabel
moderating yang digunakan dalam model analisis regresi dengan menggunakan analisis uji selisih nilai mutlak untuk mengetahui apakah Nilai Persediaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat.
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dari data-data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation NPS
35 23,78
28,75 25,9982
1,52301 Q
35 ,53
6,34 2,5976
1,83337 ROA
35 ,0354
,4116 ,168546
,1099832 Valid N listwise
35
Universitas Sumatera Utara
46
Dari pengujian deskriptif statistik yang tersaji pada tabel 4.5 menunjukkan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins Q. Rasio ini merupakan konsep yang
berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap rupiah dari investasi. Dari analisis statistik deskriptif
diketahui nilai rata-rata Tobins Q sebesar 2,597 atau 259,7 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,833 yang berarti variasi data sangat besar lebih dari 70 dari
mean. Tobins Q berkisar dari nilai terendah sebesar 0,53 53 yaitu perusahaan PT. Thaiso Pharmacheutikal Indonesia Tbk. sampai dengan nilai tertinggi sebesar
6,34 634 yaitu perusahaan PT Merck Tbk. Nilai rata-rata Tobins Q sebesar 2,597 atau 259,7 menunjukkan bahwa efektifitas manajemen perusahaan yang
diteliti dalam memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi sebesar 259,7. Dari analisis statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata nilai persediaan
oleh perusahaan sampel sebesar 25,99 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,52 yang berarti variasi data kecil 5 dari mean. Nilai persediaan terendah sebesar
23,78 yaitu perusahaan PT. Pyridam Farma Tbk sampai dengan nilai tertinggi sebesar 28,75 yaitu perusahaan TP. Kalbe Farma Tbk.
Dari analisis statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata profitabilitas perusahaan sampel sebesar 0,168 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,109, yang
berarti variasi data sangat besar 64 dari mean. ROA berkisar dari nilai terendah sebesar 0,354 perusahaan PT. Thaiso Pharmacheutikal Indonesia Tbk
tahun 2013 sampai dengan nilai tertinggi sebesar 0,411 yaitu perusahaan yang sama PT. Thaiso Pharmacheutikal Indonesia Tbk tahun 2009. Nilai rata-rata
Universitas Sumatera Utara
47
ROA sebesar 0,168 menunjukkan bahwa laba yang berhasil diperoleh dari memanfaatkan total aset perusahaan Farmasi adalah sebesar 16,8.
4.3 Uji Asumsi