Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yenita dalam jurnal ilmiahnya tentang faktor determinan pemilihan tenaga persalinan di
Pasaman Barat 2011. Kebiasaan masyarakat setempat bersalin dengan bantuan non medis menjadi sangat rendah setelah persepsi manfaat bantuan persalinan dari
tenaga medis menjadi lebih baik. Bila ibu sudah tahu tentang persalinan yang aman, maka akan timbul persepsi ibu yang positif tentang ancaman persalinan
dengan tenaga kesehatan sehingga akhirnya ibu akan memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinannya.
Masyarakat sangat mempertimbangkan manfaat dari jenis pengobatan yang mereka pilih yaitu baik secara finansial maupun dari tingkat kesembuhan
yang akan didapatkan. Mereka menimbang antara manfaat dengan sakit yang dialaminya. Ketika penyakit yang dideritanya bisa disembuhkan dengan
pengobatan yang berkhasiat namun hemat waktu dan biaya, maka mereka akan mendahulukan jenis pengobatan seperti ini. Mereka cenderung memilih
pengobatan yang mereka yakini bisa menyembuhkan penyakit yang tengah mereka derita, dengan biaya serendahnya dan manfaat secepatnya.
5.2 Gambaran Faktor Pendukung Enabling Factor Terhadap Pola
Pencarian Pengobatan 5.2.1 Gambaran FaktorFasilitas Pelayanan Pengobatan Terhadap Pola
Pencarian Pengobatan
Berdasarkan tabel 4.22. didapatkan bahwa 43 orang dikategorikan kurang untuk Fasilitas pelayanan pengobatanyaitu responden tidak mencari pengobatan
medis modern karena jarak yang jauh, membutuhkan biaya yang mahal dan
Universitas Sumatera Utara
pelayanannya yang begitu rumit sehingga mempengaruhi masyarakat untuk lebih mencari pengobatan tradisional yang jaraknya dekat,dan biaya yang murah,serta
pengobatan tradisional sangat memuaskan bagi responden. Jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan serta fasilitas yang tersedia di
pelayanan kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hasil pengkajian WHO menyatakan bahwa meskipun
kesadaran dan pengetahuan masyarakat di negara-negara berkembang sudah cukup tinggi, apabila tidak didukung oleh keterjangkauan sarana kesehatan maka
sulit untuk mewujudkan perilaku sehat tersebut. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Green, ketersediaan sarana
dan prasarana atau fasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang dalam upaya perilaku kesehatan. Dan faktor ini dikenal
dengan faktor pendukungenabling factor. Pentingnya cost benefit analysis dalam pencarian pelayanan pengobatan.
Bukan hanya terbatas pada nilai materi saja, tetapi juga terhadap hal-hal non materi, seperti kenyamanan, keyakinan dan kebutuhan untuk sembuh tanpa
mempertimbangkan biaya untuk sembuh. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden
beraggapan bahwa fasilitas pelayanan pengobatan masuk dalam kategori kurang. Hal ini dikarenakan responden beranggapan bahwa jarak ke puskesmas yang
sangat jauh menyebabkan masyarakat tidak mencari pengobatan ke puskesmas tersebut. Selain itu berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden lebih
Universitas Sumatera Utara
tertarik untuk berobat ke pengobatan tradisional dikarenakan mudah untuk dijangkau, biayanya murah, obatnya mudah untuk dikonsumsi.
5.3 Gambaran Faktor Pendorong Reinforcing Factor Terhadap Pola