Maksud dan Tujuan Masalah Perancangan

5 Resort ”. Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata, Akademi Pariwisata Trisakti 1999 mengatakan bahwa Hotel Resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, yaitu sebuah hotel resort yang berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulau kecil dan juga pinggiran pantai. Hotel resort ini diharapkan dapat memfasilitasi wisatawan dalam hal akomodasi dan juga rekreasi. Bukan hanya itu, hotel resort ini juga menonjolkan budaya yang ada tetapi dipadukan dengan aspek-aspek baru agar memiliki nilai jual tersendiri. Menurut Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Karo, budaya-budaya yang ada di sekitar Desa Tongging mayoritas dihuni empat suku Batak yakni Karo, Toba, Simalungun dan Pak- pak. Untuk memenuhi kriteria diatas, tema “Arsitektur Eklektik” sangat cocok untuk diterapkan. Arsitektur Eklektik diartikan sebagai pemilihan, perpaduan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut selera dan status sosio- ekonomi mereka. Eklektik sendiri berarti memilih yang terbaik dari yang ada sebelumnya kemudian digabung atau ditambah dengan unsur, kaidah dan bentuk-bentuk baru. Melihat bagaimana melekatnya kebudayaan yang ada di Desa Tongging, tema Arsitektur Eklektik nantinya akan memadukan aspek tradisional dan gaya arsitektur baru yaitu klasik. Melalui tema ini, diharapkan dapat memberikan kawasan wisata bukan hanya budaya, tetapi juga rekreatif dan edukatif namun tetap memberikan respon terhadap lingkungan dan iklim Desa Tongging.

1.2 Maksud dan Tujuan

P erencanaan dan perancangan wisata “Tongging Lakeside Leisure Resort ” ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah yaitu Pengembangan Pariwisata Baru atau “New Tourism Development” yang nantinya dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, karena dapat Universitas Sumatera Utara 6 menyediakan lapangan kerja, menstimulasi berbagai sektor produksi, serta memberikan kontribusi secara langsung bagi kemajuan-kemajuan dalam usaha-usaha pembuatan dan perbaikan pelabuhan, jalan raya, pengangkutan, serta mendorong pelaksanaan program kebersihan dan kesehatan, proyek sasana budaya, pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya yang dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik kepada masyarakat setempat maupun wisatawan dari luar. Tongging Lakeside Leisure Resort ini juga dapat menjadi pusat hiburan dan edukasi yang dapat menarik para wisatawan mancanegara maupun lokal, yaitu dengan menyediakan suatu tempat yang bersifat cultural-rekreasi- edukatif yang nantinya para wisatawan bukan hanya dapat menikmati keindahan alam Desa Tongging tetapi juga dapat mengenal kekayaan Kabupaten Karo khususnya Desa Tongging. Selain itu juga dapat menciptakan suatu lingkungan dan bangunan dengan fasilitas yang dapat mendukung aktifitas wisata budaya pada kawasan tersebut. Serta dapat dijadikan sumber Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Karo.

1.3 Masalah Perancangan

Desa Tongging kaya akan potensi alamnya. Namun belum ada fasilitas pariwisata terpadu serta akomodasi yang memadai dalam satu wilayah, sehingga tidak ada faktor yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung maupun berekreasi di kawasan tersebut. Untuk mengembangkan kawasan Desa Tongging dibutuhkan fasilitas pariwisata yang dapat menjadi magnet penarik para wisatawan. Bukan hanya dapa t “memunculkan” Desa Tongging ke mancanegara tetapi juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi wilayah setempat. Serta menonjolkan nilai budaya penduduk Desa Tongging yang sebagian besar dihuni oleh Suku Batak yakni Karo ke dalam rancangan dan dipadukan dengan gaya klasik yang dapat menjadi nilai jual tersendiri dan mendukung pengembangan pariwisata pada kawasan tersebut. Universitas Sumatera Utara 7

1.4 Pendekatan