Kondisi AsetModal Ekonomi Analisis Aset Keluarga Pemulung Orang Tua Tunggal

74 non-formal seperti kursus ataupun pelatihan tertentu, hanya satu dari peserta mengaku pernah mengikuti kursus dari pemerintah namun hanya berlangsung 4 bulan. Hal tersebut terjadi karena faktor internal yaitu tidak adanya kemampuan ekonomi untuk mengikuti kursus, akan membuang-buang waktu sedangkan faktor eksternal yaitu karena tidak adanya dukungan dari pemerintah. Dari 12 peserta yang memiliki pekerjaan sampingan hanya 4 peserta saja diantara nya sebagai asisten rumah tangga, tukang kusuk,buruh cuci dan chatringan, namun menurut pengakuan peserta hasil dari pekerjaan sampingan teserbut tidaklah menetap. Seluruh peserta FGD juga mengaku bahwa mereka tidak mengolah barang hasil memulung, dikarenakan tidak adanya modal serta kurang nya pengetahuan mereka akan mengolah barang tersebut. Sehingga mereka lebih memilih untuk menjual langsung barang hasil memulung kepada tokeh penampung.

2. Kondisi AsetModal Ekonomi

Gambaran AsetModal Ekonomi pemulung keluarga utuh dapat dilihat dari beberapa indikator berikut diantarnya pendapatan serta pengeluaran, tabungan atau simpananan dan akses untuk meminjam ke Bank atau lembaga keuangan lainnya. Kondisi serupa juga didapati pada ekonomi pemulung orang tua tunggal dimana asset ekonomi mereka dikatakan juga rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari gambaran pendapatan pemulung yang minim yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar kebutuhan untuk makan dan biaya ongkos sehari-hari, bhakan cenderung kurang. Jika dirata-ratakan pendapatan yang mereka hasilkan dalam sehari sekitar Rp 30.000- Rp 50.000 dan begitu juga dengan pengeluaran rata-rata Rp 20.000- Universitas Sumatera Utara 75 Rp 50.000 hari. Rendahnya penghasilan mereka disebabkan oleh tidak menentunya harga dari barang bekas, sementara itu biaya hidup semakin tinggi, ditambah lagi dengan hanya keberadaaan mereka sebagai tulang punggung satu- satunya dalam keluarga, namun uniknya jika dilihat pendapat yang mereka hasilkan tidak jauh berbeda dengan pemulung keluarga utuh. Hal ini diperkuat oleh penuturan salah satu satu peserta , Rosmawati “Jika dilihat-lihat tidak begitu jauh berbedanya pendapatan kami yang sendiri ini dengan yang dua-duanya bekerja. Dulu sebelum suami saya meninggal saya juga yang lebih banyak bekerja dibandingkan dengan beliau. Nanti hasil memulung suami saya dulu masih lebih banyak sama beliau dibandingkan untuk ke dapur. Jadi sama saja nya saya rasakan tidak begitu jauh berbeda” Sebagai satu-satunya tulang punggung dalam keluarga dengan mengandalkan pekerjan sebagai pemulung saja tidak cukup, sehingga diantara mereka berusaha mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilannya. Terkait tabungan atau simpanan dari beberapa peserta mengaku memiliki simpanan setiap bulannya di CU Credit Union, namun hanya sedikit dari peserta memiliki tabungan atau simpanan, simpanan yang dimiliki cenerung berupa simpanan wajib anggota. Dengan penghasilan yang terbatas bahkan cenderung kurang mereka sulit untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disimpan. Dari hasil FGD terlihat bahwa bagi mereka yang hanya menggantungkan hidup sebagai pemulung, sulit bagi mereka untuk memiliki tabungan atau simpanan. Seperti penuturan salah satu peserta Lasmaria 37 tahun yang mengatakan: “ Bagaimana mau menabung, pekerjaan hanya membotot hanya cukup-cukup untuk makan saja , nanti pulang nanti saya membotot kalau banyak dapat dan tinggi harga lumayan lah di dapat lepas lah makan satu hari itu, dan sudah sama membayar hutang sama warung lah itu. Tapi kalau sedikit dapat terlebih rendah harga jual, mau nanti itu tidak saja jual dan untuk makan terpaksa lah berhutang pada tetangga ataupun ke warung atau ke tokeh” Universitas Sumatera Utara 76 Setiap kali mengalami kesulitan ekonomi mereka mengaku hanya meminjam kepada tetangga sekitar, dan berhutang ke warung, dan kepada tokehpenampung. Berdasarakan penuturan seluruh peserta juga diketahui bahwa tidak ada diantara mereka yang memiliki pinjaman kepada rentenir karena bunga pinjaman yang diberlakukan terlalu tinggi. Sama hal nya yang terjadi pada pemulung keluarga utuh, pada pemulung keluarga tunggal juga tidak memilki akases meminjam uang ke Bank, hal ini terkait dengan tidak adanya agunan yang dapat dijadikan jaminan oleh Bank. Sehingga sekalipun mereka berniat untuk mengembangkan usaha, akan terbentur oleh ketiadaan modal usaha.

3. Kondisi Sumber Daya Alam