Teknik Pengumpulan Data Latar Belakang

dalam fokus ini penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpecaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memenuhi persoalanpermasalahan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan tambahan Suyanto, 2005 : 172 yang merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interkasi sosial yang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah narasumber yang memiliki keahlian serta pemahaman terbaik mengenai isu-isu tertentu. Yang paling memahami masalah di Puskesmas Sentosa Baru adalah 1. Kepala puskesmas 2. pegawai puskesmas 3. Masyarakat yang berobat ke Puskesmas

2.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu: 1. Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara: Universitas Sumatera Utara a. Metode Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dan selanjutnya mengadakan pencacatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan dilapangan. b. Kuesioner angket, yaitu digunakan sebagai pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat secara semi terbuka kepada informan utama atau responden yang memberikan pilihan jawaban dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh peneliti. c. Metode Wawancara, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari para informan. Pengumpulan data dilakukan melalui pertayaan secara lisan kepada informan yang dilakukan oleh peneliti sehubungan dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru 2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang diperlukan untuk mendukung data primer. Adapun bentuk pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah: a. Penelitian Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, karangan ilmiah, dan sebagainya. b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan objek penelitian. Universitas Sumatera Utara

2.6 Teknik Analisis Data

Dalam pendekatan kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Menurut Bungin 2001 : 126 Dalam riset ilmu sosial, hal yang penting adalah menentukan sesuatu yang berkaitan dengan apa atau siapa yang ditelaah. Persoalan tersebut bukan menyangkut riset, tetapi apa yang disebut dengan tingkat analisis, dari tingkat analisis yang telah ditetapkan itulah data dapat diperoleh, dalam arti kepada siapa atau apa, tentang apa, proses pengumpulan data diarahkan. Tingkat analisis penelitian secara umum dapat dibagi Bungin, 2001 :126 : 1. Individu Pada analisis proses pengumpulan data terarah kepada individu-individu. Arahannya adalah apabila subjek tersebut dipandang mengenali fenomena penelitian atau terkait dengan data penelitian, kepada merekalah data dapat diperoleh. 2. Organisasi atau Kelompok Pada tingkat analisis ini subjek penelitian harus terkait dengan keanggotaan dalam organisasi atau kelompok. Dari mana data fenomena penelitian diperoleh hanya terfokus pada subjek yang terkait dengan keanggotaan dalam kelompok atau organisasi. 3. Komunitas Tingkat analisis ini lebih luas cakupannya. Komunitas ini memiliki ciri- ciri yang lebih homogen, yang berbeda dengan masyarakat. Karakteristik Universitas Sumatera Utara pengikat homogenisasi komunitas mungkin agama, bahasa, daerah kelahiran, pekerjaan, jenis kelamin atau yang lainnya. 4. Masyarakat Cakupan tingkat analisis ini sangat luas, dalam tingkat analisisi ini, subjek penelitian tidak terbatas yang dipandang mengenali atau memahami fenomenastudi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, Pembangunan manusia pada dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusia kembali. Adapun upaya yang dapat ditempuh harus dipusatkan pada seluruh proses kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari bayi dengan pemberian ASI dan imunisasi hingga lanjut usia, dengan memberikan jaminan sosial. Kebutuhan-kebutuhan pada setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang lebih bermartabat.. Dalam rangka mendorong pembangunan manusia secara menyeluruh, perlu perhatian yang lebih pada kesehatan baik itu sejak usia dini atau sejak balita. Dapat dilihat bahwa sangat penting untuk melakukan investasi yang tepat waktu agar pertumbuhan otak anak sampai usia 5 tahun dapat berjalan dengan baik, untuk menghindari loss generation. Angka Kematian Bayi AKB di Indonesia dapat dikatakan masih tinggi. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI dari tahun 2009 menyatakan AKB di Indonesia ialah 34 per 1.000 kelahiran hidup. Kemudian pada SDKI tahun 2015 AKB di Indonesia sudah menurun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun ini sudah menurun namun masih dalam kriteria yang rendah, AKB di Indonesia saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya berkenaan dengan kesehatan ibu dan anak. Universitas Sumatera Utara Indonesia masih harus bekerja keras lagi untuk mewujudkan targetan MDGs Millenium Development Goals, dengan perbedaan yang semakin beragam terutama dalam hal kebijakan dan pelayanan kesehatan serta kultur sosial dan ekonomi, juga harus berjuang bersama guna mewujudkan target MDGs untuk menurunkan AKB pada tahun 2016 ini. Tidak hanya Kesehatan ibu dan anak saja yang harus di perhatikan namun kesehatan dari seluruh Warga Negara Indonsesia merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Indonesia. Karena kesehatan merupakan pilar utama untuk membuat suatu bangsa itu menjadi lebih baik guna menunjang pembangunan Negara Indonesia. Melihat fenomena ini, sebenarnya sulit rasanya untuk menyatakan bahwa pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu dan bayi di Indonesia sudah baik. Masih banyak yang harus dibenahi, terutama dalam sistem baik perencanaan, implementasi, maupun evaluasi. Disamping itu, praktik monitoring terhadap pelaksanaannya di lapangan juga sudah seharusnya mendapat perhatian. Hal itu guna menyelaraskan konsep kebijakan di bagian top dan bottom agar dapat berjalan seirama sesuai rencana bersama. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang merupakan bentuk konkret pelayanan publik, dan mutlak yang dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah UUD 1945 pasal 34. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan Universitas Sumatera Utara berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu. Dengan ini semua akan memberikan kepuasan yang berefek terhadap keinginan masyarkat untuk kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tersebut. Pembangunan kesehatan saat ini mempunyai visi yaitu Indonesia sehat. Salah satu program untuk mencapai Indonesia sehat adalah pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat yaitu Puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas juga bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, akses terhadap Universitas Sumatera Utara pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas. Selama ini pemerintah telah membangun Puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia. Puskesmas telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1968, rata-rata setiap Kecamatan mempunyai dua atau tiga Puskesmas, setiap tiga desa mempunyai satu Puskesmas pembantu. Puskesmas pun telah menyiapkan berbagai upaya kesehatan yang harus dilaksanakan sebagai pertanggungjawabannya ke Dinas Kesehatan. Puskesmas juga berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan KabupatenKota, dengan wilayah pembinaannya satu kecamatan. Akan tetapi peran puskesmas itu sendiri dapat terlihat sudah berlangsung secara optimal atau tidak dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam sebuah berita di Medan penulis menemukan bahwa masyarakat Medan pada umumnya masih enggan untuk berobat ke Puskesmas karena beberapa alasan dengan dibuktikan masyarakat lebih memilih untuk berobat ke rumah sakit. Direktur RSU dr Pirngadi Medan, dr Sjahrial R Anas, mengatakan bahwa peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masih perlu dipertanyakan, karena masih banyak masyarakat yang datang berobat ke rumah sakit. Padahal penyakit yang dideritanya termasuk penyakit ringan yang juga dapat disembuhkan di puskesmas. Tambahnya, banyak alasan masyarakat enggan berobat ke puskesmas, di antaranya dokter sering terlambat datang atau tidak sembuhnya penyakit yang diderita masyarakat. Inilah yang membuat pasien tidak mau berobat ke puskesmas dan lebih memilih ke rumah sakit.Jurnal Mukhlidah. Jum’at, 31 Oktober 2009. http:mukhlidah.multiply.comjournalitem63Meningkatkan_peran_pusk esmas_sebagai_primary_care_dalam_mencapai_Indonesia_Sehat. Universitas Sumatera Utara Dari kutipan jurnal yang berjudul peran puskesmas sebagai primary care dalam mencapai Indonesia Sehat yang ditulis oleh Mukhildah 2009 dapat di lihat bahwa masyarakat lebih memilih berobat ke rumah sakit dengan biaya lebih mahal daripada ke puskesmas. Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan, maka perlu ditinjau ulang peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menikmati peran seutuhnya yang di berikan oleh puskesmas. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamatkan adanya urusan pemerintahan yang menjadi urusan wajib pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Salah satu di antara urusan wajib tersebut adalah urusan bidang kesehatan. Kabupaten Kota Medan yang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Utara memiliki 39 pusat pelayanan kesehatan masyarakat PUSKESMAS yang juga harus turut serta menjalankan urusan wajib tersebut. Salah satu diantaranya adalah melalui sarana kesehatan Puskesmas yang disediakan oleh pemerintah Kota Medan khususnya Puskesmas Sentosa Baru yang beralamat dijalan sentosa baru Medan Perjuangan. Letak puskesmas yang berada di lingkup masyarakat sekitar dan tidak jauh dari tempat tinggal masyarakat membuat masyarakat sangat berharap banyak dengan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas, baik dari pelayanan setiap tenaga medis dan pegawainya maupun ketersediaan obat-obatan yang di butuhkan dalam pengobatan, biaya pengobatan juga diharapkan lebih murah dari biaya berobat di rumah sakit. Namun dalam kenyataannya penuls temui keluhan masyarakat dalam surat kabar Waspada Medan mengatakan : Universitas Sumatera Utara Sejumlah warga di Kecamatan Medan Perjuangan yang hendak berobat ke Puskesmas Sentosa Baru mengaku kecewa. Pasalnya, Kamis 2612 pagi hingga sore, pusat pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan Perjuangan itu tutup total sehingga warga tidak bisa berobat. Pantauan Waspada di lapangan, sejumlah warga sudah berdiri di depan Puskesmas Sentosa Baru, Kel Sei Kera Hilir I, Kec Medan Perjuangan sejak pukul 08:00. Namun hingga pukul 10:00, pintu pagar Puskesmas tidak juga dibuka sehingga warga membatalkan niatnya untuk berobat. Bahkan hingga pukul 16:00 Puskesmas Sentosa Baru tidak beroperasi. Boru Damanik, 48, warga Kel. Sidorame Barat I mengaku datang dengan menumpang becak bermotor karena hendak berobat. Namun setelah 1 jam menunggu, ternyata Puskesmas belum juga dibuka. “Sudah 1 jam saya menunggu, namun Puskesmas belum juga dibuka. Sedangkan perawatnya tidak terlihat ada yang datang,” sesal ibu rumah tangga ini. Karena Puskesmas tidak juga dibuka, Boru Damanik terpaksa berobat ke RSU Dr Pirngadi Medan. “Mungkin karena libur Natal dan masih cuti bersama sehingga perawatnya tidak ada yang datang,” ujarnya . Waspadamedan.com 2013 Puskesmas Tutup Warga Kecewa http:waspadamedan.comindex.php?option=com_contentview=article id=31908catid=51Itemid=206. Diakses pada tanggal 25 januari 2016 pada pukul 11.00 Wib Dari kutipan tersebut dapat di lihat bahwa ada masalah mengenai pelayanan dari pengelola Puskesmas Sentosa Baru di Medan Perjuangan yang dapat menghambat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan adanya keluhan atau pengaduan dari masyarakat terhadap kondisi pelayanan di puskesmas tersebut. Ditahun yang berbeda kasus yang sama juga terjadi, terdapat keluhan masyarakat yang mendapati Puskesmas Sentosa Baru tidak buka pada hari biasa, seperti yang di muat dalam surat kabar Jamsosindonesia : Faktanya,sejumlah puskesmas di Kota Medan tidak melayani warga dalam dua hari terakhir. Akibatnya, sejumlah warga yang hendak berobat dan untuk keperluan lain telantar. Berdasar pantauan SINDO, sejumlah puskesmas di Medan, tutup sejak Kamis 175 hingga kemarin.Seperti Puskesmas Sentosa Baru di jalan Sentosa Kecamatan Medan Perjuangan, tampak pintu pagar depan puskesmas yang bersebelahan dengan Pajak Pagi Sentosa itu, tutup. Pintu masuk depan dan belakang terlihat digembok. Bahkan, salah seorang warga yang hendak berobat ke Universitas Sumatera Utara puskesmas tersebut terpaksa pulang dan mencari tempat berobat lain. “Puskesmasnya tutup.Saya berobat ke klinik sajalah,” ujar warga tadi sambil berlalu dengan sepeda motor bersama suaminya. Dua mahasiswa yang hendak mengurus surat-surat ke puskemas ini juga terpaksa balik badan. ”Tadinya kami mau urus surat kesehatan, tapi karena tutup ya nggak jadilah,”kata mahasiswa tadi. Jamsosindonesia.com 2014 Puskesmas tutup warga terlantar http:www.jamsosindonesia.comnewsgroupselengkapnyapuskemas- tutup-warga-telantar_2829. Diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pada pukul 11.20 Wib Dalam mengatasi kondisi tersebut diharapkan Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat. Dengan memiliki sikap bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada masyarakat, menegakkan kedisiplinan, menunjukkan transparansi, dan mewujudkan akuntabilitasnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis sadar kesehatan adalah sesuatu hal yang penting dan harus di dukung dengan sebuah pelayanan yang baik pula, karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan”.

I.2 Rumusan Masalah