a. Wahana untuk memberikan pemahaman, pengamalan dan media
dakwah bil hal dari tata kehidupan berkoperasi yang mencerminkan prinsip ekonomi denagna kaidah dan etika yang islami.
b. Wahana proses pembentukan sikap perilaku dan pemahaman terhadap
tata kehidupan muslim secara kaffah yang mencakup segala aspek kehidupan.
B. Harapan Para Pihak dalam Upaya Pemberdayaan Melalui Program
Simpan Pinjam
1. Masyarakat
Menurut ibu Eneng salah seorang bendahara PD pasar Tohaga, Pedagang pasar Leuwi. Liang berjumlah 1.107 dibagi menjadi dua bagian
yaitu pedagang yang tetap dan pedagang yang kontrak. Pedagangi yang tetap berjumlah 542 orang blok AAK, ABK dan ACK, sedangkan
pedagang yang tidak tetap atau kontrak berjumlah 565 termasuk pedagang kaki lima, dan yang ikut program simpan pinjam secara keseluruhan
berjumlah 258 orang, peneliti hanya mewawancarai para nasabah pasar Leuwi. Liang yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah
hanya 5 orang dari masing-masing jenis usaha yang mereka kelola. Selain itu, peneliti melihat dari segi karakteristik pendidikan, diantaranya lulusan
dari SD, SLTP, SLTA dan lulusan akademik, serta pengurus BMT Khairul Ummah berjumlah 4 orang. Jadi disini peneliti hanya mewawancarai
nasabah pasar Leuwi. Liang dan pengurus BMT Khairul Ummah berjumlah 14 orang.
1
Dari hasil wawancara peneliti dengan para nasabah yang diharapkan oleh para nasabah yaitu BMT dapat membantu dalam segi
modal usaha baik itu modal usaha pertama ataupun modal usaha tambahan bagi wirausaha. Hal ini dikarenakan para pedagang usaha kecil menengah
dapat dibantu oleh BMT, hal yang dapat memotivasi atau mendorong mereka untuk memanfaatkan modal dari simpan pinjamnya di BMT antara
lian untuk nambah-nambah biaya anak sekolah, kebutuhan sehari-hari dan untuk membeli alat transportasi agar bekerja dapat lebih cepat dalam
pembelian barang-barang atau produksi di pasar. Harapan bagi para nasabah pasar Leuwi. Liang yang paling utama
adalah untuk nambah modal usaha, karena modal usaha bagi mereka merupakan kebutuhan nasabah pasar Leuwi. Liang yang paling utama.
Sebagian besar dari nasabah menjalankan usahanya selalu mengalami kekurangan, disebabkan karena kebutuhan yang mereka butuhkan sangat
banyak seperti kebutuhan makan untuk sehari-harinya, untuk membayar angsuran tempat usaha, biaya kebutuhan anak-anak sekolah dan membayar
kreditan barang-barang. Nasabah pasar Leuwi. Liang mengikuti untuk memiilih program
simpan pinjam di BMT Khairul Ummah harapannya untuk menambah
1
Wawancara dengan Bu Eneng, Bendahara PD pasar TOHAGA, pada hari sabtu 20 November 2010, jam 11.00-11.25
modal usaha mereka agar lebih lancar dalam menangani persaingan pasar yang ada.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah sudah terlaksana karena dalam hal ini sudah keliatan adanya perubahan yang
dialami beberapa nasabah yang mengikuti program simpan pinjam tersebut.
Pada awalnya pihak BMT sendiri merencanakan program ini semenjak BMT dibuka dan direncanakan secara musyawarah dari staf
–staf pihak BMT Khairul Ummah dengan menghasilkan suatu kesepakatan
mengenai beberapa adanya program-progarm dan pelayanan-pelayanan yang ada di BMT tersebut.
Ada beberapa metode dalam pemilihan klien bukan hanya menjemput bola atau menunggu secara pasif, tetapi pihak BMT sendiri
menggunakan beberapa media untuk memberitahukan segala program yang ada di BMT seperti melalui brosur surat kabar, melalui beberapa
kegiatan, mempublikasikan diri dengan cara bersosialisasi mengikuti pengajian-pengajian dan komunitas-komunitas tertentu.
Target yang BMT milki sudah cukup tersusun dan sesuai rencana yang dibuat, seperti rencana perekrutan anggota baru, pencapaian kas, dan
khususnya target financial. Dalam mengelola program simpan pinjam ini pasti sudah ada targetnya tertentu, yaitu bukan hanya sekedar membantu
para pedagang kecil menengah kebawah saja melainkan memberikan bantuan untuk menambahkan modal usaha bagi para pedagang yang sudah
cukup mapan tapi berhubung persaingan pasar sangat ketat pada akhirnya pedagang yang sudah mapan pun ikut serta dalam program simpan pinjam
ini. Bila dihitung banyaknya nasabah yang ikut serta dalam program
simpan pinjam ini bisa dilang cukup banyak antara 258-310 orang. Untuk sekarang ini dana yang sudah terserap sampai akhir bulan Desember 2010
yaitu kurang lebih hampir mencapai 3 Milyar rupiah. Kendala-kendala yang cukup berat yang dihadapi oleh pengurus
BMT dilapangan bukan hanya sekedar menyangkut sikap hidup atau budaya orangnasabah yang diantaranya seperti minimnya para nasabah
yang memahami tentang cara kerja keuangan syariah secara sistem, kunci utamanya yaitu mengenai keterbukaannya masih sangat kurang, dan
dalam pembiayaan selalu ada kendalanya sendiri dalam pinjaman. Sedangakan kendala yang menyangkut kapasitas lembaga sendiri seperti
adanya hambatan-hambatan dari nasabah ke BMT, dan lain sebagainya. Untuk menangani segala kendala yang BMT hadapi yaitu dengan
cara memberikan beberapa penjelasan dan bermusyawarah antara pihak BMT dan para nasabah. Adanya kebijakan managemen dalam
meminimalisir segala kendala yang ada mengacu kepada kesepakatan bersama dan keterbukaan.
Dalam segi pembinaan nasabah setiap jenis perbankan dan koperasi pasti ada pembinaan nasabah, di BMT Khairul Ummah juga ada
pembinaan nasabah dimulai saat nasabah ikut serta menjadi anggota BMT
dan menjadi nasabah tetap dengan memberikan informasi yang ada dalam program yang ada di BMT. Untuk pembinaan nasabah pihak BMT
memiliki 12 karyawan yang termasuk bagian pembinaan dan kasir. Jika dilihat dari berapa persennya nasabah yang telah dibina dan berhasil sesuai
target dan rencana semula oleh BMT dari 100 bisa diukur 70 dari 300 anggota lebih.
Kondisi kredit para nasabah peminjam termasuk salah satu program dalam posisi yang terbanyak di BMT Khairul Ummah, karena
dari program ini BMT sudah cukup membantu. Pinjaman yang terbesar diberuikan oleh BMT yaitu 50 juta rupiah dengan sistem pembayarannya
yaitu angsuran perbulan. Menurut pihak BMT adanya pemanfaatan kredit konsumen selama ini sudah tepat karena telah memberikan kemudahan
kepada beberapa sektor-sektor usaha yang ada diantaranya perdagangan, jasa, pertanian dan home industri. Mungkin saja usaha mereka dapat
diperbesar untuk modal usahanya apabila dalam pembayaran dan pembiayaannya lancar dan tepat secara maksimal mungkin.
2
a. Jualan minuman
Nauval 22 thn seorang remaja belum menikah, dia lulusan SMA Taruna Andiga yang ada di daerah Bogor. Dia anak ketiga dari
lima bersaudara, kakaknya yang pertama dan yang kedua sudah menikah dan tinggal diluar daerah Bogor, dia anak ketiga yang masih
tinggal bersama orang tua dan satu adik, sedangkan adiknya sendiri
2
Wawancara dengan Pepi Januar Pelita, ketua BMT Khairul Ummah, pada hari jumat 15 Oktober 2010, jam 13.00-13.30
masih sekolah dan sepulangnya sekolah dia membantu orang tuanya di pasar Leuwi. Liang. Berhubung dia anak yang mengikuti jejak orang
tuanya usaha di pasar, akhrirnya dia membuka usaha sendiri meskipun beda dengan kedua orang tuanya dalam segi jualannya. Dia tinggal di
Kp. Saptamarga Rt 0103, Kec: Leuwi. Liang, Kab: Bogor berhubung dia belum nikah jadi tunjangan untuk sehari-harinya hanya untuk
kebutuhan hidup dia sendiri dan memberikan sebagian penghasilannya untuk kedua orang tuanya dan adiknya yang masih sekolah.
Pekerjaan yang dilakukannya sekarang yaitu seorang penjual minuman, hampir lima tahun buka usaha minuman ini awalnya hanya
bermodal seadanya, tanpa ada bantuan dari orang tuanya sedikitpun. Awal dia buka grosiran minuman ringan ini karena dia melihat di pasar
Leuwi. Liang yang menjual minuman kurang banyak bahkan masih ada yang hanya bermodal seadanya dengan cara jualan minuman
keliling, selain itu dia melihat ada lahan kosong didepan toko orang tuanya yang berjualan bahan-bahan kue. Akhirnya dia mencoba sedikit
demi sedikit untuk membuat toko dari hasil dia menabung, kekurangannya dia mencoba untuk meminjam modal usaha di BMT
Khairul Ummah. Akhirnya dengan adanya bantuan dari BMT tersebut akhiirnya dia dapat membuka usaha minuman dengan jerih payah dia
sendiri, tanpa ada bantuan dari pihak kedua orang tuanya. Penghasilan yang sekarang ia dapatkan setiap harinya yaitu
antara 2.500.000-5.000.000 sedangkan untuk ia sendiri yaitu antara
800.000-1.200.000hari bersihnya, diluar dari pembayaran pinjaman, pembayaran barang-barang dan karyawan-karyawannya. Untuk sampai
sekarang ngerasa nyaman-nyaman saja, sedangkan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari saat ini yaitu satu orang karyaman diberi gaji
20.000hari, sedangkan dia memiliki tiga orang karyawan jadi untuk karyawan 60.000hari, bayar cicilan pinjaman 50.000, untuk makan
rokok dan kebutuhan lainnya kira-kira 50.000hari dan pembelian stok minuman kurang lebih 1.500.000dua hari 750.000hari. Jadi jika
dihitung setiap harinya ia mengeluarkan Rp 910.000hari untuk kebutuhan ditoko saja belum kebutuhan dirumah sehari-harinya dan
memberikan kepada orang tua dan adiknya sekolah. Dia menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah sudah hampir
lima tahun dari tahun 2005, dari dia buka tabungan sampai sekarang ikut program simpan pinjam untuk modal usahanya. Waktu itu kalau
mengikuti program simpan pinjamnya sendiri sudah hampir empat tahun dimulai dari tahun 2006 sampai sekarang.
Ada pun batasan pinjaman bagi Nouval yaitu sampai barang yang ia peroleh sudah mencukupi dan dapat menghasilkan barang dari
hasil penjualan barang itu sendiri. Jadi, tidak harus mengikuti pinjaman lagi di BMT, dan tetap mengikuti tabungannya yang sudah ia
lakukan sebelumnya. Jika dilihat dai segi asetnya ia memiliki cukup aset untuk masa depan kelak nanti dari hasil penjualan grosir minuman
tersebut.
Indikatornya sendiri ia mengikuti program di BMT ini yaitu bukan hanya untuk menambah modal usaha yang ia kelola sekarang
melainkan untuk menghasilkan suatu usaha yang mapan, menjadi orang yang sukses dan berhasil.
Dia mengetahui adanya program simpan pinjam ini waktu ia mengikuti tabungan di BMT tersebut, selain itu dia mengetahui adanya
program simpan pinjam ini karena dia mencoba untuk menanyakannya kepada pihak BMT dan pihak BMT pun memberitahukan secara detail
tentang program simpan pinjam ini, dari situ dia mengetahuinya. Adapun alasannya ia mengikuti program simpan pinjam ini yaitu
karena ia akan membuka usaha grosiran minuman, berhubung modal yang ia punya belum mencukupi akhirnya ia memiliki inisiatif untuk
menambahkan modal usahanya tersebut dengan mengikuti program simpan pinjam ini, dia juga sudah mulai menabung cukup lama di
BMT Khairul Ummah dan sudah menjadi nasabah di BMT sudah cukup lama jadi sangat mudah ia untuk mengikuti program simpan
pinjam tersebut. Model yang ia ikuti di dalam program simpan pinjam ini yaitu
model mudharabah dimana dalam istilah ini pembiayaan total dengan menggunakan mekanisme bagi hasil. Jenis usaha yang ia jalankan
sekarang ini yaitu grosiran minuman, dari minuman kaleng, minuman ringan frutang, oki jelly drink, milkuat, jussy dll dan minuman
lainnya seperti susu, soda dan cocacola baik dari kalengan mapun
botol. Selama ia mengikuti program simpan pinjam ini belum ada kendalanya sama sekali baik itu dari segi pembayaran, biaya dan lain
sebagainya. Sebelum dia mengikuti program ini dia sangat kekurangan dan
bingung bagaimana caranya dia membuka usaha minuman sedangkan modal yang ia punya saat itu memang bisa dibilang sangat minim,
modal awal saja yang dia punya tidak cukup untuk membuka usaha minumannya, belum untuk membuat tokonya seperti bahan dan alat-
alatnya antara lain kayu untuk pajangan, paku, besi, kaca dan lain-lain, membeli barang-barang minumannya sampai alat-alat lainnya seperti
etalase, dan lain sebagainya. Setelah dia mengikuti program simpan pinjam ini usaha yang dia kelola sekarang bisa dibilang berhasil dan
maju karena bukan hanya dia yang memiliki keuntungan saja, dia juga dapat membuka pekerjaan bagi orang lain itulah hal yang membuat dia
merasa sudah berhasil. Penghasilan sebelum mengikuti program simpan pinjam ini
bisa dibilang kurang dari yang ia harapkan, bahkan untuk kebutuhan sehari-harinya saja kurang. Beda halnya dengan apa yang ia dapatkan
setelah mengikuti program simpan pinjam ini, bukan hanya dapat memperbesar usahanya tersebut dia juga dapat memenuhi kebutuhan
dia sehari-hari baik untuk bayar kredit, gaji karyawan, makan dan rokok, bayar biaya lainnya dan memberikan sebagian penghasilannya
kepada kedua orang tuanya.
Adapun keuntungan dari program ini yaitu bukan hanya membantu memberikan modal usahanya saja melainkan dia juga
mendapatkan penghasilan yang cukup banyak, selain itu dapat membuka pekerjaan bagi orang lain untuk bekerja di tokonya
membantu memberikan minuman kewarung-warung, membersihkan toko, dan membantu mengepak barang bagi yang beli.
Jika dilihat dari hasilnya sekarang ini bisa dibilang cukup lumayan berhasil, bila dihitung berapa persen dari 100
keuntungannya sekarang dibandingkan sebelumnya yaitu kira-kira 35 itupun dari keuntungan bersihnya. Untuk sampai saat ini dia
mengikuti program simpan pinjam belum ada kekurangannya, baik dari pihak dia pribadi maupun dari pihak BMT.
3
Gambar foto 1.1, sedang mencatat minuman-minuman yang dibeli oleh salah seorang pembeli
3
Wawancara dengan Nuoval, Pedagang grosiran minuman dipasar Leuwi. Liang,, pada hari minggu 17 Oktober 2010, jam 14.00-14.30
Gambar foto 1.2, sedang menghitung berapa jumlah dan harga yang harus dibayar oleh pembeli
b. Jualan warung kopi dan mainan
Ibu Ani 28thn sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, anak pertama berusia 5 tahun sudah masuk TK sedangkan anak
keduanya berusia 2 bulan. Dia tinggal di komplek sapta marga RT 0203, Kec: Leuwi. Liang Kab: Bogor. Ibu Ani seorang pedagang
warung kopi, mainan dan alat-alat tulis. Sebelumnya bu ani hanya sebagai karyawan toko pakaian yang hanya mendapatkan gaji sebesar
Rp 15.000hari, sedangkan suaminya hanya buruh serabutan. Pekerjaan bu Ani saat ini yaitu membuka usaha warung kopi, mainan dan alat-
alat tulis. Bu Ani menjalankan usaha ini sudah hampir 7 tahun semenjak dia menikah. Penghasilan bu Ani dari usaha tersebut antara
800.000-1.250.000, tergantung banyak pembeli. Berhubung bu Ani bukan hanya usaha warung kopi saja melinkan mainan dan alat-alat
tulis membuat bu Ani setiap musim sekolah tiba usahanya tersebut bisa dibilang banyak pembelinya bahkan penghasilannya pun bisa melonjak
tinggi antara 2.500.000-3.000.000 dari hasil alat-alat tulis saja belum selebihnya dari warung kopi dan mainan.
Dalam menjalankan usahanya ini bu Ani merasa nyaman- nyaman saja karena dari hasil usahanya inilah selama ini bu Ani
berhasil baik dari segi kebutuhan sehari-harinya maupun pembayaran kredit dan lainnya. Untuk kebutuhan sehari-harinya bu Ani
mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk biaya kebutuhan dirumah dan anak sekolah. Sedangkan untuk biaya diwarungnya tersebut bu Ani
mengeluarkan biaya kira-kira Rp 150.000, untuk bayar kreditan, bayar ke BMT dan bayar cicilan kontrakan rumah.
Bu ani menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah sudah hampir 5 tahun dari tahun 2005, dimulai dari pembukaan tabungan sampai
sekarang mengikuti program simpan pinjam ini. Bu Ani mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT ini karena bukan hanya sudah
menjadi bagian dari nasabah BMT saja melainkan karena bu Ani sudah kenal dengan pihak staf yang ada di BMT yaitu pak Cecep. dari situ
dia mengikuti program simpan pinjam untuk menambahkan modal usahanya diwarungnya tersebut.
Alasan yang menjadi dasar bu Ani mengikuti program ini yaitu untuk menambahkan modal usahnya, dari yang tadinya hanya usaha
warung kopi dan jualan itu saja, bu Ani berinisiatif untuk merambah
usahanya tersebut seperti jualan mainan dan alat-alat tulis lainnya. Oleh karena itu dia mengikuti program simpan pinjam ini, untuk
menambah modal usahanya tersebut. Dalam mengikuti program simpan pinjam ini bu Ani mengikuti
sama halnya dengan sodara Nouval yaitu model mudharabah pembiayaan total dengan menggunakan sisitem bagi hasil, selain itu
bu ani juga mengikuti tabungan tasyri dan tabungan masa depan bagi bekal anaknya kelak sekolah. Dalam mengikuti program ini bu Ani
belum merasakan ada kendalanya sedikitpun baik itu dari segi biaya maupun pembayarannya karena untuk sampai saat ini bu ani
membayar pembayarannya ke BMT berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun.
Sebelum memiliki tambahan modal untuk usahanya dia hanya bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah,
untuk bayar tagihan dia hanya bisa meminjam dari keluarga dulu dan jika ada hasilnya dari suami hanya untuk membayar utang-utang bayar
tagihan tadi sama seperti pribahasa “tutup lubang, gali lubang”.
Setelah dia mengikuti program simpan pinjam ini kebutuhan sehari- hari, biaya anak selokah, tagihan listrik, tagihan kontrakan rumah,
kontrakan warung dan lainnya sudah mulai sangat tercukupi, bahkan bu Ani masih bisa menyimpan dari penghasilannya tersebut untuk
menabung.
Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah ini bu ani merasakan usahanya kurang mendapatkan hasil
yang mencukupi bukan hanya kurang untuk kebutuhan sehari-jari dan kedua anaknya melainkan untuk cicilan rumah dan warung pun bu Ani
masih sangat kekurangan. Apa lagi untuk menambahkan barang- barang diwarungnya tersebut sangat kurang, suaminya sendiri hanya
seorang buruh serabutan yang belum tahu pekerjaan tetapnya itu apa. Dengan adanya program simpan pinjam ini bu ani merasa perlu untuk
membantu menambah usahanya tersebut, setelah bu ani mengikuti program tersebut usaha bu ani bukan hanya jualan warung kopi saja
melainkan mainan dan alat-alat tulis lainnya. Penghasilan bu ani sebelum mengikuti program simpan pinjam
masih pas-pas an belum ada lebihnya untuk kebutuhan lainnya seperti kebutuhan untuk manambah usaha yang lainnya. Dari hasil usaha
warung kopi saja bu ani hanya mendapatkan antara 500.000- 750.000hari itu sudah termasuk bayar cicilan kontrakan rumah,
warung kopi, bayar listrik, bayar anak sekolah dan bayar lainnya. Sesudah bu ani mengikuti program simpan pinjam ini
penghasilan bu ani naik drastis karena bu ani mengikuti program ini untuk menambahkan usahanya tersebut bukan hanya jualan warung
kopi saja melainkan bu ani merambah usaha jualan maianan dan alat- alat tulis dari pertama mengikuti program simpan pinjam ini diberi
modal 1.500.000-3.000.000, bahkan karena bu ani lancar dalam
pembayarannya bu ani diberi kepercayaan untuk diberikan modal usahanya lagi oleh BMT dengan memberikan modal sebesar 5.000.00-
10.000.000. tapi untuk sampai saat ini bu ani paling besar meminjam di BMT yaitu 5.000.000-7.000.000. Jika dihitung dari segi
penghasilannya, sekarang penghasilan bu ani kira-kira 1.500.000- 3.000.000hari. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti bayar cicilan
kontrakan rumah Rp 20.000hari, bayar kontrakan warung Rp 25.000hari, bayar anak sekolah, bayar listrik, untuk masak dirumah
Rp 35.000hari, dan bayar ke BMT Rp 50.000hari sudah mulai tercukupi. Malah masih ada lebihnya untuk ditabung, bukan hanya
untuk nabung pribadi melainkan untuk tabungan anaknya juga untuk biaya sekolah.
Batasan pinjaman bu Ani dilihat dari modal usaha yaitu maksimal 10.000.000 sesuai dengan jualan yang ia lakukan sekarang
ini. Sedangkan asetnya bu Ani itu sendiri sampai sekarang yang ia dapatkan dari hasil usahanya tersebut yaitu ia sudah dapat membeli
sebuah kendaraan bermotor dan sebagian dapat ia tabung. Indikatornya dalam mengikuti program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul
Ummah tidak jauh bedanya dengan nuoval untuk menambah modal usahanya biar cepat sukses dan hasilnya dapat tercapai sesuai rencana
yang ada. Dilihat dari keuntungannya bu ani mengikuti program simpan
pinjam ini yaitu usaha bu ani jadi tambah maju, lancar dan suaminya
pun memiliki usaha tetapnya menjaga warung mainan dan alat-alat tulis. Meskipun dia masih saja dapat panggilan dari tetangganya untuk
membantu membetulkan rumah atau lainnya tetap ia lakukan karena untuk nambah-namabah penghasilan dan kebutuhan dirumah.
Hasil usahanya sekarang cukup maju dan menambah hasil yang optimal meskipun dia masih tinggal dikontrakan, warungnya juga
ngontrak tapi dia masih bersyukur usahanya dapat maju dan mendapatkan hasil yang banyak.
Jika dilihat dari persentase keuntungan bu ani sekarang ini dari 100 yaitu 30 dibandingkan sebelumnya yang hanya mendapatkan
10. Bu ani melihat dari program ini tidak ada kekurangannya sama sekali bagi di bu ani pribadi.
4
c. Jualan telur
Bapak Odih 55 thn dia sudah menikah dan memiliki 6 orang anak, anak pertama dan yang kedua sudah menikah, yang ketiga masih
kuliah, anak kempat sekolah kelas 3 SMA, kelima kelas 2 SMP dan keenam masih kelas 5 SD. Pak Odih tinggal di kampung Moyan Rt
0107, Kel Leuwi. Liang, Kec Leuwi. Liang, lahir tanggal 15 juni 1955, Dia seorang pedagang telur, berjualan telur kurang lebih sudah
10 tahun dari harga telur 190butir ±4000kg sampai sekarang 1.100butir ±12.500 disana dia menjual 3 macam jenis telur yaitu
telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh.
4
Wawancara dengan bu Ani, pedagang warung kopi, mainan dan alat-alat tulis dipasar Leuwi. Liang, pada hari rabu 13 Oktober 2010, jam 09.30-10.05
Penghasilan bapak odih dari berjualan telur yaitu 6.000.000- 7.000.000hari, belum untuk bayar kreditan toko, bayar karyawan,
biaya anak-anak sekolah, bayar listrik, bayar ke BMT dan kebutuhan sehari-hari baik dirumah maupun dipasar. Dalam melakukan usahanya
ini pak Odih masih merasa nyaan-nyaman saja tanpa ada beban dan tetap santai. Biasanya untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari yaitu
Rp 250.000hari. Bapak Odih sudah cukup lama menjadi nasabah di BMT
Khairul Ummah dari tahun 2005 sampai sekarang ±5thn, bapak Odih mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah
karena keikutsertaannya pak Odih menabung di BMT Khairul Ummah. Selain itu, dia juga sudah kenal dengan anggota-anggota yang ada di
BMT tersebut. Awal mula yang menyebabkan ikut program simpan pinjam ini yaitu alasannya untuk menambah modal usaha jual telurnya
yang ada di pasar Leuwi. Liang karena tiap bulannya harga telur melonjak tinggi akibatnya pak odih berusaha untuk memajukan
usahanya tersebut dengan meminjam modal dan ikutserta dalam program simpan pinjam yang ada di BMT.
Model yang pak Odih ambil dalam program simpan pinjam ini yaitu model simpanan mudharabah, dimana pengambilannya bersifat
berjangka dan mekanismenya menggunakan sistem bagi hasil. Selain itu bukan hanya model itu saja berhubung pak odih masih mengikuti
tabungan yang merupakan termasuk model Tasyri yang ada dalam salah satu produk simpanan dana umat di BMT Khairul Ummah.
Jenis usaha yang sekarang dijalankan oleh pak odih, sehingga membuat pak odih merasa perlu untuk mengikuti program ini yaitu
jualan telur dari beberapa jenis telur seperti telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh. Dari situlah dia mencoba untuk mengembangkan
usahanya tersebut dengan mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah untuk menambahkan modal usahanya dari pinjaman
5.000.000-30.000.000, dengan pembayaran hariannya yaitu dari 25000 sampai 227.000hari. Selama pak odih mengikuti program ini belum
ada kendalanya baik dari segi pembayaran maupun tabungan. Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul
Ummah usaha pak odih hanya biasa-biasa saja bahkan pelanggannya pun hanya sedikit dapat dihitung jari, penghasilannya pun hanya
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya anak-anak sekolah dan tagihan-tagihan lainnya. Dibandingkan dengan sekarang ini sudah
dibilang cukup lebih, untuk kebutuhan sehari-hari seperti bayar sekolah anak Rp 100.000hari, bayar karyawan Rp 50.000hari, bayar
cicilan toko Rp. 20.000hari, bayar listrik, bayar cicilan BMT Rp 275.000hari, kebutuhan di rumah Rp 50.000hari dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang tak terduga. Penghasilan sebelum mengikuti program ini yaitu antara
3.000.000-4.500.000 itu sudah termasuk biaya dipasar dan kebutuhan lainnya dirumah dan anak-anak. Belum lagi bayar telur bila telur sudah
datang dari tempat distributornya sendiri. Setelah mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah penghasilan yang pak odih
dapat yaitu antara 7.000.000-10.000.000, dengan hasil keuntungan yang pak odih dapat bersihnya yaitu antara 2.000.000-4.000.000hari
belum termasuk biaya buat karyawan, biaya tagihan-tagihan, biaya anak-anak sekolah dan biaya kebutuhan lainnya yang tak terduga.
Batasan pinjaman pak Odih kurang lebih sampai 30.000.000 dilihat dari segi pembayaran dan usaha yang ia lakukan dari dulu
sampai sekarang berjalan dengan lancar dan berhasil. Asetnya sendiri itu sudah berupa rumah, kendaraan bermotor dan ladang, itupun untuk
aset modal usahanya suatu saat nanti. Indikatornya yaitu untuk menambah modal usaha agar usaha berjalan lancar dan meraih sukses
yang mapan. Untuk sekarang ini hasil dari keuntungan usahanya jualan telur
sangat maju pesat, bukan karena pedagang grosiran telur sedikit melainkan karena pak odih sangat cepat tanggap dalam kondisi yang
ada dipasar Leuwi. Liang dan harga telur yang naik turun tersebut sehingga pak odih mendapatkan hasil keuntungan yang lumayan
banyak dan mendapatkan pelanggan yang tetap lumayan banyak pula. Persentase keuntungan yang di dapat pak odih seorang penjual
telur sebelum dan setelah mengikuti program simpan pinjam ini yaitu sebelum mendapatkan modal usaha dari BMT pak odih hanya
mendapatkan bersihnya sebesar 20, dibandingkan sekarng ini hasil pak odih dari jualan telur yaitu sebesar 40 dari 100. Sampai
sekarang ini pak odih mengikuti program ini belum mersakan adnya kekurangan baik dari segi pelayanan amuapun pembiayaan. Selain itu
bukan hanya dari pihak BMT sendiri melainkan dari pihak nasabh seperti pak odih ini belum merasakan adanya kekurangan.
5
Gambar foto 2.1, penjual sedang memilih telur-telur yang dibeli oleh pembeli
Gambar foto 2.2, pembeli membayar dan mengambil barangnya kepada penjual
5
Wawancara dengan pak Odih, pedagang grosiran telur dipasar Leuwi. Liang, pada hari rabu 13 Oktober 2010, jam 13.00-13.42
d. Jualan buah
Bu romlah 40tahun sudah menikah suami kerja buruh dan hanya memiliki dua orang anak saja, anak pertama sudah menikah dan
anak keduanya kerja disalah satu perusahaan swasta. Bu romlah tinggal di Kp. Karacak Rt 0303, Kec: Leuwi. Liang, Kab: Bogor. Bu
romlah hanya seorang pedagang buah-buahannya. Penghasilan yang didapat bu romlah dari usahanya sebagai
penjual buah yaitu hanya sebesar 450.000-700.000hari, itu sudah termasuk biaya sehari-hari bu romlah dipasar, untuk kebutuhan
dirumah, bayar listrik, bayar angsuran kios dan tabungan. Bu romlah merasa nyaman-nyaman saja dalam menjalankan usahanya tersebut
sebagai penjual buah-buahan. Pengeluaran kebutuhan untuk sehari-harinya bu romlah
mengeluarkan biaya sebesar Rp 100.000hari berhubung kedua anaknya sudah mandiri jadi untuk tanggungan sehari-hari bu romlah
hanya berdua saja dengan suami. Pengeluran tersebut antara lain untuk bayar angsuran kios, bayar listrik, tabungan dan sehari-hari.
Batasan pinjaman bu Romlah dari BMT Kahairul Ummah jika dilihat dari segi modal usahanya yaitu 12.000.000. Hasilnya sendiri
yang sudah bu Romlah peroleh yaitu ia sudah dapat membeli rumah meskipun dengan cara diangsur dari penghasilan ia bejualan buah-
buahan, dan rumah itulah sebagai asset untuk pinjaman di BMT. Indikatornya bu Romlah mengikuti program simpan pinjam ini yaitu
sama dengan yang lain untuk menambah hasil usaha dan menambah barang usaha yang sudah ada.
Bu romlah sudah menjadi nasabah di BMT khairul Ummah hampir 4 tahun, dimulai saat bu romlah mengikuti tabungan tasyri di
BMT. Bu romlah mengetahui adanya program simpan pinjam ini yaitu saat bu romlah mengikuti pengajian yang ada di daerahnya, waktu itu
ditengah-tengah pengajian ada salah satu staf dari BMT Khairul Ummah memberikan pengarahan mengenai program yang ada di BMT
antara lain tentang produk simpanan seperti macam-macam tabungan, dan pembiayaan-pembiayaan penyaluran. Dari situ bu romlah
mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. Yang menyebabkan bu romlah ikut serta dalam proram simpan
pinjam ini untuk modal usaha jualan buahya dengan menambahkan buah-buahnya tersebut dan merenovasi tokonya agar kelihatan segar
dan cerah bahkan untuk banyak pembeli yang berminat membeli buah- buahnya bu romlah.
Model yang bu romlah ambil dalam program simpan pinjam ini yaitu termasuk model penyaluran dalam pembiayaan. Yaitu
pembiayaan mudharabah dimana pembiyaan akad jual beli dengan pembayaran diangsur sesuai kesanggupan dan termasuk bagi hasil.
Jenis usaha yang sekarang bu romlah kerjakan yaitu usaha jualan buah-buahan, dikarenakan untuk menambahkan buah-
buahannya tersebut bu romlah merasa perlu adanya tambahan modal
usaha. Dari hasil yang ia tabung selama ini bu romlah merasa masih kurang, pada akhirnya bu romlah ikut serta menjadi salah satu dari
nasabah yang mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. Akhirnya bu romlah mendapatkan hasil yang cukup banyak
dan menguntungkan meskipun disalah satu pihak mulai banyak saingannya bu romlah yang jualan buah-bauhan.
Selama ini dalam mengikuti program simpan pinjam ini di BMT Khairul Ummah bu romlah belum mendapatkan kendala sedikit
pun baik dari segi pembayaran dan pembiayaan lainnya, hanya saja adapun kendalanya dari kondisi yang ada di pasar seperti mulai
banyaknya penjual buah-buahan di pasar Lw. Liang. Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul
Ummah usaha jualan buah-buahan bu romlah belum mengalami peningkatan dan masih dalam keadaan biasa-biasa saja meskipun anak-
anaknya sudah mulai mandiri tapi bu romlah masih harus membiayai untuk dirinya pribadi dan untuk suaminya. Sedangkan setelah
mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah usaha jualannya tersebut meningkat dari yang tadinya penghasilannya kurang
mencukupi sekarang sudah mulai mencukupi. Sebelum mengikuti program ini penghasilan bu romlah
berjualan buah-buahan yaitu 400.000-850.000hari, hasilnya bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari melainkan untuk membeli stok
buah-buahan nanti, bayar kontrakan rumah, bayar tagihan listrik, bayar
angsuran kreditan, bayar los buah, bayar angsuran dan tabungan ke BMT, dan biaya makan sehari-hari dirumah dan dipasar. Pengeluaran
untuk sehari-harinya hampir Rp 200.000 belum termasuk beli stok buah, karena untuk stok buah bu romlah membelinya seminggu sekali.
Setelah mengikuti program simpan pinjam di BMT penghasilan bu romlah meningkat, hasilnya itu bukan hanya untuk membayar
kebutuhan sehari-hari melainkan untuk kebutuhan yang lainnya juga terpenuhi, seperti bayar angsuran motor, dan bayar kontrakan rumah
sudah tidak harus pusing-pusing lagi untuk membayarnya. Jika dilihat dari hasilnya sekarang sudah mencukupi dari
penghasilan yang sekarang bu romlah peroleh, meskipun hanya seorang penjual buah-buahan dan tidak gampang melihat kondisi
sekarang ini dalam segala usaha apapun pasti banyak saingannya apalagi dipasar yang seluas pasar Leuwi. Liang.
Keuntungannya jika dipersentase untuk usaha sekarang ini dari 100 yaitu 25 dari hasil keuntungan secara bersihnya.
Dibandingkan dengan sebelumnya hanya antara 7-10 dari hasil yang bu romlah peroleh. Selama bu romlah mengikuti program ini tidak
melihat adanya kekurangan baiak dari pembyaran dan pembiyaannya juga.
6
6
Wawancara dengan bu Romlah, pedagang buah-buahan di pasar Lw. Liang, pada hari kamis 14 Oktober 2010, jam 10.00-10.45
e. Jualan pakaian
Pak Ahmad 45 thn lahir tanggal 7 November 1965, sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Anak pertama sudah menikah
dan tinggal dikampung yang berbeda, anak keduanya sudah kerja dan anak yang paling kecil masih sekolah kelas 5 SD. Pak ahmad tinggal di
Kp Hambaro Rt 0401 Kel: Leuwi. Liang, Kec: Leuwi. Liang-Bogor. Sebelum dia jualan pakaian ditoko, dia hanya seorang pedagang
pakaian kaki lima yang sehari-harinya hanya jualan dipinggir jalan. Pak Ahmad jualan pakaian sudah hampir kurang lebih 10 tahun dari
yang tadinya jualan di Tanah Abang sampai pada akhirnya ada penggusuran dan hasilnya pak ahmad pindah dari jakarta ke pasar Lw.
Liang dengan usaha yang sama yaitu jualan pakaian. Penghasilan pak ahmad dari hasil jualan pakaiannya tersebut
yaitu antara 800.000-1.500.000 bagaimana situasi yang ada di pasar rame tidaknya yang beli. Jika dibilang nyaman apa tidaknya pak
ahamad jualan pakaian ini, pak ahmad sangat nyaman dan merasa santai saja dalam melakukan usahanya tersebut selama usahanya masih
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari baik itu dirumah maupun biaya lainnya.
Dari penghasilan sekarang yang dia dapat biasanya pengeluaran kebutuhan harian saat ini yaitu untuk biaya dirumah Rp 50.000hari,
untuk bayar anak sekolah Rp 10.000hari, angsuran kios Rp
20.000hari, dan biaya lainnya. Jika dihitung keseluruhannya yaitu Rp 100.000hari.
Pak Ahmad menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah sudah hampir 3 tahun mulai ikut tabungan tasyri sampai akhirnya pak ahmad
mengikuti program simpan pinjam di BMT tersebut. Pak ahmad mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT yaitu dari pihak
anggota atau staf BMT yaitu pak Pepi, Setelah lama dia berjualan di pasar Leuwi. Liang, dia melihat
di pasar Leuwi. Liang masih banyak toko atau kios yang masih kosong. Dia menanyakan kepedagang-pedagang lainnnya yang ada di
pasar Leuwi. Liang mengenai toko atau kios yang masih kosong, pada akhirnya pak ahmad dapat membuka usaha pakaiannya dipasar Lw.
Liang tersebut. Pak Ahmad sudah lama menjadi nasabah di BMT Khairul
Ummah yaitu sudah hampir 5 tahun. Selain menabung pak ahmad juga sudah kenal dengan pak Pepi salah satu pengawas di BMT Khairul
Ummah, dari situ pak Ahmad mencoba ikut serta dalam program simpan pinjam untuk menambah modal usaha pakaian dipasar Leuwi.
Liang, dengan pinjaman pertamanya sebesar 3.000.000 dengan cicilan setiap harinya yaitu 30.000hari. Karena pihak BMT melihat
pembayaran yang dilakukan oleh pak ahmad lancar dan tepat akhirnya sekarang pak ahmad diberikan pinjaman modal usahanya sebesar
5.000.000-10.000.000.
Batasan pinjaman untuk pak Ahmad dari BMT Kahairul Ummah jika dilihat dari segi modal usahanya yaitu 25.000.000.
Hasilnya sendiri yang sudah pak Ahmad peroleh yaitu ia sudah dapat membeli beberapa hektar sawah, dari hasil sawahnya itu ia asetkan
sebagai jaminan ke BMT untuk pinjaman tersebut. Indikatornya pak Ahmad mengikuti program simpan pinjam ini yaitu bukan hanya untuk
menambah modal ushanya saja melainkan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang cukup banyak.
Pak ahmad mengikuti program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah ini alasannya karena pak ahmad kurang modal
dalam melakukan usahanya tersebut dengan biaya yang sangat minim sekali untuk merenovasi toko membeli alat-alat pajangan, patung dan
bayar sewa bulan pertama dari modal awal sebesar Rp 8.000.000 itu termasuk kurang sekali untuk membuka usaha baru. Oleh karena itu
pak ahmad memberi tahukan niatnya tersebut kepada temannya salah satu pengawas di BMT untuk mengikuti program simpan pinjam di
BMT Khairul Ummah tersebut. Model yang pak ahmad ikut serta yaitu dalam segi pembiyaan
termasuk dalam model pembiayaan mudharabah dengan mekanisme bagi hasil dengan pembayarannya diangsur sesuai kesanggupan pihak
nasabah itu sendiri. Selain itu, pak ahmad juga sudah termasuk bagian dari nasabah BMT semenjak pak ahmad mengikuti tabungan yang
model simpanannya yaitu tabungan Tasyri produk tabungan umum bagi perorangan maupun lembaga.
Untuk sekarang ini jenis usaha yang pak ahmad lakukan yaitu jualan pakaian, seperti pakaian olah raga, seragam sekolah dan pakaian
anak untuk menambah barang dagangannya tersebut pak ahmad mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. Karena
bukan hanya untuk menambah dagangannya saja melainkan untuk kebutuhan sehari-hari yang pak ahmad butuhkan baik itu kebutuhan
untuk dirumah maupun untuk usahanya dipasar. Selama pak ahmad menjadi salah satu nasabah dari program
simpan pinjam tersebut pak ahmad belum merasakan adanya kendala baik dari pembayarannya ke BMT maupun dari segi biaya lainnya
yang menyangkut halnya dengan program yang ada di BMT Khiarul Ummah.
Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT hanya mengikuti tabungan saja pak ahmad sangat bingung akan usahanya
yang akan dijalankannya untuk membuka usaha jualan pakaian, untuk kebutuhan pak ahmad sehari-hari seperti biaya anak sekolah, biaya
kios, biaya listrik, biaya kebutuhan dipasar juga masih merasa ketar- ketir. Beda halnya setelah mengikuti program simpan pinjam, karena
pak ahmad mencoba untuk menjadi salah satu nasabah dari program simpan pinjam tersebut usaha pak ahmad jualan pakaian sekarang ini
sudah mulai kelihatan perubahannya baik dari segi financial maupun lainnya. Bahkan untuk sekarang ini pak ahmad memiliki dua toko
dalam menjalankan usahanya tersebut meskipun pak ahmad hanya menjual pakaian olahraga, seragam sekolah dan pakaian anak saja
pengahasilannya pun sudah dibilang sangat cukup. Bahkan untuk biaya kebutuhan sehari-hari di rumah, dipasar untuk anak sekolah dan biaya
yang tak terduga sekalipun sekarang sudah tidak pusing lagi dalam memenuhi semuanya itu.
Dihitung dari segi keuntungannya pak ahmad dalam mengikuti program ini yaitu banyak sekali seperti usahanya sekarang sudah ada
perubahannya, bahkan sudah memiliki dua toko. Dengan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari baik dirumah maupun kebutuhan dipasar
sekalipun. Jika dilihat dari hasilnya, pak ahmad sudah dibilang tercukupi, meskipun pak ahmad masih keliatan biasa-biasa saja dalam
segi berpakaian dan kebiasaannya sangat sederhana. Karena hal itui menurut pak ahmad tidak terlalu penting, “orang beli bukan lihat
tampang kita melainkan lihat apa yang kita jual di toko kita”, itulah ciri khas pak ahmad.
Bila dilihat dari segi persentase keuntungan pak ahmad sekarang dan sebelumnya sangat nampak. Sebelum pak ahmad
mengikuti program ini dari penghasilan yang dia peroleh hanya sebesar 10, dibandingkan dengan keuntungan hasil yang pak ahmad peroleh
sekarang yaitu sebesar 40. Tapi hal itu tergantung situasi yang ada dipasar rame apa tidaknya pembeli yang datang. Untuk sampai saat ini
pak ahmad belum merasakan adanya kekurangan dalam mengikuti
program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah, karena selama ini pak ahmad membayar angsurannya lancar dan tepat waktu.
7
Gambar foto 3.1, penjual sedang tawar-menawar harga dengan para pembeli
2. Pihak BMT
Harapan nasabah yang ada dipasar Lw. Liang terhadap program yang ada di BMT baik itu dari produk pembiayaan dan pelayanan yang
paling utama diharapkan yaitu mengenai adanya program simpan pinjam dimana program tersebut dianggap sangat membantu para pedagang kecil
yang umumnya masih sangat membutuhkan modal usahanya, bukan hanya pedagang kecil saja melainkan pedagang yang menengah juga sangat
membutuhkan modal usaha untuk menambahkan usahanya tersebut karena untuk sekarang ini dipasar Leuwi. Liang sangat banyak saingannya. Oleh
karena itu harapan para nasabah yaitu dengan adanya program simpan pnijam di BMT itu sangat penting.
7
Wawancara dengan pak Ahmad, pedagang pakaian dipasar Leuwi. Liang, pada hari minggu 17 Oktober 2010, jam 09.15-10.30
Harapan dari pihak BMT sendiri mengenai program yang ada di BMT Khairul Ummah untuk para nasabah yaitu adanya kerja sama yang
baik bukan hanya dalam program simpan pinjam saja melainkan program dan produk-produk pelayanan lainnya, seperti macam-macam model
tabungan dan pembiayaan lainnya. Selain itu BMT pun mengharapkan dengan adanya program simpan pinjam ini dapat membantu para usaha
kecil menengah kebawah dapat menciptakan para pedagang yang mandiri dan berdaya sehingga akhirnya dapat menekan angka pengangguran dan
membuka lowongan kerja bagi yang membutuhkan. Hal ini terbukti antara harapan dari para nasabah dan BMT
mendapatkan hasil yang optimal seperti mulai meningkatnya para nasabah dalam usahanya, dan memberrikan kemajuan dalam bidang ekonominya
seperti terciptanya lapangan usaha baru bagi yang membutuhkan, menghapus kata riba dari masyrakat dan nasabah lainnya, dan dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dari para nasabah dan masyarakat lainnya. Dengan demikian BMT Khiarul Ummah berperan
sangat baik dan optimal bukan hanya dari program simpan pinjam saja melainkan program lainnya yang ada di BMT Khairul Ummah, hal ini
membuktikan bahwa BMT telah memenuhi harapan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para nasabah pasar Leuwi. Liang.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan