Gambaran Faktor Pengetahuan Responden Terhadap Pola Pencarian Pengobatan

Dilihat dari suku yang terbanyak adalah suku Batak yaitu sebanyak 44 orang, dan suku Jawa ada 3 orang. Dalam kehidupan orang batak simalungun, mengenai pengobatan selalusering dengan budaya dan ritual. Pada dasarnya masyarakat batak simalungun lebihcenderung melakukan kuratif dari pada preventif. Sejak zaman dahulu,masyarakat sudah mengenal pengobatan tradisonal baik menggunakan ramuanatau pun kekuatan dari dukun yang dalam bahasa batak simalungun disebut”datu”. Datuadalah seorang yang mempunyai kemampuan supranatural. Datu mempunyaiposisi terhormat karena kompetensinya dibidang pengobatan. Begitupun ketikaada informan yang menganggap bahwa penyakit yang terjadi karena disantet olehorang, mereka menggunakan jasa datu tersebut. Dari hasil penelitian di lapangan, masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional yaitu menggunakan jasa pijat, dan pengobatan tersebut menjadi kebiasaan atau turun temurun yang mereka lakukan ketika mereka mengalami suatu penyakit.

5.1.2 Gambaran Faktor Pengetahuan Responden Terhadap Pola Pencarian Pengobatan

Berdasarkan hasil penelitian didapat 46 orang responden masuk ke dalam kategori cukup untuk pengetahuan dalam pencarian pengobatan. Pengetahuan ini masuk ke dalam kategori cukup dapat juga disebabkan oleh masyarakat yang memiliki pendidikan yang cukup baik mengenai pola pencarian pengobatan yang dapat disebabkan oleh keadaan pendidikan masyarakat yang masuk ke kategori cukup yaitu mayoritas memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama, Universitas Sumatera Utara Sekolah Menengah Atas dan sebagian kecil yang memiliki pendidikan tamat akademi dan perguruan tinggi. Pengetahuan masyarakat di desa Pamah ini juga cukup baik mengenal seperti kapan suatu penyakit harus diobati ke pelayanan pengobatanyaitu ketika gejala muncul gejala demam dan selera makan menurun, penyakit tersebut lama- kelamaan dapat menjadi lebih parah serta masyarakat dapat mengenali penyakit yang dideritanya. Dari hasil penelitian dilapangan didapat bahwa pengetahuan masyarakat dalam kategori cukup. Walaupun pengetahuan responden masuk dalam kategori cukup namun mereka lebih mencari pengobatan tradisional dibandingkan dengan pengobatan medis modern. Penulis berasumsi bahwa masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional karena pengobatan tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal dan mudah untuk dijangkau. Selain itu berkembang kepercayaan masyarakat bahwa dalam menggunakan pengobatan medis modern bersifat cocok- cocokkan serasi. Tidak semua masyarakat merasa serasi dengan pengobatan medis modren. Walaupun mereka sudah pergi berobat ke tenaga kesehatan namun tidak juga sembuh, hal inilah yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional. Hal tersebut didukung dengan data yang menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak mencari pengobatan tradisional yaitu sebanyak 26 orang dibandingkan dengan pengobatan medis modern yaitu sebanyak 21 orang. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Hal ini dapatdiperjelas bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera Universitas Sumatera Utara yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan lainnya. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan suatu pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

5.1.3 Gambaran Faktor Sikap Responden Terhadap Pola Pencarian Pengobatan