Komplikasi Operasi Struma. EMBRIOLOGI DAN ANATOMI KELENJAR TIROID

 Secara hati-hati bebaskan ligamentum suspensorium posterior Berry dan potong ligamentum tersebut dengan memperhatikan cabang n.rekuren secara a vue.  Cabang eksterna n.laringeus superior motorik otot-otot krikotiroid dan tensor pita suara terletak dekat sekali pada pembuluh darah pool atas struktur yang mirip saraf. Setelah itu baru diligasi tanpa ada darah pool atas langsung, tidak memakai klem ertahankan kelenjar paratiroid. Jika tidak sengaja terangkat,  Laringoskopi dilakukan sebelum dan sesudah operasi untuk menilai fungsi n laringeus, obstruksi saluran nafas ersebut jarang terjadi, akan tetapi memerlukan ndakan antisipasi yang serius dan cepat karena bila terjadi dapat kelenjar tiroid. Bebaskan pembuluh darah tersebut dari bawah, dorong keatas jaringan lain yang terikut.  Ligasi pembuluh-pembuluh dulu.  Cari dan p tanamkan ke strap muscle. pita suara.  Angkat seluruh isthmus pada semua lobektomi.

5.6 Komplikasi Operasi Struma.

Pada tindakan operasi tiroidektomi bisa kita jumpai komplikasi awal dan lanjut. Di samping itu ada juga yang membagi komplikasi yang terjadi dalam metabolic dan non metabolic, dan komplikasi operasi yaitu non metabolic yang bisa terjadi adalah perdarahan, lesi n. rekure atas. Walaupun komplikasi t perhatian dan ti Universitas Sumatera Utara menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas. 4 1. Komplikasi awal, yaitu : 15 a. Perdarahan - Awasi produksi drain serta pernafasan, apabila produksi drain 100 cc kan cardinal sign adanya perdarahan yang serius kalau perlu segera lakukan buka erlu segera dilakukan ntung dari gangguan obstruksi jalan nafas dalam l jam harus cepat diantisipasi. - Bila disertai dengan hematom pada lapangan operasi maka ancaman pada jalan nafas cukup besar. - Adanya stridor atau hipoksia, bengkak pada leher depan, bendungan vena leher pada penderita pasca tiroidektomi merupa aktif. Hal ini memerlukan respon jahitan kulit evakuasi gumpalan darah, bahkan kalau perlu untuk menjamin jalan nafas bebas maka dilakukan trakeostomi. b. Paralise n. rekuren laringeus 95 terjadi neuropraksi dan bila bilateral maka perlu dilakukan intubasi ulang segera, kadang sampai perlu dilakukan trakeostomi. Kemungkinan terjadi komplikasi gangguan n. rekuren laringeus ini akan meningkat pada operasi kedua ini. Pada penderita yang mengalami komplikasi seperti ini apakah p intervensi operatif sangat terga yang dialami . Apabila tidak seberapa obstruksi maka bisa di observasi sampai 6 - 12 bulan sambil menunggu pulihnya saraf rekuren tersebut. c. Paralise n. laringeus superior. Gejala yang timbul adalah penderita sukar mengontrol suara nada tinggi, melemahnya suara ini terjadi akibat pemendekan pita suara oleh karena relaksasi m. Universitas Sumatera Utara krikotiroid. Hal yang perlu diperhatikan adalah sewaktu melakukan ligasi pembuluh darah pada kutub atas kelenjar tiroid maka usahakan dekat dengan kelenjar tiroidnya serta sebersih mungkin yang diligasi betul-betul hanya ja , demikian juga sewaktu melakukan clamping serta meluksir i komplikasi ini maka perlu dilakukan trakeostomi. Trakeostomi untuk l a rah kepala dan leher maka antibiotika yang dianjurkan sesuai pola kuman yang sering menimbulkan infeksi adalah klindamisin kombinasi dengan garamisin. Apabila sudah ada hasil kultur maka ikuti anjuran dari hasil kultur tersebut. pa hipo- pembuluh darah sa atau menarik jaringan , lakukan hati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan saraf serta struktur penting dibawahnya. d. Trakeomalasia. Bila terjad kasus ini biasanya memerlukan waktu follow up lebih lama untuk memberi kesempatan fibrosis ebih kuatnya tr kea yang lembek tadi.

e. Infeksi.