1. Tindakan
Dalam pemahaman tindakan sebagai salah satu karakteristik analisis wacana kritis, wacana dipandang untuk tujuan memengaruhi, mendebat, membujuk,
bereaksi, dan sebagainya. Seseorang berbicara atau menulis pasti memiliki maksud tertentu. Selain itu wacana dipahami sebagai sesuatu yang
diekspresikan secara sadar dan terkontrol yang dilakukan manusia.
2. Konteks
Pada tahap ini, analisis wacana kritis mempertimbangkan, memproduksi, dan menganalisis konteks dari latar, situasi, peristiwa, serta kondisi. Kepada siapa
dan mengapa komunikasi tersebut dilakukan. Ada tiga hal yang penting yang menyangkut konteks dalam pembahasan analisis wacana kritis ini, yaitu teks,
konteks, dan wacana.Teks merupakan semua bentuk bahasa, tidak hanya kata- kata yang tertulis melainkan untuk semua jenis ekspresi komunikasi yang
dilakukan manusia. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di
luar yang memengaruhi pemakaian bahasa dan situasi teks di mana teks tersebut dihasilkan. Adapun wacana dimaknai sebagai teks dan konteks
sekaligus. Fokus perhatian analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks sekaligus dalam suatu proses komunikasi.
3. Historis
Analisis wacana kritis juga menempatkan konteks historis tertentu untuk dapat memahami teks. Pemahaman tentang wacana teks hanya dapat
diperoleh jika diketahui bagaimana situasi sosial, budaya, dan politik pada
Universitas Sumatera Utara
waktu teks tersebut tercipta. Oleh sebab itu ketika menganalisis teks perlu ditinjau supaya pembaca dan masyarakat mengetahui dan mengerti mengapa
suatu wacana tersebut dapat berkembang sedemikian rupa serta mengapa bahasa yang dipergunakan seperti itu.
4. Kekuasaaan
Kekuasaan juga menjadi elemen penting dalam analisis wacana kritis. Setiap wacana yang muncul dalam berbagai bentuk, tidak dianggap sebagai sesuatu
yang alamiah melainkan sebagai bentuk kekuasaan. Konsep kekuasaan di sini artinya terdapat hubungan antara wacana dengan masyarakat. Misalnya
kekuasaan dan dominasi laki-laki dalam wacana seksisme, kekuasaan kulit putih terhadap kulit hitam dalam wacana rasisme. Hal ini mengindikasikan
analisis wacana kritis tidak membatasi pada detil teks atau struktur wacana saja, tetapi juga mengaitkannya dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan
budaya di mana teks tersebut tercipta.
5. Ideologi