Peberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam : studi kasus program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah LewLiang-Bogor

(1)

1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM

(Study Kasus: Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakutas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I)

Oleh:

Lia Fitria Farhana 106054002044

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA


(2)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM

(Study Kasus: Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakutas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I)

Oleh:

Lia Fitria Farhana 106054002044

Pembimbing

Tantan Hermansah, M. Si NIP. 19760617 200511 006

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA


(3)

3

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunkan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Desember 2010


(4)

i

Kasus: program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor)

Program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah, merupakan suatu program yang banyak diminati oleh para nasabah umumnya para pedagang yang ada dipasar Leuwi. Liang. Karena bagi para nasabah yang usahanya itu sebagi pedagang tambahan modal itu sangat penting sekali untuk meningkatkan usahanya mereka. Maka dengan adanya program simpan pinjam ini para pedagang merasa perlu untuk menambah modal usahanya tersebut. Selain itu bukan hanya para pedagang saja melankan masyarakat pun ikut serta dalam program ini.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah itu berjalan dengan tepat dan optimal, adanya harapan yang baik dari pihak BMT, masyarakat dan nasabah yang ikut serta dalam program simpan pinjam tersebut.

Metodologi penelitian karya ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bukan hanya untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati, melainkan sebagai acuan dan rincian dari hasil data yang penulis peroleh.

Hasil penelitian yang penulis temukan yang berhubungan dengan program simpan pinjam adalah dari proses pemberdayaan baik dari pihak BMT maupun dari pihak nasabah itu sendiri. Adapun perubahan yang telah dialami oleh para nasabah yang ikut serta dalam program ini yaitu penghasilan yang mereka dapat telah mengalami perubahan, bahkan bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari melainkan untuk yang lainnya pun sudah terpenuhi.

Terkait dengan proses yang diberikan oleh BMT yaitu BMT terjun langsung dalam menangani masalah yang ada dari para pedagang yang ada dipasar Leuwi. Liang, selain itu BMT juga ada pembinan mengenai BMT itu sendiri, karena masih ada masyarakat yang belum mengerti apa gunanya dari BMT itu selain untuk nabung dan simpan pinjam.

Dengan demikian, adanya pemberdayaan masyarakat maupun nasabah pasar Leuwi. Liang yang ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang ini dapat berjalan secara kondusif, berjalan dengan lancar dan seoptimal mungkin, baik dalam segi pendapatan yang mereka peroleh sekarang dan nanti.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

“Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT, zat yang Maha menggenggam seluruh jagat alam semesta ini termasuk setiap hati manusia, zat yang Maha besar, Maha pengasih dan Maha penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarganya, para sahabat dan seluruh umat islam yang mengikuti sunnahnya.

Alhamdulillahi rabbil ’alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan pertolongannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Karena tanpa rahmat dan pertolongannya tidaklah mungkin skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Simpan Pinjam (study kasus: Program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Lw. Liang-Bogor)”. Penulis gunakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan yang harus ditempuh mahasiswa Pemberdayaan Masyarakat Islam. Penulis tertarik dengan penelitian ini karena dalam program ini para pedagang atau usaha kecil menengah dapat terbantu dengan adanya program tersebut dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi penulis pribadi umumnya untuk mahasiswa atau orang lain yang mungkin dapat berguna sebagai pengembangan keilmuan dan bahan tambahan bagi mereka yang berkonsentrasi pada bidang study Pengembangan Masyarakat Islam.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis skripsi ini tidak akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik


(6)

iii kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan M. Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Wati Nilamsari M.Si, selaku ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak M. Hudri S.Pg, selaku sekertaris jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Wati Nilamsari M. Si, selaku Dosen penasehat akademik Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2006, serta bapak/ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunukasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah mengarahkan, mendidik, membimbing, dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk hidup penulis.

5. Bapak Tantan Hermansyah M, Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang tidak pernah menganal lelah untuk membimbing dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

6. Para fasilitator BMT diantaranya: Bpk Pepi, Bu Yati, Pak Komar, Bu Risma dan staf-staf lainnya.

7. Bapak dan ibu ku tercinta yang selama ini telah memberikan segala daya upaya untuk akhirnya saya dapat menjadi seorang sarjana.


(7)

iv

8. Untuk Aa yang selalu memberikan motifasi dan semangat dalam menjalankan tesis skripsi ini.

9. Teman-teman ku tercinta, Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2006 yaitu: yanis, iin, ika, ida, fy, mila, nana, ayu, mimi, fitri, bule, amin, akew, lutfi, aji, oji, aji n’dut, ari, fadol dan anak-anak PMI lainnya.

10.Teman-teman kosan diantaranya sepupuku Novi, Rindi, Ria, Dewi dan Sovi. 11.Staff Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

12.Dan kepada pihak-pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Ciputat, Oktober 2010

LIA FITRIA F


(8)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 16

B. Pengertian Simpan Pinjam ... 22

C. Baitul Maal Wattamwil (BMT) ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM BMT KHAIRUL UMMAH DAN PROFIL NASABAH BMT KHIDMATUL UMMAH A. Gambaran Umum BMT Khidmatul Ummah ... 33

B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Khairul Ummah ... 38

C. Program Pelayanan sosial BMT Khairul Ummah ... 38

D. Pembinaan Nasabah pasar Leuwi. Liang oleh BMT Khairul Ummah ... 40


(9)

vi

E. Sasaran Nasabah BMT Khairul Ummah ... 42 F. Latarbelakang nasabah pasar Leuwi. Liang ... 42

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELALUI PROGRAM SIMPAN PINJAM PARA

NASABAH PASAR LEUWI. LIANG

A. Proses Pemberdayaan melalui Usaha Simpan Pinjam ... 47 B. Harapan Para Pihak dalam Upaya Pemberdayaan melalui

Program Simpan Pinjam ... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

1

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut untuk segera diselesaikan dan menuntaskan kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Selain kemiskinan di Indonesia juga memiliki banyak sekali masalah yang berkaitan dengan rakyat Indonesia seperti masalah kesejahteraan masyarakat, kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah ekonomi.

Dalam setiap kegiatan ekonomi ada istilah kegiatan memproduksi dan mengkonsumsi baik itu barang maupun jasa harus membuat pilihan. Tujuannya adalah supaya sumber daya yang tersedia akan dgunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kesejahteraan yang paling maksimum kepada masyarakat1. Oleh karena itu, dalam masalah persoalan ekonomi ini mulai adanya berbagai pihak yang memberikan gagasan untuk mendirikan Bank yang berbasis Islam.

Di Indonesia berdirinya Bank Islam diperakasia oleh Majellis Ulama Indonesia (MUI) yang didukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada tahun 1990 dan terealisasi dengan ditandatanginya akte pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) di hotel syahid pada tanggal 1 November

1


(11)

2

1991. Pendirian BMI ini kemudian diikuti dengan pendirian lembaga keuangan Syariah seperti Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS), BMT, Asuransi Syari’ah dsb2

.

Kedudukan BMT di tengah tata hukum perbankan nasional masih sangat lemah, Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam pasal-pasalnya belum mengatur hal-hal yang berhubungan dengan usaha lembaga mikro keuangan syari’ah. Demikian juga ketentuan-ketentuan Bank Indonesia yang mengatur operasional dan tata kerja perbankan nasional, tidak satupun butir yang eksplisit mengatur operasional dan tata kerja lembaga mikro keuangan syari’ah. jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000 orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40,5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah sebanyak 20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT.3

Perkembangan ekonomi Syari’ah yang marak sekarang ini merupakan cerminan umat islam untuk kembali menghidupkan semangat para eunterpreneur muslim dalam dunia bisnis dan perdagangan, sebagaimana menjadi ajaran Nabi Muhammad dan sunnah yang diteladankan ummatnya. BMT itu sendiri yaitu bakal usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktifitas dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang

2

Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait. (Jakarta: Rajawali Press,1997) h.74


(12)

pembiayaan kegiatan ekonominya4. Hal ini terbukti pada tahun 2000 saja BMT yang merupakan koperasi syariah telah berjumlah 3.037 unit (seindonesia) dengan aset total mencapai 300 Milyar rupiahan memiliki anggota usaha kecil sebanyak 2400 unit5.

BMT membantu para pengusaha-pengusaha kecil mulai dari pedagang kaki lima sampai pedagang yang memiliki kios/toko sendiri dalam hal menabung dan memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha baru atau menambahkan modal bagi usaha lama untuk berkembang lebih baik lagi. Dalam hal ini BMT sudah membantu masyarakat dalam masalah pemberdayaan kepada masyarakat itu sendiri untuk berusaha dalam mengerjakan suatu pekerjaannya baik itu mulai dari pendampingan dari BMT maupun tata cara untuk membuka usaha baru bagi yang memiliki skill dalam berwirausaha dari segi modalnya dan cara transaksi yang baik sesuai dengan cara Islami.

Pada perkembangan selanjutnya BMT menjadi salah satu lembaga pengembangan masyarakat dibidang ekonomi. Dalam kaitannya hal tersebut kiranya penulis mencoba meneliti lembaga BMT yang mampu bertahan dan berkembang baik. Salah satunuya adalah BMT Khairul Ummah yang berada diwilayah Leuwi. Liang-Bogor.

Sebagai lembaga ekonomi mikro yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip oprasionalnya mengacu pada prinsip syariah islam dan mengemban misi sosial pula, maka insya Allah akan

4

Prof. H. A. Dzajuli dan Drs. Yadi Janwari, M. Ag, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

5


(13)

4

menampilkan lembaga keuangan yang sehat berkualitas dan memenuhi harapan umat.

Alasan penullis memilih BMT Khairul Ummah karena di BMT tersebut ada beberapa hal diantaranya: produk layanan, simpan pinjam, simpan berjangka, dan pembiayaan.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis bermaksud mengadakan suatu penelitian ilmiah guna mengetahui bagaimana aplikasi dari salah satu tahapan pelaksanaan dalam manajemen pengembangan masyarakat.yang diterapkan pada BMT Khairul Ummah dalam pemberdayaan ekonomi mikro yang salah satunya dalam hal ini BMT dapat membantu pedagang-pedagang kecil khususnya yang ada di pasar Lw. Liang dengan memberikan salah satu program yang ada dalam BMT tersebut yaitu Simpan pinjam. Maka penulis meninjau perlunya penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai bagaimana pelaksanaan program yang ada di BMT ini dalam mencapai suatu tujuannya yaitu dalam memberdayakan para pedagang agar dapat berjualan dengan efektif, efisien dan berkualitas. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut penulis menuangkannya dalam skripsi dengan judul “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM (Study Kasus: Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor).”


(14)

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah peneliti membatasi pada pemberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah.

2. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas maka peneliti merumuskan masalahnya pada:

a. Bagaimana pelaksanaan simpan pinjam BMT Khairul Ummah dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitarnya?

b. Bagaimana harapan masyarakat dan BMT Khairul Ummah dalam upaya pemberdayaan melalui simpan pinjam ini?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi terhadap para nasabah pasar Leuwi. Liang yang telah ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah, sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan

b. Untuk mengetahui harapan BMT Khairul Ummah dalam memberdayakan masyarakat melalui simpan pinjam

c. Untuk mengetahui jumlah yang ikut dalm program simpan pinjam baik laki-laki dan perempuan di BMT Khairul Ummah.


(15)

6

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, untuk memberikan suatu keberhasilan bagi BMT Khairul Ummah dalam memberdayakan masyarakat. Bukan hanya melalui program simpan pinjam saja melainkan dari program-program yang lainnya.

b. Dapat dijadikan suatu evaluasi bagi BMT Khiairul Ummah dalam pelaksanaan program simpan pinjam ini dengan selalu melihat tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalannya juga.

c. Dapat memberikan suatu penelitian, model dan objek penelitian bagi mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dengan cara efektif dan berkualitas

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.6

6

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2003 cet ke 2, h. 39


(16)

Selain itu, penelitian dengan menggunakan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memenfaatkan berbgai metode alamiah.7

Study kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, secara umum study kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluangg untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.

Penelitian study kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: study kasus eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif. Penelitian study kasus dalam penggunaannya perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan penyelenggaraannya agar lebih mampu menghadapi kritik-kritik tradisional tertentu terhadap metode/tipe pilihannya. Study kasus juga digunakan diberbagai lapangan, seperti:

 Penelitian kebijakan, ilmu politik, dan administrasi umum,  Psikologi masyarakat dan sosiologi,

 Study-study organisasi dan manajemen,

7

Moleong J Lexy M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007, h.6


(17)

8

 Penelitian perencanaan tata kota dan regional seperti, study-study program, lingkungan, atau agen-agen umum serta,

 Pengerjaan berbagai disertasi atau tesis dalam ilmu-ilmu sosial 2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, seperti waktu penelitian, sumber data dan kondisi, arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun8.

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah berupa study kasus, metode study kasus digunakan bertujuan untuk melakukan penelitian ini. Pendekatan ini menggambarkan pendekatan kualitatif (qualitatif research), adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain atau kuantifikasi (pengukuran).

3. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 21 juni sampai dengan 17 Oktober 2010. Penelitian ini dilakukan dipasar Leuwi. Liang-Bogor dan sekitarnya.

8

Nana syarodhi sukmadinata, Metode penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007


(18)

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjeknya penelitian adalah para nasabah, pengurus BMT, maupun masyarakat yang ada di pasar Leuwi. Liang-Bogor. Dipilihnya para nasabah yang ikut di BMT ini karena:

a. Peneliti mengambil tempat penelitian di BMT Khairul Ummah karena selain dekat lokasinya, di BMT tersebut banyak peminat atau nasabah yang ikut serta. Bukan hanya program simpan pinjam saja meliankan pelayanan-pelayanan dan program-program lainnya yang ada di BMT Khairul Ummah.

b. Nasabahnya yaitu antara lain:  Pak Ahmad (pedagang pakaian)  Pak Odih (pedagang telur)  Nouval (pedagang minuman)

 Ibu Ani (pedagang warung roko, mainan dan alat-alat tulis)  Ibu Romlah (pedagang buah-buahan)

Sedangkan objeknya adalah BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor. Dimulai dari perkenalan diri dari peneliti kepada pihak BMT, dari direktur sampai staf-staf lainnya. Setelah itu meminta bantuannya untuk dapat melakukan penelitian di BMT ini untuk menyusun tugas skripsi. Pihak BMT pun menerima dengan senang hati dan memberikan masukan-masukan dalam menjalankan penelitian ini dan memberikan penjelasan mengenai hal program simpan pinjam tersebut.


(19)

10

5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung antara dua orang atau lebih, antara penulis dengan responden yang terpilih.

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan cara mendatangi langsung ke BMT Khairul Ummah mengenai ppogram simpan pinjam bagi para nasabah di pasar Leuwi. Liang.

Adapun proses wawancara yang peneliti lakukan di BMT khairul Ummah pertama mencari tahu berapa orang yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah, setelah mengetahui berapa orang yang ikut nasabah di BMT tersebut peneliti menentukan narasumber yang akan dijadikan sebagai subjek yang akan diwawancarai. Setelah itu peneliti mengontak langsung kepada para narasumber untuk bersedia diwawancarai mengenai program simpan pinjam yang mereka lakukan di BMT Khairul Ummah.

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 orang pedagang yang terlibat dalam proses simpan pinjam yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah. Seperti orang yang diberdayakan diantaranya: Pak Ahmad, mbak Ani, pak Odih, nouval dan ibu Romlah.


(20)

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data primer yang didapat dari sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan. Selain itu menurut Hasanuni Saleh metode dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai variabel-variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya.9

Peneliti mengumpulkan informasi berupa buku-buku, internet dan skripsi yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi. Berdasarkan sumber dan keterangan yang dipeoleh dari hasil penelitian, kemudian peneliti membuat analisa deskriptif.

c. Observasi dan Partisipasi

Observasi dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan. Yaitu dengan melihat cara kerja BMT Khairul Ummah terhadap para nasabah, maupun kehidupan para nasabah sendiri. Arti dari observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Penulis menggunakan metode ini dengan pertimbangan:

1) Untuk menghadapi kekurangan data yang diperoleh dari wawancara 2) Melengkapi kebenaran data yang dipeoleh dari wawancara.

9


(21)

12

3) Untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian.

Peneliti melakukan penelitian ini yaitu pada bulan Oktober 2010. Adapun partisipasi disini yaitu dalam observasi tidak hanya kita terjun langsung dengan sendirinya melainkan ada yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian tersebut antara lain pihak BMT dan para nasabahnya langsung.

6. Analisis Data

Merujuk pada kerangka analisis data yang dibangun oleh Moleong pada tahun 2007 mekanisme analisis datanya adalah sebagai berikut:

a. Mencatat, yang menghasilkan catatan Lapangan dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistensiskan, membuat ikhtisar dan membuat Indeksnya

b. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

7. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihannya (validitas) dan kendala (realibilitas) menurut versi “positovisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. Diperoleh dari pandangan dan pendapat seorang ahli paradigma alamiah yakni Egon Guba (Lincoln dan Guba,


(22)

1981:291-294, catatan: penulis menemui dan berdiskusi dengan beliau di Indiana University, Bloomington, Februari 1988). Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria di antaranya yaitu:

a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal iti dicapai dengan jalan: Membandingkan data hasil pengamatan, dengan data hasil wawancara. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

b. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dengan memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti di sini hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan perumusan masalah saja.

c. Kepastian dengan Teknik Pemeriksaan Audit Kepastian

Auditor dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Di sini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang, dapat dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif. Sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.


(23)

14

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) AL Fath dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Penyaluran Danan Murabahah di Kedaung-CIPUTAT. Yang ditulis oleh Dede Masfuhah (NIM: 102054025777) 2006. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Peran Bitul Maal Wattamwil (BMT) Ar-Ridho dalam Memberdayakan para pedagang Kecil Melalui Dana Bergilir di Kelurahan Pisangan Ciputat. Yang ditulis oleh Iip Apriaji (NIM: 105054002044) 2009. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Yang ditulis oleh Amelia (NIM: 105054002039) 2009. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bantuan Pinjaman Dana Bergulir Oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) di Kelurahan Pondok Betung, Tangerang.


(24)

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima Bab, setiap Bab dirinci dalam beberapa sub bab sebagau berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang maslah, pembatsan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIS, yang meliputi pengertian Pemberdayaan, Pengertian simpan pinjam, pengertian BMT.

BAB III PROFIL NASABAH BMT KHAIRUL UMMAH, yang meliputi Jenis kelamin, Usia, Pendapatan, dan profesi.

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

SIMPAN PINJAM PARA NASABAH PASAR LW. LIANG. Yang

meliputi Gambaran Umum BMT Khairul Ummah, Program Umum simpan pinjam para nasabah, Analisis pemberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam.


(25)

16

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdaayaan Masyarakat

Menurut Suharto pemberdayaan itu adalah sebuah proses dan tujuan. Disebut sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinannya.

Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjukkan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memilki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.1

Pemberdayaan Ekonomi dipahami sebagai suatu proses dimana lembaga atau organisasi masyarakat dan masyrakatnya sebagai objek pemberdayaan mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah atau lembaga masyarakat untuk menciptakan suatu kesejahteraan dan

1

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.( Bandung: Reflika Aditama. 2005) h. 52


(26)

merangsang perkembangan kegiatan ekonomi suatu kelompok masyarakat.2

Menurut Suharto pemberdayaan ekonomi sebagai suatu proses yaitu mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pengembangan kegiatan-kegiatan produktif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan jasa yang baik dan pengembangan lembaga-lembaga usaha baru.

2. Konsep Pemberdayaan

Dilihat dari lapangan ada tiga konsep pemberdayaan anatara lain:3 a. Pemberdayaan yang hanya berkutat di “daun” dan “ranting” atau

pemberdayaan konformis. Karena struktur sosial, dan struktur ekonomi sudah dianggap Given. Maka pemberdayaan adalah usaha bagaiamana masyarakat tunadaya harus menyesuaikan dengan yang sudah memberi (given) tersebut. Bentuk aksi dari konsep ini merubah sikap mental masyarakat tunadaya dan pemebrian santunan, seperti misalnya pemberian modal, pembangunan prasarana pendidikan, dan lain-lain. Konsep ini sering disebut sebagai magical paradigm.

b. Pemberdayaan yang hanya berkutat di “batang” (pemberdayaan reformis), maksudnya secara umum tatanan sosial, ekonomi, politik dan budaya sudah tidak ada lagi masalah. Oleh sebab itu pemberdayaan model ini adalah mengubah dari top down menjadi bottom up, sambnil mengembangkan sumber daya manusianya,

2

www. Policy. hu/suharto/modul_2/pemberdayaan ekonomi masyarakat_uks_12 htm

3

Projono, O. S dan Pranarka, A. M.W. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. (Jakarta: CSIS. 1996) h. 269


(27)

18

menguatkan kelembagaannya, dan sejenisnya. Konsep ini disebut sebagai naive paradigm.

c. Pemberdayaan yang hanya berkutat di “akar” atau pemberdayaan struktural.

3. Tahap-tahap Pemberdayaan

Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara langsung atau tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yaitu:

a. Tahap Persiapan

Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community Development), dimana tujuan utama ini adalah menyamakan persepsi antara anggota agen perubah (agent of change) mengenai pendekatan apa yag akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan lapangan petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal dengan kelompok sasaran.

b. Tahap Assesssment

Proses Assesssment yang dilakukan disini adlah dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumbe daya yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat pula digunakan teknik SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, dan ancaman.


(28)

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Pada tahap ini agen perubah secara partisiatif mencoba melibatkan warga untuk mencoba berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.

d. Tahap Pemformulasikan Rencana Aksi

Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

e. Tahap Pelaksanaan Program

Tahap pelaksanaan ini merupakan bagian yang krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerjasama antarwarga.

f. Tahap Evaluasi

Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.

g. Tahap Terminasi

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tidak jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah


(29)

20

selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.

4. Strategi dan intervensi pemberdayaan

Strategi pada dasarnya memiliki tiga arah yakni:4 a. Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat,

b. Pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan didaerah yang mengembangkan peranserta masyarakat, c. Modernisasi melalui penajaman dan pemantapan arah perubahan

struktur sosial ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran masyarakat lokal.

Pengembangan masyarakat lokal menurut Rothman (sebagaimana diulas oleh Suharto, 2005:42) adalah pengembangan masyarakat yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi, hanya saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.5

Dalam beberapa situasi strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual. Meskipun pada gilirannnya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan

4

Sumodiningrat Gunawan, Pemberdayaan masyarakat & jaring Pengaman Sosial

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 130

5

Ismail Usman Asep (ed) dan Ismet Firdaus, Dkk. Pengalaman Al Qur’an “ Tentang

Pemberdayaan Dhua’fa” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dakwah Press, 2008) cet. 1, h. 73


(30)

sumber atau sistem diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan sosial dapat dilakukan melalui:

a. Intervensi Mikro, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stess management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).

b. Intervensi Mezzo, yaitu pemberdayaan yang dilakuakn terhadap sekelompok klien. Pemberdayaaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervesi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permaslahan yang dihadapinya.

c. Intervensi Makro, pendekatan ini disebut sebagia strategi sistem besar (large-system strategi) karena sasaran perubahan diarahkn pada sistem lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaa sosial, kampanye, aksi sosial lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki


(31)

22

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menemukan strategi yang tepat untuk bertindak.6

Intervensi makro mencakup berbagai metode profesional yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih besar dari individu, kelompok dan keluarga. Yaitu organisasi, komunitas baik setingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh.7

B. Pengertian Simpan Pinjam

Simpan pinjam atau Ariyah adalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, agar dapat dikembalikan lagi zat barang tersebut. Setiap yang mungkin dikembalikan manfaatnya dengan tidak merusak zat barang itu, boleh dipinjam atau dipinjamkan.

1. Hukum Pinjaman

Asal hukum meminjamkan adalah sunat, seperti tolong menolong dengan orang lain, kadang-kadang menjadi wajib, seperti meminjamkan kain kepada orang yang terpaksa dan meminjamkan pisau untuk menyembelih binatang yang hampir mati. Juga kadang-kadang haram, kalau yang dipinjam itu akan berguna untuk yang haram.

Kaidah: “Jalan menuju sesuatu hukumnya sama dengan hukum yang dituju.” Misalnya, seseorang yang menunjukan jalan kepada pencuri, maka keadaannya sama dengan melakukan pencurian itu.

6

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 66

7

Adi Rukminto Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Jakarta: FEUI Press, 2003), h. 57


(32)

2. Rukun Pinjaman

a. Yang meminjamkan syaratnya:

1) Ahli (berhak) berbuat baik sekehendaknya: anak kecil dan orang yang dipaksa, tidak sah meminjamkannya.

2) Manfaat barang yang dipinjam dimiliki oleh yang meminjamkan, walau dengan jalan wakaf atau menyewa sekalipun, karena meminjam hanya bersangkutan dengan manfaat, bukan bersangkutan dengan zat. Oleh karenanya yang meminjamkan tidak boleh meminjamkan barang yang dipinjamnya karena manfaat barang yang dipinjam bukan miliknya. Hanya dia dizinkan mengambilnya, tetapi membagikan manfaat yang boleh diambilnya kepada yang lain, tidak berlarangan, seperti dia meminjam rumah selama satu bulan ditinggalinya hanya 15 hari, sisinya (15 hari lagi) boleh diberikannya kepada orang lain.

b. Yang Meminjam:

Hendaklah dia orang yang ahli (berhak) menerima kebajikan. Anak kecil dan orang gila tidak sah meminjam sesuatu karena ia tidak ahli (tidak berhak) menerima kebajikan.

c. Barang yang dipinjam syaratnya: 1) Barang yang tentu ada manfaatnya

2) Sewaktu diambil manfaatnya, zatnya tetap (tidak rusak), oleh karenanya makanan dengan sifat untuk dimakan, tidak sah dipinjamkan,


(33)

24

3) Lafadz: kata setengah orang, sah dengan tidak berlafadz

4) Mengambil Manfaat Barang Yang Dipinjam Yang meminjam boleh mengambil manfaat dari barang yang dipinjamnya hanya sekedar menurut izin dari yang punya, atau kurang dari yang diizinkan. Umpamanya dia meminjam tanah untuk menanam padi, dia dibolehkan menanam padi dan yang sama umurnya dengan padi, atau yang kurang seperti Kacang. Tidak boleh dipergunakan untuk tanaman yang lebih lama dari padi kecuali ditentukan masanya, maka dia boleh bertanammenurut kehendaknya.

5) Hilangnya barang yang dipinjam atau rusak sebab pemakaian yang dizinkan, dan ada kesepakatan sebelumnya maka itu ada rasa saling percaya dan mempercayai. Tetapi kalau sebab lain wajib untuk menggantinya. Menurut pendapat yang lebih kuat, kerusakan yang hanya sedikit karena dipakai yang dizinkan tidaklah patut diganti, karena terjadinya disebabkan oleh pemakaian yang dizinkan (kaidah: Ridho pada sesuatu, berarti ridho pula pada akibatnya). 6) Mengembalikan yang dipinjam kalau mengembalikan barang yang

dipinjam tadi berhajat pada ongkos maka ongkos itu hendaknya dipikul oleh yang meminjam.


(34)

C. Baitul Maal Wattamwil

1. Pengertian BMT

Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah yaitu baitul mall dan baitul wattamwil. Baitul mall lebih mengarah pada usah-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul wattamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.8 Adapula BMT itu adalah kependekan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal Wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.9

Dalam sejarah perekonomian umat muslim, sebenarnya ada salah satu instansi yang telah memperhatikan aspek kebajikan pada kehidupan masyarakat, yaitu bait al maal yang memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam menyeimbangkan perekonomian umat Islam pada masa itu dengan memberikan dana subsidi kepada umat Islam yang membutuhkan yang dalam Islam disebut sebagai mustahik. Adapun sumber dana dari baitul maal tersebut adalah dari dana zakat, infak, pajak dan beberapa kebijakan yang telah ditentukan oleh khalifah (pemimpin) umat Islam pada waktu itu.

BMT itu sendiri yaitu bakal usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan

8

Sudarsono Heri. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia 2008), h.103

9

Soemitra Andri, M.A. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009) h. 443


(35)

26

usaha-usaha produktifitas dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

BMT membantu para pengusaha-pengusaha kecil mulai dari pedagang kaki lima sampai pedagang yang memiliki kios/toko sendiri dalam hal menabung dan memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha baru atau menambahkan modal bagi usaha lama untuk berkembang lebih baik lagi. Dalam hal ini BMT sudah membantu masyarakat dalam masalah pemberdayaan kepada masyarakat itu sendiri untuk berusaha dalam mengerjakan suatu pekerjaannya baik itu mulai dari pendampingan dari BMT maupun tata cara untuk membuka usaha baru bagi yang memiliki skill dalam berwirausaha dari segi modalnya dan cara transaksi yang baik sesuai dengan cara Islami.

Secara dinamis BMT lebih dikelola oleh beberapa individu dan menjangkau sektor mikro dari perekonomian rakyat, terlepas dari fungsi baitul maal itu sendiri ada satu fungsi lagi dari lembaga itu yaitu baituttamwil atau lembaga pendanaan, sehingga selain mempunyai dana untuk kegiatan konsumtif dari para mustahik ada juga instrumen pendanaan untuk kebutuhan produktif bagi UMK yang tentunya sesuai dengan prinsip yang ditentukan oleh Islam atau sering disebut dalam tulisan ini nantinya dengan prinsip syariah, sehingga pada akhirnya diharapkan BMT ini diharapkan dapat menjadi penyokong UMK dan menggantikan praktek rentenir (bank plecit) yang dianggap mencekik


(36)

UMK dalam jeratan hutang yang berkepanjangan itu dan pada akhirnya menyeimbangkan pasaran Indonesia secara umum.

Prosedur Pendirian

BMT dapat didirikan damn dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap. Awalnya dapat dimulai sebagi kelompok swadaya masysrakat dengan mendapatkan sertifikat operasi/kemitraan dari PINBUK dan jika telah mencapai nilai aset tertentu segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi.10

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan BMT yaitu mengenai lokasi atau tempat usaha BMT, sebaiknya berlokasi ditempat kegiatan-kegiatan ekonomi para anggotanya berlangsung, baik anggota penyimpanan dana maupun pengembang usaha atau pengguna dana.

Tahapan pendirian BMT dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000 orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40, 5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah sebanyak 20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT.

b. Jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000 orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40, 5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah

10

Soemitra Andri, M.A. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009) h. 452-453


(37)

28

sebanyak 20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT.

c. Perlu ada pemerkasa, motivator yang telah mengetahui BMT.

d. Di antara pemrakarsa membentuk panitia penyiapan pendirian BMT (P3B) di lokasi jamaah masjid, pesantren, desa miskin, kelurahan kecamatan atau lainnya.

e. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp 10.000.000-Rp 30.000.000 agar BMT memulai operasi dengan syarat modal itu.

f. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri (simpanan pokok khusus/ SPK semacam saham) dari sekitar 20-44 orang dikawasan tersebut untuk mendapatkan dana urunan.

g. Jika calon pemodal pendiri telah ada, maka dipilih pengurus yang ramping (3-5 orang) yang akan mewakili pendiri dalam mengarahkan kebijakan BMT.

h. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT.

i. Mempersiapkan legalitas hukum untuk usaha sebagai: KSM /LKM dengan mengirim surat ke PINBUK, KSP/KSU unit syariah dengan menghubungi kepala kantor/dinas/ badan koperasi dan pembinaan pengusaha kecil di ibu kota kabupaten.

j. Melatih calon pengelola sebaiknya juga diikuti oleh satu orang pengurus dengan menghubungi kantor PINBUK terdekat.


(38)

k. Melaksanakan persiapan-persiapan sarana kantor dan berkas administrasi yang diperlukan.

l. Melaksanakan bisnis operasi BMT

Dalam masalah dana BMT untuk menambahkannya para anggota biasa menyimpan simpanan pokok, simpanan wajib, jika ada kemudahan juga simpanan sukarela yang semuanya itu akan mendapatkan bagi hasil dari keuntungan BMT.

Ada pula dalam kegiatan pembiayaan atau kredit usaha kecil bawah (mikro) dan kecil, antara lain dapat berbentuk:

a. Pembiayaan Mudharabah, yaitu pembiayaan total dengan menggunakan mekanisme bagi hasil.

b. Pembiayaan Musyarakah, yaitu pembiayaan bersama dengan menggunakan mekanisme bagi hasil.

c. Pembiayaan Murabahah, yaitu pemilikan suatu barang tertentu yang dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pembiayaan Bay’bi saman ajil, yaitu pemilikan suatu barang tertentu dengan mekanisme pembiayaan cicilan.

e. Pembiayaan Qard al hasan, yaitu pinjaman tanpa adanya tambahan pengembalian kecuali sebatas biaya administrasi.

2. Visi dan Misi BMT Visi BMT:

Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat, yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu


(39)

30

berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan umat manusia pada umumnya”

Misi BMT:

“Mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi rill dan kelembagannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil dan bermakmuran berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan syariah dan rida Allah”

3. Badan Hukum BMT

BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelomppok Swadaya Masyarakat atau Koperasi:

a. KSM adalah Kelompok Swadaya Masyarakat dengan mendapat surat Keterangan Operasional dan PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).

b. Koperasi serba usaha atau koperasi syariah, c. Koperai simpan pinjam syariah (KSP-S). 4. Prinsip Operasinal BMT

Prinsip-prinsip BMT

a. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT, dengan mengimplementasi prinsip-prinsip syariah dan muamlah Islam ke dalam kehidupan nyata,


(40)

b. Keterpaduaan (Kaffah) dimana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil, dan berakhlak mulia,

c. Kekeluargaan, d. Kebersamaan, e. Kemandirian,

f. Profesionalisme, dan g. Istiqomah

5. Strategi Pengembangan BMT

Semakin berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagai kendala mungkin dilepaskan dari keberadaan BMT. Oleh karena itu, perlu strategi yang jitu guna mempertahankan eksistensi BMT tersebut. Strategi tersebut diantaranya:

a. Sumberdaya manusia yang kurang memadai kebanyakan berkorelasi dari tingkat pendidikan dan pengetahuan.

b. Strategi pemasaran yang local oriented berdampak pada lemahnya upaya BMT untuk mensosialisasikan produk-produk BMT diluar masyarakat dimana BMT itu berada.

c. Perlunya Inovasi, produk yang ditawarkan kepada masyarakat relative tetap, dan kadangkala BMT tidak mampu menangkap gejala-gejala ekonomi dan bisnis yang ada di masyarakat. Hal ini timbul dari berbagai sebab:


(41)

32

1) Timbulnya kekhawatiran tidak sesuai dengan syariah, 2) Memahami produk BMT hanya seperti yang ada.

d. Untuk meningkatkan kualitas layanan BMT diperlukan pengetahuan strategi dalam bisnis (business strategy).

e. Pengembangan aspek paradigmatic, diperlukan pengetahuan mengenai Aspek bisnis islami sekaligus meningkatkan muatan-muatan islam dalam setiap perilaku pengelola dan karyawan BMT dengan masyarakat pada umumnya dan nasabah pada khususnya.

f. Sesama BMT sebagai partner dalam rangka mengentaskan ekonomi masyarakat, demikian antar BMT dengan BPR syariah atau pun Bank Syariah merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya memiliki tujuan untuk menegakkan syariat islam di dalam bidang ekonomi.

g. Perlu adanya evaluasi bersama guna memberikan peluang bagi BMT untuk lebih kompetitif.


(42)

33

NASABAH BMT KHAIRUL UMMAH

A. Gambaran Umum BMT Khairul Ummah

Profil lembaga keuangan syariah koperasi BMT Khairul Ummah, lembaga yang didirikan dari bentuk kepedulian terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah dimana dalam operasionalnya lembaga ini tidak hanya memfasilitasi ummat islam untuk bertransaksi secara syariah tetapi juga membuka peluang permodalan bagi para pengusaha mikro/kecil dan menengah.

1. Sejarah Berdirinya BMT Khairul Ummah

Awal mula berdirinya BMT Khairul Ummah yaitu pada tanggal 24 Agustus 1994. Dengan alamat di Jl. Raya Leuwiliang No. 106-Bogor 16640, badan hukum 111060/BH/KWK.10/5, akta perubahan, 111060/BH/PMD/KWK. 10/XII-1997 tgl 31 desember 1997.modal awal tahun 1994 yaitu Rp. 5.000.000;, asset terakhir pada tgl 31 desember 2009 Rp. 3.754.422.67;, klasifikasi koperasi: B (baik). Prestasi : koperasi berprestasi Tk Kabupaten Bogor tahun 2009. Jumlah nasabah:

a. Nasabah penabung: 5.384 orang b. anggota: 275 orang


(43)

34

Dalam hal lain perangkat hukum juga membatasi lembaga keuangan dalam menyalurkan kredit kepada sektor usaha kecil dan menengah, apalagi sektor informal dan usaha kecil lainnya. Disamping itu adapula kendala-kendala yang turut mempengaruhi penyaluran dana kepada pengusaha kecil, antara lain:

 Masalah prosedur  Sikap mental  Aspek legalitas  Aspek jaminan

Dengan demikian, sebanyak apapun Bank di Indonesia, selama pola operasinya tidak berubah, maka pengusaha kecil dan menengah tidak akan memperoleh hasil yang maksimal akan sulit untuk maju dan tentu pencapaian kesejahteraan para pengusaha kecil akan terasa lambat. Dengan demikian keberadaan Bank hanya untuk kelas menengah ke atas.

Dalam kaitan itulah kehadiran Koperasi BMT Khaitul Ummah merupakan salah satu alternatif solusi untuk menjembatani pengusaha mikro dengan sumber modal, peningkatan akses pengusaha kecil terhadap bank sekaligus menyediakan lembaga keuangan yang memberikan kemudahan dan keamanan dalam penyimpanan dananya.

BMT itu sendiri adalah alternatif dalam membangun ekonomi ummat, beberapa manfaat keberadaan BMT:

a. Membantu para pengusaha mikro/kecil terutama yang bergerak dalam sektor informal untuk memperoleh model usaha,


(44)

b. Meningkatkan pendapatan para pengusaha kecil yang selanjutnya diharapakan dapat meningkatkan taraf hidup mereka,

c. Meningkatkan pemahaman keislaman para pengusaha kecil melalui pengajian rutin yang diselenggarakan oleh lembaga,

d. Mendekatkan hubungan antara kaum muslimin pemilik dana dengan kaum dhuafa sehingga dapat mengurangi kesenjangan diantara mereka, e. Mudah didirikan, karena tidak membutuhkan modal yang besar,

fasilitas dan kantor yang sederhana.

2. Struktur dan tujuan dari BMT Khidmatul Ummah

a. Profil Singkat dan Struktur Organisasi BMT Khairul Ummah

1. Nama : KOPERASI PONDOK PESANTREN MU’ALLIMIEN/ BMT “KHAIRUL UMMAH”

2. Alamat : Jl. Raya Leuwiliang No. 106 Leuwiliang Bogor 16640 Tlp. (0251) 8640026, Facs. (0251) 8642847, e-mail:

[email protected]

3. Tanggal berdiri : 24 Agustus 1994 4. Badan hukum : 11060/BH/KWK.10/5

5. Akta perubahan : 11060/BH/PMD/KWK.100/XII-1997 Tggl 31 Desember 1997

6. Jenis Usaha : a. Simpan pinjam dengan sistem syariah b. Pembinaan para pengusaha kecil


(45)

36

7. Modal awal th 1994 : Rp 5.000.000

8. Asset terakhir pd 31 : Rp 3.754.422.67,- Desember 9. Klasifikasi Koperasi : B (baik)

10. Prestasi : Koperasi berprestasi Tk. Kabupaten Bogor thn 2009

11. Jumlah Nasabah

a. Nasabah Penabung : 5.384 orang b. Anggota : 275 orang c. Nasabah pyd : 750 orang 12. Unit Binaan

a. Koperasi BMT Ikhlasul Ummah Ciasihan Ciasmara b. BMT Umar bin AbdulAziz Leuwisadeng

c. BMT Al Husna Leuwiliang d. Bank Mini Pelita Ciampea


(46)

KOMPOSISI PENGURUS TAHUN 2009-2012

Penasehat Syariah

Ketua : K.H Maliuddin Anggota : E. Murdika, S.Ag.  Pengawas Pengurus

Ketua : Ir. Yudhiyanto Dewandono Anggota : Drs. Zaprudin Muhson : Drs. Khairul Anwar  Pengurus

Ketua : Pepi Januar Pelita, S. Kom Sekretaris : Syarif Hidayatullah, S. Kom Bendahara : Drs. Sadikin

Pengurus (Badan Eksekutif)

Manajer Umum : Cecep Sholahudin, S.E Kabag. Operasional : Yari Nurhidayati Kabag. Marketing : Meidy Rachmadi, S.E Kabag. Oprasional : Yati Nurhidayati Account Officier : Cecep Sholahudin

: Yan Mulyawandi

Admp/ Custumer service : Risma Rislianti

Kassir : 1. Herna Ramdaningrum, S.Hi

: 2. Elita Mahdianti, A.Md Marketing : Ginanjar, S.Pd

Kolektor : Alwi Novianto

: Jaenal Sumama


(47)

38

B. Visi, Misi dan tujuan BMT Khairul Ummah

Dilihat dari segi visi dan misi ekonomi BMT Khairul Ummah hanya sebatas komersial semata. BMT khairul Ummah didasarkan sebagai menifestasi dari ibadah unuk memperoleh ridho Allah SWT, dengan tujuan yang lebih spesifik yaitu:

1. Meningkatkan produktifitas dan mengembangkan ekonomi ummat islam, khususnya pengusaha kecil/mikro;

2. Meningkatkan produktifitas usaha melalui sektor rill dengan memberikan pelayanan pembiayaan kepada pengusaha Muslim;

3. Membebaskanpara pengusaha kecil dari jeratan para pelepas uang dengan sistem bunga dan rente;

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha disamping meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan ummat islam;

5. Menghimpun dana ummat, terutama zakat, infaq dan shadaqah secara profesional untuk disalurkan kepada para mustahiq;

6. Tujuan lainnya yang mengarah pada perbaikan strata ekonomi ummat Islam terutama kaum dhuafa dan mustafidin.

C. Program Pelayanan Sosial BMT Khairul Ummah

Produk simpanan dana ummat antara lain: 1. Tabungan syariah (Tasyri)

Produk tabungan umum bagi perorangan/lembaga. 2. Tabungan untuk Masa depan (Tampan)


(48)

Produk tabungan untuk pelajar/mahasisiwa, sebagai bekal untuk kelanjutan study nasabah.

3. Tabungan Menuju Walimah (Tammah)

Produk tabungan umum perorangan sebagai persiapan untuk melaksanakan pernikahan.

4. Tabungan persiapan Qurban (Tapaqur)

Produk tabungan umum/perorangan sebagai persiapan melaksanakan ibadah Qurban.

5. Deposito dengan Aqad Mudharabah

Produk tabungan umum perorangan/lembaga yang pengembaliannya bersifat berjangka.

6. Menerima titipan amanah (zakat, infaq dan shadaqah)

Produk titipan dalam bentuk zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan kebajikan (Al Qardhul Hasan; tanpa laba/bagi hasil) bagi mustahuiq zakat.

Layanan lainnya antara lain:

 Tranfer on line dan real time antar Bank  Pembayaran rekening listrik dan telpon  Pembayaran tagihan seluler pasca bayar  Isi ulang pulsa

 Pemesanan tiket pesawat

 Pembayaran lain-lain (kredit motor FIF dan ACC)  Layanan jemput tabungan


(49)

40

 Layanan jemput pembayaran listrik dan telepon  Melayani konsultasi dan jemput zakat

 Jasa penukaran uang pecahan

Semua jenis simpanan maupun pembiayaan pada BMT Khairul Ummah dioperasikan tanpa unsur “bunga”. Atas setiap simpanan, lembaga menjaga keamanan dana nasabah serta mengelolanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat atas setiap pembiayaan, lembaga melibatkan nasabah dalam menentukan margin/profit/proporsi nasabah.

D. Pembinaan Nasabah pasar Lw. Liang oleh BMT Khairul Ummah

Umumnya para pelaku UMKM ini berlatar pendidikan dan keterampilan seadanya. Oleh karena itu, BMT berkewajiban untuk memberikan binaan agar kemampuan serta usahanya dapat lebih maju dan berkembang , pembinaan yang dilakukan meliputi:

1. Manajemen usaha

Pembinaan yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah ini selain pembentukan akhlak dan pelatihan peningkatan usaha BMT juga melakukan pembinaan yang meliputi aspek perencanaan, cara mengelola yang baik, seluruh kegiatannya terawasi dan terkendali dengan baik. Selain itu, pembinaaan ini juga melatih cara menghitung berapa modal, berapa omzet, berapa biaya, berapa unungnya, kredit, mengatur pembelanjaan barang dan lain-lain secara efesien dan efektif guna mencapai tujuan usaha yang baik dan berjangka panjang.


(50)

2. Pengelola keuangan

Pembinaan pengelolaan keuangan merupakan hal terpenting dalam sebuah usaha. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu mereka lakukan adalah adnya pencatatan tentang keuanngan, penghitungan pembelian, omset dan biaya-biaya, kemudian pengaturan alokasi keuangan baik untuk usaha maupun keperluan hidup yang selama ini menyatu. Oleh karena itu, semua harus diatur antara uang untuk belanja lagi harus dialokasikan tidak boleh terpakai dan untuk keperluan bulanan harus disisihkan setiap hari.

Seperti biaya bulanan sewa rumah, untuk biaya sekolah anak, biaya sewa toko dll itu harus dialokasikan dari keuntungan harian disishkan atau ditabung. Sehingga, pada akhur bulan tidak pusing untuk cari pinjaman. 3. Akhlak moral

Menyangkut pembentukan karakter ini biasanya BMT dalam membina anggotanya itu mmesti ditanamkan niali-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, halal dan haram baik buruk dll. Tidak melakukan hal yang merugikan dan merusak seperti menggunakan zat-zat berbahaya bagi kesehatan pada makanan, jangan menipu, dan terpenting masalh utang piutang jika tidak diselesaikan akan bermasalah sampai mati dan diakhirat kelak dituntut pertanggungjawabannya.

4. Akidah keagamaan

Pembinaan yang dilakukan oleh BMT mengenai akidah keagamaan itu tidak dipaksakan, karena hal terpenting dalam akidah adalah merupakan harga mati, semua tanggung jawab atas akidah adalah


(51)

42

merupakan harga mati, semua tanggung jawab atas akidah kita dan yang lain.

E. Sasaran nasabah BMT Khairul Ummah

Yang menjadi sasaran dari BMT Kharul Ummah adalah nasabah yang menerima pembiayaan dan pembinaan dari BMT Khairul Ummah terdiri dari para pelaku usaha mikro kecil dengan skala usaha mulai dari Rp. 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) hingga pada akhirnya puluhan juta rupiah. Dilihat dari jenis usaha nasabah yang memperoleh pembiayaan dari BMT Khairul Ummah dapat ditetapkan sebagai berikut:

1. Pedagang kaki lima

2. Pedagang sayuran dan buah-buahan 3. Pedagang pakaian

4. Warung sembako dan warung nasi 5. Pedagang telor, daging ayam dll

Pada umumnya usaha yang mereka geluti ini untuk menghidupi dan membiayai keluarganya serta untuk biaya sekolah anak-anaknya. Jadi usaha mereka ini merupakan sumber utama pada ekonomi keluarga.

F. Latar belakang Nasabah pasar Lw. Liang Bogor

Nasabah dipasar Lw. Liang yang mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah, bila dilihat berdasarkan beberapa hal antara lain berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan profesi. Seperti berdasarkan jenis kelamin anatara perempuan dan laki-laki yang mengikuti program ini masih diposisikan laki-laki yang banyak ikut serta dibandingkan dengan


(52)

perempuan. Berdasarkan usia yaitu diatas 30 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan pendidikan tidak terlalu minim, karena masih ada yang lulusan SLTA tapi masih banyak para nasabah lulusan SD dan SLTP.

Berdasarkan penghasilan atau pendapatan rata-rata dari 500.000-6.000.000/hari. Selain itu, jika dilihat berdasarkan profesi atau jenis usahanya kebanyakan itu pedagang, baik itu padagang makanan, buah-buahan, sayur mayur, pakaian, minuman, telur, daging dan lain-lain. Sedangkan yang lainnya masih dibilang kurang banyak seperti usaha dalam bentuk jasa, pertanian, dan home industry.

TABEL 1

Nasabah berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan profesi

No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pendapatan Profesi/pekerjaan 1 Nauval Pria 22 th SLTA Rp. 3.000.000 Minuman

2 Ani Wanita 28 th SLTA Rp. 700.000 Warung roko 3 Odih Pria 55 th SD Rp. 6.000.000 Telur

4 Ahmad Pria 45 th SLTP Rp. 2.500.000 Pakaian 5 Romlah Wanita 43 th SD Rp. 800.000 Buah-buahan


(53)

44

TABEL 2

Naasabah berdasarkan lama kredit, besaran kredit dan angsuran perbulan

No NAMA MITRA ALAMAT PYD PLAFOND JW PERUNTUKAN SEKTOR

Per

1 A. Sugandhi Leuwiliang 4 5.000.000 50 Pekan Modal Kerja Perdagangan 2 Ade Irawan Leuwiliang 1 2.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 3 Ade Soleh

Muhayar Leuwisadeng 3 3.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 4 Agus Saeful Bahri Leuwiliang 4 10.000.000 50 Pekan Modal Kerja Perdagangan 5 Ahmad Jalil Leuwiliang 2 2.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 6 Ahmad Nuryani Leuwiliang 4 2.000.000 10 Bulan Modal Kerja Peternakan 7 Asrinawati Ciomas 3 8.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 8 Bailani Nasution Ciomas 2 45.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 9 Cecep Leuwiliang 3 10.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 10 Cevi Ibrahim Leuwiliang 1 2.500.000 125 Hari Modal Kerja Perdagangan 11 Dede Kuswadi Leuwiliang 2 2.000.000 140 Hari Modal Kerja Jasa 12 Desi Sukmawati Leuwiliang 1 1.000.000 12 Bulan Modal Kerja Perdagangan 13 Dewi Fahriani, s.

Ag. Leuwiliang 2 8.000.000 24 Bulan Modal Kerja Jasa 14 Didi Suhardi Leuwiliang 7 1.000.000 125 Hari Modal Kerja Perdagangan 15 Dini Nahrudiani Leuwiliang 2 7.000.000 12 Bulan Modal Kerja Perdagangan 16 Drs. Cece Taufik

Hidayat Leuwiliang 2 30.000.000 500 Hari Modal Kerja Perdagangan 17 Drs. Jayusman Leuwisadeng 3 20.000.000 24 Bulan Modal Kerja Jasa 18 E. Jaenudin Leuwiliang 1 3.000.000 60 Hari Modal Kerja Perdagangan 19 E. Roswandi Dramaga 2 7.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 20 E. Supardi Leuwiliang 4 4.000.000 115 Hari Modal Kerja Perdagangan 21 Elah Nurlaelah Leuwiliang 3 6.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 22 Elah Nurlaelah Leuwiliang 3 4.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 23 Endah Karyawati Leuwiliang 4 1.000.000 12 Bulan Modal Kerja Perdagangan 24 Endang Leuwiliang 3 3.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 25 Endang Kosasih Leuwiliang 1 1.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 26 Endang Sudarjat,

S.Pd. Leuwisadeng 1 6.000.000 3 Bulan Modal Kerja Perdagangan 27 Entin Juleha Leuwiliang 5 7.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 28 Erma Hermawati Leuwiliang 3 10.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 30 Fijay Fadilah Leuwiliang 3 3.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 31 Fikri Susanti Leuwiliang 2 5.000.000 150 Hari Modal Kerja Perdagangan 32 H. Maman

Abdurahman Leuwisadeng 3 90.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 33 Haryanti Leuwiliang 4 4.000.000 150 Hari Modal Kerja Perdagangan 34 Hertog Tondaon Leuwiliang 3 8.000.000 200 Hari Modal Kerja Perdagangan


(54)

35 Hj. Nining Sain Leuwiliang 9 15.000.000 250 Hari Modal Kerja Perdagangan 36 Icih Leuwiliang 4 2.000.000 125 Hari Modal Kerja Perdagangan 37 Ikah Kartika Leuwiliang 4 500.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 38 Iwan Ridwan

Maolana Leuwiliang 3 10.000.000 115 Hari Modal Kerja Perdagangan 39 Iyas Sutisna Cibungbulang 2 2.250.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 40 Jajang Jarkasih Leuwiliang 1 2.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 41 Jamahil Leuwiliang 2 4.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 42 Jeni Jirkis Ihwani Pamijahan 3 15.000.000 12 Bulan Modal Kerja Perdagangan 43 Juleha Leuwiliang 1 1.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 44 Komarudin Nanggung 6 6.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 45 Lia Amalia Leuwiliang 2 3.000.000 115 Hari Modal Kerja Perdagangan 46 M Hendry SH Leuwisadeng 1 15.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 47 M. Ali Imran Leuwiliang 2 2.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 48 Mahmud Leuwiliang 1 500.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 49 Maryam Leuwiliang 3 2.000.000 13 Bulan Modal Kerja Perdagangan 50 Mugiyatna Leuwiliang 1 5.000.000 12 Bulan Modal Kerja Perdagangan 51 Muhammmad

Mahdi Leuwiliang 4 10.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 52 Mulyadi Leuwiliang 1 1.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 53 Nano Suparno Leuwiliang 2 1.000.000 75 Hari Modal Kerja Perdagangan 54 Naufal Ramadian,

M. Si. Leuwiliang 4 10.000.000 12 Bulan Modal Kerja Perdagangan 55 Neni Nuaraini

Anshori Leuwiliang 3 20.000.000 12 Bulan Modal Kerja Jasa 56 Nita A. Rosanti Leuwiliang 4 4.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 57 Nyai Suryani Leuwiliang 3 5.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 58 Nyi Imas Leuwiliang 2 1.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 59 Odih Leuwiliang 17 30.000.000 150 Hari Modal Kerja Peternakan 60 Purwanti, S. Pd. Leuwiliang 2 10.000.000 60 Pekan Modal Kerja Perdagangan 61 Reni Anggraeni Pamijahan 2 8.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 62 Rosmawati Leuwiliang 1 2.350.000 72 Pekan Modal Kerja Perdagangan 63 Saefudin Leuwiliang 1 25.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 64 Sapuan b Danwir Leuwiliang 1 1.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 65 Suhardin, S.Ag. Jakarta

Selatan 1 20.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 66 Sukaesih Leuwiliang 3 5.000.000 150 Hari Modal Kerja Perdagangan 67 Sukardi b Ahmad Cibungbulang 1 2.000.000 150 Hari Modal Kerja Perdagangan 68 Sumarni Ciomas 7 8.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 69 T. Rustini Leuwiliang 3 8.000.000 62 Pekan Modal Kerja Perdagangan 70 Tatang b Iting Leuwiliang 5 2.000.000 24 Bulan Modal Kerja Perdagangan 71 Tiah Leuwiliang 2 1.500.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 72 Ulan Juliah Leuwiliang 2 4.000.000 18 Bulan Modal Kerja Perdagangan 73 Uum (bt Ukas) Leuwiliang 2 2.500.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 74 Wahyuni Leuwiliang 1 2.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan


(55)

46

75 Warlan Leuwiliang 5 10.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 76 Wawat Budiawati Leuwiliang 4 3.000.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 77 Wida Suhertika Leuwiliang 1 1.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan 78 Wiwin Mintarsih Leuwiliang 1 1.500.000 40 Pekan Modal Kerja Perdagangan 79 Yuyuh Yuhriyati Leuwiliang 4 5.000.000 10 Bulan Modal Kerja Perdagangan


(56)

47

A. Proses Pemberdayaan Melalui Usaha Simpan Pinjam

1. Menggali kewajiban BMT Khairul Ummah

Kewajiban BMT Khairul Ummah dalam memelihara kesinambungan usaha masyarakat, keterlibatan BMT di dalam kegiatan ekonomi masyarakat akan membantu konsistensi masyarakat dalam memegang komitmen sebagai seorang nasabah. Maka BMT Khairul Ummah bertugas sebagai pengelola antara lain zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam membantu nasabah yang kesulitan dalam masalah pembayaran kredit (dalam program simpan pinjam ).

Menurut ketua BMT Khairul Ummah bapak Pepi Januar, kepada setiap anggota yang ada di BMT sudah seharusnya dalam diri pribadi menggali segala kewajiban yang ada dan termasuk dalam BMT ini.

2. Target

Target dari BMT Khairul Ummah terhadap para nasabah yaitu antara lain: adanyna pencapaian Kas, para anggotanya terekrut, target financial dan juga target kebutuhan nasabah lainnya.

Dililhat dari penarikan para nasabah pihak BMT tidak mendatangkan setiap orang atau rumah melainkan melalui media-media promosi seperti melalui beberapa kegiatan yang ada di masyarakat,


(57)

48

mempublikasikan diri disetiap pengajian baik secara dipanggil atau pun sendiri, bersosialiasasi dan membuat brosur di iklan koran.

Jika menurut pihak BMT sendiri target yang paling penting dalam segala hal yang menyangkut para nasabah yaitu target dalam segi financial. Menurut pak Pepi dengan adanya program simpan pinjam ini BMT khairul Ummah pun ikut berkembang dengan banyaknya peminat yang gabung dalam program-program yang ada di BMT tersebut.

3. Manfaat/ Strategi Pengembangan BMT

Mereka yang ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah berarti mereka mendapatkan manfaat ganda antara lain:

 Terhindar dari praktik pembungaan uang (riba)

 Dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha muslim yang termasuk kategori pengusaha kecil atau menengah,

 Tetap berpeluang memperoleh keuntungan atau profit/margin, hadiah atau bonus dari hasil kelolaan oleh negara.

Perlu strategi yang jitu guna mempertahankan eksistensi BMT tersebut. Strategi tersebut diantaranya:

a. Sumberdaya manusia yang kurang memadai kebanyakan berkorelasi dari tingkat pendidikan dan pengetahuan.

b. Strategi pemasaran yang local oriented berdampak pada lemahnya upaya BMT untuk mensosialisasikan produk-produk BMT diluar masyarakat dimana BMT itu berada.


(58)

c. Perlunya Inovasi, produk yang ditawarkan kepada masyarakat relative tetap, dan kadangkala BMT tidak mampu menangkap gejala-gejala ekonomi dan bisnis yang ada di masyarakat. Hal ini timbul dari berbagai sebab:

1) Timbulnya kekhawatiran tidak sesuai dengan syariah, 2) memahami produk BMT hanya seperti yang ada.

3) Untuk meningkatkan kualitas layanan BMT diperlukan pengetahuan strategi dalam bisnis (business strategy).

4) Pengembangan aspek paradigmatic, diperlukan pengetahuan mengenai Aspek bisnis islami sekaligus meningkatkan muatan-muatan islam dalam setiap perilaku pengelola dan karyawan BMT dengan masyarakat pada umumnya dan nasabah pada khususnya. 5) Sesama BMT sebagai partner dalam rangka mengentaskan

ekonomi masyarakat, demikian antar BMT dengan BPR syariah atau pun Bank Syariah merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya memiliki tujuan untuk menegakkan syariat islam di dalam bidang ekonomi. 6) Perlu adanya evaluasi bersama guna memberikan peluang bagi

BMT untuk lebih kompetitif. 4. Fungsi

Lembaga keuangan syariah BMT Khairul Ummah difungsikan sebagai berikut:


(59)

50

a. Wahana untuk memberikan pemahaman, pengamalan dan media dakwah bil hal dari tata kehidupan berkoperasi yang mencerminkan prinsip ekonomi denagna kaidah dan etika yang islami.

b. Wahana proses pembentukan sikap perilaku dan pemahaman terhadap tata kehidupan muslim secara kaffah yang mencakup segala aspek kehidupan.

B. Harapan Para Pihak dalam Upaya Pemberdayaan Melalui Program Simpan Pinjam

1. Masyarakat

Menurut ibu Eneng salah seorang bendahara PD pasar Tohaga, Pedagang pasar Leuwi. Liang berjumlah 1.107 dibagi menjadi dua bagian yaitu pedagang yang tetap dan pedagang yang kontrak. Pedagangi yang tetap berjumlah 542 orang (blok AAK, ABK dan ACK), sedangkan pedagang yang tidak tetap atau kontrak berjumlah 565 termasuk pedagang kaki lima, dan yang ikut program simpan pinjam secara keseluruhan berjumlah 258 orang, peneliti hanya mewawancarai para nasabah pasar Leuwi. Liang yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah hanya 5 orang dari masing-masing jenis usaha yang mereka kelola. Selain itu, peneliti melihat dari segi karakteristik pendidikan, diantaranya lulusan dari SD, SLTP, SLTA dan lulusan akademik, serta pengurus BMT Khairul Ummah berjumlah 4 orang. Jadi disini peneliti hanya mewawancarai


(60)

nasabah pasar Leuwi. Liang dan pengurus BMT Khairul Ummah berjumlah 14 orang.1

Dari hasil wawancara peneliti dengan para nasabah yang diharapkan oleh para nasabah yaitu BMT dapat membantu dalam segi modal usaha baik itu modal usaha pertama ataupun modal usaha tambahan bagi wirausaha. Hal ini dikarenakan para pedagang usaha kecil menengah dapat dibantu oleh BMT, hal yang dapat memotivasi atau mendorong mereka untuk memanfaatkan modal dari simpan pinjamnya di BMT antara lian untuk nambah-nambah biaya anak sekolah, kebutuhan sehari-hari dan untuk membeli alat transportasi agar bekerja dapat lebih cepat dalam pembelian barang-barang atau produksi di pasar.

Harapan bagi para nasabah pasar Leuwi. Liang yang paling utama adalah untuk nambah modal usaha, karena modal usaha bagi mereka merupakan kebutuhan nasabah pasar Leuwi. Liang yang paling utama. Sebagian besar dari nasabah menjalankan usahanya selalu mengalami kekurangan, disebabkan karena kebutuhan yang mereka butuhkan sangat banyak seperti kebutuhan makan untuk sehari-harinya, untuk membayar angsuran tempat usaha, biaya kebutuhan anak-anak sekolah dan membayar kreditan barang-barang.

Nasabah pasar Leuwi. Liang mengikuti untuk memiilih program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah harapannya untuk menambah

1

Wawancara dengan Bu Eneng, Bendahara PD pasar TOHAGA, pada hari sabtu 20 November 2010, jam 11.00-11.25


(61)

52

modal usaha mereka agar lebih lancar dalam menangani persaingan pasar yang ada.

Pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah sudah terlaksana karena dalam hal ini sudah keliatan adanya perubahan yang dialami beberapa nasabah yang mengikuti program simpan pinjam tersebut.

Pada awalnya pihak BMT sendiri merencanakan program ini semenjak BMT dibuka dan direncanakan secara musyawarah dari staf–staf pihak BMT Khairul Ummah dengan menghasilkan suatu kesepakatan mengenai beberapa adanya program-progarm dan pelayanan-pelayanan yang ada di BMT tersebut.

Ada beberapa metode dalam pemilihan klien bukan hanya menjemput bola atau menunggu secara pasif, tetapi pihak BMT sendiri menggunakan beberapa media untuk memberitahukan segala program yang ada di BMT seperti melalui brosur (surat kabar), melalui beberapa kegiatan, mempublikasikan diri dengan cara bersosialisasi (mengikuti pengajian-pengajian dan komunitas-komunitas tertentu).

Target yang BMT milki sudah cukup tersusun dan sesuai rencana yang dibuat, seperti rencana perekrutan anggota baru, pencapaian kas, dan khususnya target financial. Dalam mengelola program simpan pinjam ini pasti sudah ada targetnya tertentu, yaitu bukan hanya sekedar membantu para pedagang kecil menengah kebawah saja melainkan memberikan bantuan untuk menambahkan modal usaha bagi para pedagang yang sudah


(62)

cukup mapan tapi berhubung persaingan pasar sangat ketat pada akhirnya pedagang yang sudah mapan pun ikut serta dalam program simpan pinjam ini.

Bila dihitung banyaknya nasabah yang ikut serta dalam program simpan pinjam ini bisa dilang cukup banyak antara 258-310 orang. Untuk sekarang ini dana yang sudah terserap sampai akhir bulan Desember 2010 yaitu kurang lebih hampir mencapai 3 Milyar rupiah.

Kendala-kendala yang cukup berat yang dihadapi oleh pengurus BMT dilapangan bukan hanya sekedar menyangkut sikap hidup atau budaya orang/nasabah yang diantaranya seperti minimnya para nasabah yang memahami tentang cara kerja keuangan syariah (secara sistem), kunci utamanya yaitu mengenai keterbukaannya masih sangat kurang, dan dalam pembiayaan selalu ada kendalanya sendiri dalam pinjaman. Sedangakan kendala yang menyangkut kapasitas lembaga sendiri seperti adanya hambatan-hambatan dari nasabah ke BMT, dan lain sebagainya.

Untuk menangani segala kendala yang BMT hadapi yaitu dengan cara memberikan beberapa penjelasan dan bermusyawarah antara pihak BMT dan para nasabah. Adanya kebijakan managemen dalam meminimalisir segala kendala yang ada mengacu kepada kesepakatan bersama dan keterbukaan.

Dalam segi pembinaan nasabah setiap jenis perbankan dan koperasi pasti ada pembinaan nasabah, di BMT Khairul Ummah juga ada pembinaan nasabah dimulai saat nasabah ikut serta menjadi anggota BMT


(1)

80

Harapan dari pihak BMT sendiri mengenai program yang ada di BMT Khairul Ummah untuk para nasabah yaitu adanya kerja sama yang baik bukan hanya dalam program simpan pinjam saja melainkan program dan produk-produk pelayanan lainnya, seperti macam-macam model tabungan dan pembiayaan lainnya. Selain itu BMT pun mengharapkan dengan adanya program simpan pinjam ini dapat membantu para usaha kecil menengah kebawah dapat menciptakan para pedagang yang mandiri dan berdaya sehingga akhirnya dapat menekan angka pengangguran dan membuka lowongan kerja bagi yang membutuhkan.

Hal ini terbukti antara harapan dari para nasabah dan BMT mendapatkan hasil yang optimal seperti mulai meningkatnya para nasabah dalam usahanya, dan memberrikan kemajuan dalam bidang ekonominya seperti terciptanya lapangan usaha baru bagi yang membutuhkan, menghapus kata riba dari masyrakat dan nasabah lainnya, dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dari para nasabah dan masyarakat lainnya. Dengan demikian BMT Khiarul Ummah berperan sangat baik dan optimal bukan hanya dari program simpan pinjam saja melainkan program lainnya yang ada di BMT Khairul Ummah, hal ini membuktikan bahwa BMT telah memenuhi harapan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para nasabah pasar Leuwi. Liang.


(2)

81 A. Kesimpulan

Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dan berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Ternyata dengan adanya BMT Khairul Ummah melalui programnya

simpan pinjam ini menjadi salah satu alternatif bagi para usaha kecil maupun menengah dalam segi perbaikan ekonomi dan peningkatan usaha mereka. Hal ini terbukti dengan tidak digunakannya sistem bunga dalam penentuan bagi hasil (mudharabah) dan menambah banyaknya nasabah yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah.

2. Peran suatu BMT dalam pemberdayaan Masyarakat kecil khususnya pedagang kecil dan menengah denagn memberikan simpan pinjam tersebut para nasabah yang ada di pasar Leuwi. Liang diharapkan dapat terciptanya masyarakat yang hidup di garis bawah kemiskinan mampu bangkit dan berubah, dari masyarakat yang kurang mampu atau berdaya menjadi mampu dan berdaya, menghapuskan riba karena dinilai memberatkan masyarakat yang meminjam. Sedangkan harapan nasabah pasar Leuwi. Liang terhadap BMT Khairul Ummah adalah bisa memfasilitasi dan terus menolong mereka pedagang kecil dalam segi peminjaman yang digunakan sebagai modal usaha dan peningkatan usaha termasuk membiayai keperluan untuk hidup sehari-hari, biaya anak-anak sekolah dan lainnya,


(3)

82

sehingga pada akhirnya diharapkan terciptanya sumber penghasilan dan lapangan kerja baru. Maka harapan BMT dalam pemberdayaan masyarakat khususnya para pedagang kecil dan wirausaha berharap yang awalnya hidup dibawah garis kemiskinan mampu dapat berubah menjadi lebih berdaya tersedianya lapangan usaha bagi para nasabah dan menghapuskan yang namanya istilah “riba”.

3. Adanya kesesuaian antara harapan para nasasbah pasar Leuwi. Liang dengan harapan BMT Khairul Ummah yaitu program simpan pinjam sebagai modal usaha baik itu awal maupun tambahan yang dapat meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dan kemajuan dalam bidang ekonomi, termasuk terciptanya lapangan usaha baru, dan menghapus istilah riba, selain itu untuk peningkatan kualitas dan kuantitas SDM masyarakat tersebut. Dengan demikian, BMT Khairul Ummah berperan tepat dan baik, hal ini dikarenakan BMT Khairul Ummah memenuhi semua harapan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para nasabah pasar Leuwi. Liang.

B. Saran-saran

Saran-saran penulis terhadap program pemberdayaan para usaha mikro (pedagang kecil) melalui program simpan pinjam oleh BMT Khairul Ummah yaitu Pemberdayaan para pedagang kecil melalui pemanfaatan program simpan pinjam yang merupakan salah satu program yang ada di BMT Khairul Ummah bagi para nasabah pasar Leuwi. Liang. Namun, akan lebih baik bila


(4)

nasabah tersebut langsung diberikan bimbingan dan pelatihan tentang kewirausahaan yang lebih baik dan motivasi biar selalu semangat dalam menjalankan pekerjaannya dan itu merupakan salah satu upaya peningkatan SDM juga.

Disarankan kepada para nasabah dalam pengambilannya harus tepat waktu, karena uang yang dipinjamkannya itu akan diputar kembali. Dengan demikian saran dan harapan yang peneliti pandang perlu untuk disumbangkan dengan harapan akan memperoleh respon positif dari pihak yang dituju.

Untuk para mahasiswa dan mahasiswi, semoga skripsi ini dapat kalian lanjutkan dan lebih di detail lagi dalam penjelasannya apabila skripsi memang cukup menarik untuk kalian. Mohon maaf apabila banyak kekurangan dan salah-salah kata dalam penulisan skripsi ini yang berkenaan dengan BMT Khairul Ummah.


(5)

84

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Jakarta: FEUI Press, 2003

Burhan, Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2003 cet ke 2

Dzajuli, A. dan Janwari, Yadi, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Ismail, Asep Usman (ed), dan Firdaus, Ismet, Dkk. Pengalaman Al Qur’an

“Tentang Pemberdayaan Dhua’fa” (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dakwah Press, 2008) cet. 1

Lexy M.A, Moleong J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007

Nana syarodhi sukmadinata, Metode penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007

Projono, O. S dan Pranarka, A, Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS. 1996

Sadono, Sukirno. Miro Ekonomi Teori Penantar. PT. Raja Grafindo. Jakarta 2005

Saleh, Hasanudi, Metodologi Research (Bandung: Tarsito, 1989)

Soemitra, Andri, M.A. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana 2009

Sudarsono, Heri. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia 2008

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Reflika Aditama. 2005

Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait. (Jakarta: Rajawali Press,1997)

Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan masyarakat & jaring Pengaman Sosial Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999


(6)

B. Internet

http://bmt-link.co.id/perkembangan-beberapa-bmt/s Data diperoleh dari

PINBUK Jakarta Pusat

www. Policy. hu/suharto/modul_2/pemberdayaan ekonom masyarakat_uks_12 htm

C. Karya Ilmiah

“Profil Lembaga Koperasi Pondok Pesantren Mu’allimien/Baitul Maal Wat Tamwil Khairul Ummah

D. Wawancara Pribadi

Wawancara dengan Bu Eneng, Bendahara PD pasar TOHAGA, pada hari sabtu 20 November 2010

Wawancara dengan Pepi Januar Pelita, ketua BMT Khairul Ummah, pada hari senin 11 Oktober 2010

Wawancara dengan bu Ani, Pedagang Warung Kopi, Mainan dan Alat-alat Tulis dipasar Leuwi. Liang pada hari rabu 13 Oktober 2010

Wawancara dengan pak Odih, Pedagang Grosiran Telur dipasar Leuwi. Liang pada hari rabu 13 Oktober 2010

Wawancara dengan bu Romlah, Pedagang Buah-buahan di pasar Leuwi. Liang pada hari kamis 14 Oktober 2010

Wawancara dengan pak Ahmad, Pedagang Pakaian dipasar Leuwi. Liang, pada hari minggu 17 Oktober 2010

Wawancara dengan Nuoval, Pedagang Grosiran Minuman dipasar Leuwi. Liang pada hari minggu 17 Oktober 2010


Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Fungsi Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Toba (Studi Deskriptif: Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

2 89 106

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan.

9 105 81

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146