1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut untuk segera diselesaikan dan menuntaskan kemiskinan yang terjadi
di Indonesia. Selain kemiskinan di Indonesia juga memiliki banyak sekali masalah yang berkaitan dengan rakyat Indonesia seperti masalah
kesejahteraan masyarakat, kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah ekonomi.
Dalam setiap kegiatan ekonomi ada istilah kegiatan memproduksi dan mengkonsumsi baik itu barang maupun jasa harus membuat pilihan.
Tujuannya adalah supaya sumber daya yang tersedia akan dgunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kesejahteraan yang paling maksimum kepada
masyarakat
1
. Oleh karena itu, dalam masalah persoalan ekonomi ini mulai adanya berbagai pihak yang memberikan gagasan untuk mendirikan Bank
yang berbasis Islam. Di Indonesia berdirinya Bank Islam diperakasia oleh Majellis Ulama
Indonesia MUI yang didukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI pada tahun 1990 dan terealisasi dengan ditandatanginya akte pendirian
Bank Muamalat Indonesia BMI di hotel syahid pada tanggal 1 November
1
Sukirno Sadono. Miro Ekonomi Teori Penantar. PT. Raja Grafindo. Jakarta 2005, h. 7
1991. Pendirian BMI ini kemudian diikuti dengan pendirian lembaga keuangan Syariah seperti Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah BPRS, BMT,
Asuransi Syari’ah dsb
2
. Kedudukan BMT di tengah tata hukum perbankan nasional masih
sangat lemah, Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam pasal-pasalnya belum mengatur hal-hal yang berhubungan dengan usaha
lembaga mikro keuangan syari’ah. Demikian juga ketentuan-ketentuan Bank Indonesia yang mengatur operasional dan tata kerja perbankan nasional, tidak
satupun butir yang eksplisit mengatur operasional dan tata kerja lembaga mikro keuangan syari’ah. jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000
orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40,5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah sebanyak
20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT.
3
Perkembangan ekonomi Syari’ah yang marak sekarang ini merupakan cerminan umat islam untuk kembali menghidupkan semangat para
eunterpreneur muslim dalam dunia bisnis dan perdagangan, sebagaimana menjadi ajaran Nabi Muhammad dan sunnah yang diteladankan ummatnya.
BMT itu sendiri yaitu bakal usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha
produktifitas dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
2
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait. Jakarta: Rajawali Press,1997 h.74
3.http:bmt-link.co.idperkembangan-beberapa-bmts
pembiayaan kegiatan ekonominya
4
. Hal ini terbukti pada tahun 2000 saja BMT yang merupakan koperasi syariah telah berjumlah 3.037 unit
seindonesia dengan aset total mencapai 300 Milyar rupiahan memiliki anggota usaha kecil sebanyak 2400 unit
5
. BMT membantu para pengusaha-pengusaha kecil mulai dari pedagang
kaki lima sampai pedagang yang memiliki kiostoko sendiri dalam hal menabung dan memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha baru atau
menambahkan modal bagi usaha lama untuk berkembang lebih baik lagi. Dalam hal ini BMT sudah membantu masyarakat dalam masalah
pemberdayaan kepada masyarakat itu sendiri untuk berusaha dalam mengerjakan suatu pekerjaannya baik itu mulai dari pendampingan dari BMT
maupun tata cara untuk membuka usaha baru bagi yang memiliki skill dalam berwirausaha dari segi modalnya dan cara transaksi yang baik sesuai dengan
cara Islami. Pada perkembangan selanjutnya BMT menjadi salah satu lembaga
pengembangan masyarakat dibidang ekonomi. Dalam kaitannya hal tersebut kiranya penulis mencoba meneliti lembaga BMT yang mampu bertahan dan
berkembang baik. Salah satunuya adalah BMT Khairul Ummah yang berada diwilayah Leuwi. Liang-Bogor.
Sebagai lembaga ekonomi mikro yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip oprasionalnya mengacu pada prinsip
syariah islam dan mengemban misi sosial pula, maka insya Allah akan
4
Prof. H. A. Dzajuli dan Drs. Yadi Janwari, M. Ag, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
5
Data diperoleh dari PINBUK Jakarta Pusat
menampilkan lembaga keuangan yang sehat berkualitas dan memenuhi harapan umat.
Alasan penullis memilih BMT Khairul Ummah karena di BMT tersebut ada beberapa hal diantaranya: produk layanan, simpan pinjam, simpan
berjangka, dan pembiayaan. Berdasarkan pemaparan diatas penulis bermaksud mengadakan suatu
penelitian ilmiah guna mengetahui bagaimana aplikasi dari salah satu tahapan pelaksanaan dalam manajemen pengembangan masyarakat.yang diterapkan
pada BMT Khairul Ummah dalam pemberdayaan ekonomi mikro yang salah satunya dalam hal ini BMT dapat membantu pedagang-pedagang kecil
khususnya yang ada di pasar Lw. Liang dengan memberikan salah satu program yang ada dalam BMT tersebut yaitu Simpan pinjam. Maka penulis
meninjau perlunya penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai bagaimana pelaksanaan program yang ada di BMT ini dalam mencapai suatu tujuannya
yaitu dalam memberdayakan para pedagang agar dapat berjualan dengan efektif, efisien dan berkualitas. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut
penulis menuangkannya dalam skripsi dengan judul “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM Study Kasus: Program
Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang- Bogor.”
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH