84
akibatnya kemampuan mereka unutk mencari pekerjaan sampingan dan mengolah barang hasil memulung sangatlah terbatas.
Perbedaan posisi sumber daya manusia antara kedua kelompok keluarga pemulung diakibatkan oleh perbedaan persepsi yang mereka
miliki. Bagi pemulung keluarga utuh pendidikan tidak begitu penting, yang terpenting adalah produktivitas. Berbeda halnya dengan pemulung
keluarga tunggal gambaran hasil FGD yang memperlihatkan rendahnya pendidikan, tidak ada nya ketrampilan tertentu serta ketidakmampuan
mengolah barang hasil memulung, sehingga mereka member penilaian bahwa sumberdaya alam yang dimiliki pemulung keluarga tunggal adalah
rendah.
2. Asset Ekonomi
Berdasarkan hasil FGD yang telah dilakukan keberadaan asset ekonomi antara pemulung keluarga utuh dan pemulung keluarga tunggal
menempati posisi yang sama yaitu di posisi angka satu. Hal ini menggambarkan bahwa asset ekonomi keluarga pemulung sangat rendah.
Hal ini ditandai dengan rendahnya pendapatan dan tingginya pengeluaran disertai dengan biaya hidup semakin tinggi. Pendapatan yang mereka
miliki hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dan cenderung kurang.
Jika hal tersebut terjadi maka yang dapat dilakukan keluarga pemulung ini adalah mencari bahan pokok untuk makan ke tempat yang
lebih murah dan kualitas rendah, berhutang ke warung atau meminjam kepada tetangga. Pendapatan yang rendah mengakibatakn sulit bagi
Universitas Sumatera Utara
85
mereka untuk memiliki tabungan, hanya beberapa dari keluarga pemulung yang memiliki tabungan.
Sulitnya unutk mengakses pinjaman ke Bank dan lembaga keuangan lainnya dikarenakan tidak adanya asset yang bernilai yang dapat
dijadikan agunan sebagai jaminan untuk pihak Bank ataupun lembaga keungan lainnya. Bahkan untuk meminjam kepada rentenir mereka juga
kesulitan hanya terdapat beberapa dari mereka yang meminjam ke rentenir, karena keterpaksaan.
3. Asset alamsumber daya dalam
Berdasarkan hasil FGD yang telah dilakukan berdasarkan penilaian masing-masing kelompok keluarga pemulung dihasilkan asset alam yang
dimiliki oleh pemulung keluarga utuh lebih tinggai dibandingakan asset alam yang dimiliki oleh pemulung keluarga tunggal. Dari hasil FGD
keberadaan indikator asset alam seperti wilayah-wilayah operasi, jarak jangkauan wilayah, dan kepemilikan lahan atau ternak, kondisinya
cenderung sama antar kedua kelompok pemulung . Seluruh keluarga pemulung tidak memiliki lahankebun yang
dapat dimanfaatkan, begitu juga dengan kepemilikan ternak, hanya terbatas unutk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga saja. Mengenai
wilayah operasi untuk memulung dan jarak yang mampu dijangkau oleh pemulung , mayoritas dari mereka hanya menyusuri daerah-daerah sekitar
tempat tinggal. Hal ini dikarenakan terkendala oleh fasilitas kerja yang minim, kerena tidak adanya alat bantu angkut seperti gerobak becak
barang.
Universitas Sumatera Utara
86
Wilayah operasi merupakan sumber konflik dalam masyarakat pemulung, konflik biasa yang terjadi saat perebutan wilayah daerah untuk
mencari barang bekas. Konflik yang paling nyata terdapat di Konteiner salah satu tempat penampungan sampah dari beberapa lingkungan yang
ada di Kelurahan Helvetia Timur. Wilayah ini menjadi lahan yang sangat dapat diandalkan untuk
mencari barang bekas , namun justru sulit dijangkau oleh pemulung karena adanya individu atau kelompok penguasa di Kontainer tersebut. Hal ini
menggambarkan bahwa terdapat relasi kekuasaan di daerah tempat penampungan sampah sekalipun. Pergeseran nilai barang bekas yang
dulunya tidak bernilai namun sekarang menjadi bernilai ekonomi, menjadikan semakin marak munculnya para pemulung bahkan kelompok
kepentingan yang berada di tempat penampungan sampah. Secara keseluruhan keberadaan indikator asset alam yang dimiliki
masing-masing keluarga pemulung cenderung sama , namun persepsi akan penilaian asset alam yang mereka miliki yang membedakan posisi asset
alam yang mereka miliki masing-masing. Menurut penilaian pemulung keluarga utuh asset alam yang mereka miliki kondisinya semakin
menurun, kondisi asset alam yang mereka miliki seharusnya dapat berada diposisi yang lebih tinggi. Jumlah pemulung yang semakin meningkat
menyebakan persaingan tinggi dan jumlah barang bekas terbatas , sehingga asset alam yang mereka miliki semakin menurun.
Menurut penilaian pemulung keluarga tunggal asset alam yang mereka miliki rendah, karena wilayah operasi mereka untuk mencari
Universitas Sumatera Utara
87
barang bekas terbatas, karena sedikit dari mereka yang memiliki fasilitas kerja seperti gerobakbecak barang.
4. Asset Fisik