Novel Konsep .1 Ideologi Feminisme

Hempasan Gelombang karya Taufik Ikram Jamil. Kedua sastrawan ini mencoba melakukan ekperimen dalam penulisan serta beruaha menampilkan tema-tema yang tidak lazim. Seiring dengan itu bermunculan karya-karya dari pengarang muda dan dapat dikatakan sangat inovatif, termasuk di antaranya pengarang-pengarang perempuan seperti yang telah disinggung pada bab pendahuluan. Pembaruan terjadi dalam karya sastra pada masa ini bukan hanya dalam kata-kata yang sudah bebas dan lugas, tetapi juga pada unsur-unsur intrinsik yang dibangun dengan cara yang tidak biasa sehingga menghasilkan karya sastra yang lebih estetis dan dinamis.

2.2.3 Novel

Secara garis besar karya sastra dibagi atas tiga bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Salah satu bentuk karya sastra yang mengalami perkembangan yang sangat signifikan adalah novel. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah karya sastra yang berbentuk prosa, khususnya novel. Novel di Indonesia muncul sejak terbitnya buku Si Jamin dan Si Johan karya Merari Siregar pada tahun 1919 Semi,1988: 32. Dalam Laelasari dan Nurlaila 2006:166, novel diartikan sebagai, “Prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang- orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku”. Konsep novel yang lain dikemukakan oleh Semi 1988: 32. Menurutnya novel dapat diartikan sebagai bentuk karya sastra yang memberikan konsentrasi kehidupan yang lebih tegas. Panjang cerita novel tentunya berbeda dibanding cerpen. Universitas Sumatera Utara Jika cerpen memusatkan perhatian pada perwatakan dan satu masalah, maka novel lebih luas dari itu. Kedudukan perwatakan dan jalan cerita yang ditampilkan pengarang berada dalam satu keseimbangan. Hampir senada dengan Semi, Nurgiantoro 1998: 11 mengatakan bahwa novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih rinci, lebih detil, dan lebih kompleks. Menurut Umar Kayam dalam Nasution 2000: 22, novel mempermasalahkan kehidupan sehari-hari. Karya sastra termasuk novel merupakan media untuk menyampaikan ide, gagasan, protes, persetujuan, dan sebagainya. Para pakar sastra lain, seperti Wellek dan Austin 1989: 281 mengatakan bahwa novel-novel modern melukiskan manusia lahir, tumbuh, dan mati. Tokoh- tokohnya mengalami perkembangan dan perubahan. Di samping itu, siklus kemajuan sebuah keluarga diuraikan sejelas mungkin. Novel dapat dikatakan sebagai salah satu wujud kontemplasi dan reaksi pengarang terhadap berbagai persoalan dalam kehidupan nyata. Meskipun bersifat fiksi, namun sebuah novel yang baik tentu berisikan perenungan secara intens, penuh kesadaran, serta tanggung jawab pengarang mengenai hakikat kehidupan.

2.3 Landasan Teori