Pengakuan sebagai Beban Political cost

23 5. Metode biaya standar standard cost method atau metode eceran boleh digunakan untuk menaksir harga pokok persediaan. 6. Standard mengijinkan untuk menggunakan first in first out FIFO

3. Pengakuan sebagai Beban

Exosure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 Revisi Tahun 2008 tentang persediaan paragraf ke 32 menyatakan bahwa ED PSAK 14 par, IAI, 2009 “Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut”.

2.1.6 Nilai Perusahaan

Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan Gunawan dan Utami, 2008. Nilai perussahaan pada penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham. Bagi perushaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Pengertian nilai perusahaan sendiri berbeda-beda dalam penilaiannya yaitu : Menurut Christiawan dan Tarigan 2007 definisi dari nilai perusahaan memiliki lebih dari satu konsep, yakni : 1. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Universitas Sumatera Utara 24 2. Nilai pasar Nilai pasar, dapat disebut juga kurs. Nilai ini diperoleh dari harga tawar- menawar pasar sehingga nilai pasar dapat diperoleh apabila perusahaan menjual saham kepublik. 3. Nilai intrinsik Konsep nilai intrinsik mengandung sifat yang lebih kaku dari lainnya karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. 4. Nilai buku Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar. 5. Nilai likuidasi Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Pengertian lainnya dari nilai perusahaan, apabila seorang investor yang ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan maka ia akan membayar sebesar nilai perusahaan yang diperhitungkan olehnya. Penelitian Assih, et al 2005 mengungkapkan bahwa sewaktu investor ingin menanamkan uangnya kepada investee-nya yang sedang dalam keadaan IPO maka nilai perusahaan dihitung saat IPO dan pada akhir tahun terjadinya IPO. Berbeda pula apabila dilihat dari sudut pandang investee ketika ingin menentukan nilai perusahaan. Perusahaan yang berkeinginan melakukan penjualan saham perdana akan menentukan sendiri terlebih dahulu nilai perusahaannya baik melalui corporate Value Model atau Price Ratio Models agar harga saham per lembar yang dijual sesuai dengan kinerja perusahaan Mello, 2006 Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan Universitas Sumatera Utara 25 memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki intangible asset yang semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan, maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Perusahaan dengan nilai Tobin’s q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s q yang rendah umumnya berada pada industry yang sangat kompetitif atau industri yang mulai melemah. Secara umum Tobin’s Q hampir sama dengan market-to-book-ratio, namun menurut Sukamulja 2004, Tobin’s Q memiliki karakteristik yang berbeda antara lain: 1. Replacement Cost vs Book Value Tobin’s Q menggunakan estimated replacement cost sebagai denominator, sedangkan market-to-book-ratio menggunakan book value to total equity. Penggunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan berbagai faktor, sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari asset yang sebenarnya di masa kini, salah satu factor tersebut misalnya inflasi. 2. Total Assets vs Total Equity Market-to-book-ratio hanya menggunakan factor ekuitas saham biasa dan saham preferen dalam pengukuran. Penggunaan factor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio hanya memperhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Sedangkan Tobins’Q memberikan wawasan yang lebih luas terhadap investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya mennggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2.1.7 Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio kemampuan memperoleh laba perusahaan tergantung dari laba dan modal mana yang diperhitungkan Sitanggang, 2012. Bermacam-macamnya tingkatan laba, seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum bunga dan pajak, laba kena pajak, dan laba bersih perusahaan, begitu juga dengan Universitas Sumatera Utara 26 modal, seperti modal usahaopersional seperti modal utang, modal sendiri, atau modal keseluruhan yang membuat rasio dengan laba dan modal harus disesuaikan dengan darimana laba dan untuk apa modal tersebut ditujukan. Menurut Shaw 2003 dalam Bukit 2012 laba yang tinggi memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat mendorong investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Berdasarkan pembahasan diatas profitabilitas juga memengaruhi nilai perusahaan Bukit, 2012.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai hubungan antara nilai persediaan terhadap nilai perusahaan. Daljono dan Puspitaningtyas 2005 melakukan pengujian untuk melihat pengaruh metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan gros margin terhadap Market Value. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan perioda penelitian tahun 2001 sampai dengan tahun 2002, berjumlah 152 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling berjumlah 97 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linier sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linier berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5. Hasil penelitian membuktikan bahwa Nilai persediaan berpengaruh signifikan positif terhadap market value. Secara parsial metode arus biaya persediaan dan Profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap market value. Universitas Sumatera Utara 27 Secara simultan membuktikan metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin berpengaruh signifikan terhadap market value. Purwanto 2007 menguji pengaruh metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan gross profit margin terhadap Market Value pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perioda penelitian tahun 2007. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling berjumlah 33 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linier sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linier berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5. Secara simultan metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan gross profit margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap market value perusahaan. Secara parsial metode arus biaya persediaan dan gross profit margin tidak berpengaruh secara signifikan tehadap market value. Nilai persediaan memiliki pengaruh yang signifikan tehadap market value. Situmorang 2011 memperoleh hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa pengaruh signifikan antara nilai persediaan terhadap nilai perusahaan adalah. Meneliti tentang pengaruh metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan profit margin terhadap nilai perusahaan, dengan sampel seluruh perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2007-2009. Metode pengambilan sampel dilakukan berdasarkan tehnik Purposive sampling dengan pertimbangan judgement sampling. Jumlah 14 perusahaan food and beverages di BEI hingga tahun 2005 adalah 14 emiten, berdasarkan kriteria- Universitas Sumatera Utara 28 kriteria purposive sampling, dari populasi tersebut didapatkan 109 emiten yang memenuhi syarat-syarat sebagai sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan, tidak ada pengaruh yang signifikan dari metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, nilai persediaan menunjukkan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, metode arus biaya persediaan dan profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Somara 2011 memperoleh hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa pengaruh signifikan antara nilai persediaan terhadap nilai perusahaan adalah. Meneliti tentang pengaruh metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan profit margin terhadap nilai perusahaan, dengan sampel seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2009-2011. Metode pengambilan sampel dilakukan berdasarkan tehnik Purposive sampling dengan pertimbangan judgement sampling. Jumlah 11 perusahaan berdasarkan kriteria-kriteria purposive sampling. Secara simultan, tidak ada pengaruh yang signifikan dari metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, nilai persediaan menunjukkan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan metode arus biaya persediaan dan profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Universitas Sumatera Utara 29 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Penelitian Judul Penelitian Variabel penelitian Hasil Penelitian 1. Daljono dan Puspitaningt yas 2005 Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan dan Profit Margin terhadap Market Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen adalah metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan profit margin. Variabel dependen adalah market value Secara simultan Metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin berpengaruh signifikan terhadap market value. Secara parsial metode arus biaya persediaan dan Profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap market value. Nilai persediaan berpengaruh signifikan positif terhadap market value . 2. Purwanto 2007 Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan dan Gros Profit Margin Terhadap Market Value PerusahaanStudi Empiris : Perusahaan Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia Variabel independen adalah metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan gross profit margin. Secara simultan metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan gross profit margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap market value perusahaan. Secara parsial metode arus biaya persediaan dan gross profit margin tidak Universitas Sumatera Utara 30 Variabel dependen adalah market value . berpengaruh secara signifikan tehadap market value. Nilai persediaan memiliki pengaruh yang signifikan tehadap market value. Lanjutan Ringkasan Penelitian Terdahulu 3 . Situmorang 2011 Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan dan Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel independen adalah metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan profit margin. Variabel dependen adalah nilai perusahaan. Secara simultan, tidak ada pengaruh yang signifikan dari metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, nilai persediaan menunjukkan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, metode arus biaya persediaan dan profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 4 . Somara 2013 Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan dan Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Barang Kosumsi yang Variabel independen adalah metode arus biaya persediaan, nilai persediaan dan profit margin. Variabel Secara simultan, tidak ada pengaruh yang signifikan dari metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, nilai Universitas Sumatera Utara 31 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dependen adalah nilai perusahaan persediaan dan profit margin menunjukkan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, metode arus biaya persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitan

2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini tertera seperti gambar 2.3 berikut : H 1 + H 2 + Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan dengan tujuan selain untuk mengetahui pengaruh pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan, juga untuk menguji apakah profitabilitas sebagai variabel moderasi dapat memperkuat hubungan antara nilai persediaan dengan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan tinggi. Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan sebelumnya Nilai Perusahaan Y Nilai Persediaan X 1 Profitabilitas X 2 Universitas Sumatera Utara 32 dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui satu kerangka konseptual tersebut. Profitabilitas dalam penelitian ini diduga sebagai variabel moderasi yang memperkuat hubungan antara nilai persediaan terhadap nilai perusahaan. Pada saat profitabilitas tinggi maka hubungan antara nilai persediaan pada nilai perusahaan semakin kuat. Profitabilitas dipilih sebagai variabel moderasi karena profitabilitas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan indikator yang paling mudah dan cepat untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Investor dan kreditor menggunakan laba untuk mengukur prediksi laba dimasa yang akan datang dan kinerja manajemen. Sehingga calon investor dan kreditor dapat dengan mudah melihat kondisi perusahaan dari laba yang dihasilkan perusahaan. Penanaman modal khususnya dalam penelitian ini adalah investor, akan tertarik apabila perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba karena investor melakukan investasi diperusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Investor tidak akan tertarik melakukan investasi di perusahaan apabila mereka tidak mendapatkan keuntungan meskipun kinerja dan menajemen persediaaan tepat. Dengan adanya profitabilitas yang tinggi, maka investor akan tertarik menenamkan modalnya dalam bentuk pembelian saham. Permintaan saham yang tinggi akan menaikkan harga saham yang berarti juga naiknya nilai perusahaan. 2.3.2 Hipotesis Penelitian 2.3.2.1 Pengaruh Nilai Persediaan Terhadap Nilai Perusahaan Universitas Sumatera Utara 33 Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen persediaan mencakup seluruh kegiatan merencanakan, mengkordinasikan, menyimpan dan memelihara persediaan sebelum sampai ke tangan pihak lain distributoragen atau konsumen atau jika dilihat dalam neraca perusahaan berada dalam posisi aktiva sub “persediaan” sebelum berubah menjadi piutang dagang atau kas Sitanggang, 2012. Tersedianya persediaan pada waktu jumlah, jenis, dan kualitas yang sesuai akan berdampak pada kegiatan produksi atau kegiatan penjualan. Jika manajemen persediaan tidak akurat dibentuk, maka efek negatifnya berdampak pada keberlangsungan aktivitas perusahaan karena penyediaan persediaan yang terlalu besar akan mengarah pada kenaikan biaya dan pengurangan arus kas dan pada bagian lainnya akan menurukan penjualan perusahaan Burja dan Burja, 2010. Sebaliknya jumlah persediaan yang terlalu kecil karena pemesanan dalam jumlah yang kecil, meskipun dapat mengurangi biaya penyimpanan, tetapi akan berdampak pada penambahan biaya pemesanan, tidak terpenuhinya permintaan konsumen atau terganggunya proses lanjut produksi Sitanggang, 2012. Perusahaan yang membuat kebijakan persediaan level minimum dapat membuat operasional perusahaan berjalan lancar, dengan ketentuan, hal tersebut jangan sampai mengganggu ketepatan waktu penerimaan bahan Heinaman, 1955. Berdasarkan penjelasan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Nilai persediaan berpegaruh positif terhadap nilai perusahaan. Universitas Sumatera Utara 34 2.3.2.2 Pengaruh Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi dalam Hubungan antara Nilai Persediaan dengan Nilai Perusahaan. Rasio profitabilitas adalah rasio kemampuan memperoleh laba perusahaan tergantung dari laba dan modal mana yang diperhitungkan Sitanggang, 2012. ROA menunujukan kinerja perusahaan dan dapat sebagai acuan dari para pihak eksternal yaitu investor berupa sinyal untuk arus kas masa depan perusahaan, karena ROA diperoleh dari net profit after tax, yang dapat menjadi dasar dari kalkulasi arus kas bersih Alghifari, et al, 2013. Profitabilitas diduga memiliki pengaruh sebagai variabel moderasi dapat memperkuat hubungan antara nilai persediaan dengan nilai perusahaan. Nilai persediaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan apabila profitabilitas perusahaan tinggi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain, nilai perusahaan tidak akan mengalami peningkatan apabila profitabilitas rendah perusahaan tidak dapat menghasilkan keuntungan meskipun nilai persediaan yang dilakukan oleh perusahaan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Hubungan antara nilai persediaan terhadap nilai perusahaan semakin kuat pada saat pofitabilitas tinggi. Universitas Sumatera Utara 35 Universitas Sumatera Utara 35 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal. Desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen variabel yang dipengaruhi Sugiyono, 2011:30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011:72. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI yang terdiri dari 10 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengambilan sampel bertujuan purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan judgement tertentu atau jatah quota tertentu Jogiyanto, 2004:79. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan sampel listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 2. Perusahaan sampel memiliki data-data yang lengkap terkait dengan semua dari variabel yang diteliti. Universitas Sumatera Utara 36 3. Perusahaan tersebut tidak keluar delisting dari BEI selama tahun 2009- 2013 4. Perusahaan memeroleh laba selama masa periode 2009-2013. Peneliti memilih perusahaan yang memperoleh laba selama periode pengamatan karena pada penelitian ini, variabel moderasi yang digunakan adalah profitabilitas, oleh karena itu peneliti menggunakan objek penelitian yang selama periode pengamatan memperoleh laba . Tabel 3.1 Pemilihan Sampel Penelitian NO Kode Perusahaan Populasi Kriteria Sampel Sampel 1 2 3 4 1 DVLA 1 √ √ √ √ √ 2 INAF 2 √ √ √ − − 3 KAEF 3 √ √ √ √ √ 4 KLBF 4 √ √ √ √ √ 5 MERK 5 √ √ √ √ √ 6 PYFA 6 √ √ √ √ √ 7 SCPI 7 − √ − − − 8 SIDO 8 − √ − − − 9 SQBB 9 √ √ √ √ √ 10 TSPC 10 √ √ √ √ √ Jumlah 10 7 Sumber: Hasil Pemilihan Sampel Penulis Berdasarkan karateristik penarikan sampel di atas, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 7 perusahaan dan diamati selama periode 5 tahun yang termasuk sebagai data pooling.

3.3 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari Universitas Sumatera Utara 37 perusahaan. Penelitian ini menggunakan jenis data panel, yakni gabungan antara data runtut waktu time series dan data silang cross section. Data sekunder diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam www.idx.co.id .

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan mendownload dari www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian. 3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen, variabel moderasi, dan variabel dependen. 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen Sugiyono,2011:3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai persediaan. Investasi dalam persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan dagang dan manufaktur kieso et al, 2008. Jumlah yang sangat material apabila perusahaan keliru dalam penilaiannya. Persediaan membutuhkan Universitas Sumatera Utara 38 prinsip kehati-hatian dalam penilaiannya. Persediaan adalah aktiva lancar yang sangat erat kaitannya dengan penjualan perusahaan. Nilai Persediaan = Ln Nilai persediaan akhir 2. Variabel Moderasi Profitabilitas merupakan variabel moderating dalam penelitian ini, disimbolkan dengan X . Profitabilitas adalah Return on Assets ROA yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi, selama periode penelitian. ROA menunjukkan perbandingan net profit after tax dan total assets perusahaan Alghifari, et al, 2013 Rumus profitabilitas : 3. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas Sugiyono, 2011:3. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan. Nilai perusahaan disimbolkan dengan Y. Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin 1967. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi Universitas Sumatera Utara 39 baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Rasio Q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi dalam kekuasaannya Kusumadilaga, 2010. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio Q mendekati satu. Variabel ini diberi simbol Q. Variabel ini telah digunakan oleh Gunawan dan Utami 2008, Kusumadilaga 2010, dan Octavia 2012. Penghitungan menggunakan rumus : 3.6 Metode Analisis 3.6.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat Nilai persediaan, nilai perusahaan, dan profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal Ghozali, 2013. Universitas Sumatera Utara 40

3.6.2.1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi : Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 78 98

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

1 47 22

PENGARUH CSR TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI Peri

0 2 13

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi : Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 0 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dengan Leverage dan Perputaran Persediaan Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Nilai Persediaan Terhadap Value of Firm dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi; Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi Terdaftar di BEI

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Nilai Persediaan Terhadap Value of Firm dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi; Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi Terdaftar di BEI

1 0 9

Analisis Pengaruh Nilai Persediaan Terhadap Value of Firm dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi; Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi Terdaftar di BEI

0 2 12

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PROFITABILITAS TERHADAP FIRM VALUE DENGAN GROWTH OPPORTUNITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

0 0 16

DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-2015)

0 0 15