Gambaran Faktor Persepsi Kerentanan Terhadap Pola Pencarian Pengobatan Gambaran FaktorPersepsi Keseriusan Terhadap Pola Pencarian Pengobatan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ismoyowati 1998 bahwa sikap seseorang sangat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan di RSU batang. Pada kerangka konsep diketahui bahwa sikap merupakan faktor predisposisi yang akan memengaruhi perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan dan pencarian pengobatan yang berarti bahwa semakin baik sikap seseorang maka kecenderungan dalam pencarian pengobatan semakin baik.

5.1.4 Gambaran Faktor Persepsi Kerentanan Terhadap Pola Pencarian Pengobatan

Berdasarkan tabel 4.16. didapat 32 orang responden masuk kategori cukup. Menurut asumsi penulis tidak heran bahwa persepsi kerentanan masuk dalam kategori cukup, karena masyarakat memiliki pola berfikir yang cukup baik mengenai persepsi kerentanan yang akan dialami dan pola pencarian pengobatan yang akan mereka lakukan ketika mereka mengalami sakit. Hal ini dibuktikan dari mayoritas responden berfikir kerentanan yang mereka alami berasal dari lingkungan yang tidak sehat ataupun dari pola hidup yang tidak sehat yang membuat mereka mudah terserang oleh penyakit.Sehingga dengan persepsi kerentanan yang baik membuat mereka cenderung melakukan upaya pengobatan ketika mereka mengalami sakit. Hal ini dapat disebabkan dari mayoritas responden yang memiliki pendidikan SMP, SMA dan sebagian kecil juga ada Akademi serta Sarjana sehingga memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan Rosenstock dalam teori Health Belief Model yang menjelaskan bahwa persepsi kerentanan akan mendorong seseorang untuk mendapatkan pengobatan. Persepsi kerentanan ini Universitas Sumatera Utara dapat menggambarkan bahwa persepsi subjektif seseorang tentang resiko kesehatan akan membawa mereka pada suatu bentuk pencarian pengobatan. Hal ini dapat terjadi karena persepsi kerentanan seseorang individu terhadap kesehatan akan berkaitan dengan konsep sehat sakit yang dipercayainya yang dapat mempengaruhi seseorang individu dalam melakukan pencarian pengobatan.

5.1.5 Gambaran FaktorPersepsi Keseriusan Terhadap Pola Pencarian Pengobatan

Berdasarkan tabel 4.18. didapat 34 orang responden masuk kategori cukup, dan kategori baik sebanyak 13 orang. Masyarakat di desa Pamah ini juga memiliki pola berfikir yang cukup baik mengenai persepsi keseriusan suatu penyakit yang akan dialami seperti penyakit yang dideritanya lama-kelamaan bisa menjadi lebih serius atau parah, penyakit tersebut bisa menjadi penyakit menetap atau cacat, penyakit tersebut juga dapat menyebabkan penyakit lain dan akibat terburuknya adalah kematian serta dapat membuat kehilangan pekerjaannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Health Belief Model yang menjelaskan persepsi keseriusan cenderung berkaitan dengan pencarian pengobatan seseorang. Menurut teori Helath Belief Model dalam Edberg 2009 yang menyatakan bahwa secara teori, tindakan seseorang dalam pencarian pengobatan dan pencegahan penyakit dapat disebabkan karena keseriusan dari suatu penyakit yang dirasakan misalnya dapat menimbulkan kecacatan, kematian ataupun kelumpuhan dan juga dampak sosial seperti dampak terhadap pekerjaan, kehidupan keluarga dan hubungan sosial. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Zulikhfan 2004 juga sejalan dengan teori HBM tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pemulung di TPA Namo Bintang, variabel keseriusan penyakit berpengaruh dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sebagian besar pemulung merasakan gejala penyakitnya atau sakit yang dideritanya sebagai sesuatu yang dapat mengganggu aktivitasnya dan menganggapnya sebagai hal serius sehingga perlu mendapatkan dari tenaga medis.

5.1.6 Gambaran FaktorPersepsi Manfaat Terhadap Pola Pencarian Pengobatan