Kondisi Sumber Daya Alam

76 Setiap kali mengalami kesulitan ekonomi mereka mengaku hanya meminjam kepada tetangga sekitar, dan berhutang ke warung, dan kepada tokehpenampung. Berdasarakan penuturan seluruh peserta juga diketahui bahwa tidak ada diantara mereka yang memiliki pinjaman kepada rentenir karena bunga pinjaman yang diberlakukan terlalu tinggi. Sama hal nya yang terjadi pada pemulung keluarga utuh, pada pemulung keluarga tunggal juga tidak memilki akases meminjam uang ke Bank, hal ini terkait dengan tidak adanya agunan yang dapat dijadikan jaminan oleh Bank. Sehingga sekalipun mereka berniat untuk mengembangkan usaha, akan terbentur oleh ketiadaan modal usaha.

3. Kondisi Sumber Daya Alam

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bagi pemulung terkait asset alam sumber daya alam gambarannya dilihat dari wilayah-wilayah tempat memulung, jarak wilayah yang mampu mereka jangkau masing-masing, serta kepemilikan lahankebun dan juga ternak. Berdasarkan hasil FGD seluruh peserta mengaku tidak memiliki lahan ataupun kebun, baik itu miliki sendiri maupun berupa sewaan. Mereka mengatakan untuk lahan mendirikan rumah saja mereka mengalami kesulitan, mengingat kondisi keberadaan status kepemilikan rumah yang berupa hak pakai. Menjadi permasalahan besar bagi mereka akan keberadaan status rumah yang secara hukum bukan lah milik mereka, karena dibangun diatas lahan pemerintah yang tidak memiliki ijin mendirikan bangunan. Keterbatasan ekonomi dan sulitnya mencari lahan murah memaksa mereka harus memilih tempat ini sebagai tempat tinggal. Resiko akan penggusuran dapat mengancam mereka setiap waktu. Begitu juga dengan ternak , seluruh peserta Universitas Sumatera Utara 77 mengaku tidak memiliki ternak yang dapat menambah penghasilan keluarga. Menurut penutruan peserta FGD, dulu kepemilikan ternak berkaki empat masih di perbolehkan, namun sekarang mendapat larangan dari pemerintah dan juga masyarakat sekitar yang tepat berada di belakang pemukiman warga pemulung berada. Terkait wilayah memulung mayoritas dari mereka mengaku hanya mencari di daerah sekitar Speksi yaitu seperti daerah Jalan Tinta, Jalan Periuk, dan daerah Talitakum. Keterbatasan kemampuan fisik dan usia , tidak ada nya fasilitas kerja yang dapat membantu seperti gerobak becak barang. Bagi mereka yang memiliki gerobak becak barang mengaku menyusuri daerah Glugur, Tomang Elok Karya Ujung,Skip. Untuk daerah yang jangakuan jaraka nya jauh mereka mengaku menyusuri daerah Brayan bahkan ada yang sampai ke daerah Bandar Baru. Biasanya mereka yang memulung hingga keluar Kota Medan dikenal dengan sebutan “pembotot luar kota”. Untuk wilayah yang cukup jauh hanya dapat dijangkau oleh mereka yang memiliki gerobak motor, dan menyewa mobil seperti salah satu peserta FGD Ibu Darwin 52 tahun yang mengatakan : “Kami menyewa mobil atau becak untuk mengangkut sampah untuk mendapat hasil memulung yang lebih banyak dan daerah lebih jauh. Biasanya daerah tujuan kami ke daerah sekitar Sibolangit dan Bandar Baru, nanti kami susuri perkampungan disana. Lebih enak dan banyak dapat barang bekas di sana karena masih belum ada yang membotot kayak kayak, karena kan mayoritas bertani nya pekerjaan mereka.” Keterbatasan sampah dan barang bekas dan semakin banyak nya pemulung menjadi alasan bagi mereka unutk menyusuri tempat-tempat jauh. Dalam kehidupan pemulung juga terdapat persaingan, persaingan paling nyata terdapat di tempat penampungan sampah seperti Kontainer. Sebagai tempat pembuangan Universitas Sumatera Utara 78 sampah akhir, seharusnya menjadi lahan yang tepat bagi pemulung untuk mengais rejeki, namun justru mereka tidak diperbolehkan masuk ke daerah Kontainer. Adanya adanya individu dan kelompok penguasa bahkan atas kepemilikan sampah- sampah di Kontainer. Menurut penuturan Marida Siahaan 52 tahun yang mengatakan: “ Kami para pemulung dilarang masuk dan mencari barang bekas di Kontainer, karena kata petugas di sana semua sampah-sampah maupun barang bekas di tempat ini sudah ada orang-orang yang memiliki. Sementara itu kalau mau mencari ke TPA jauh sekali, belum lagi lebih banyak pemulung di sana apalagi yang tinggal di daerah TPA itu.”

4. Kondisi AsetModal Fisik