Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Konservasi Analytik Network Process ANP

II-7 Lulusan setelah mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU diharapkan: 1. Mampu melaksanaan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang relevan. 2. Mampu memahami Ilmu Kedokteran Dasar dan Klinik, Kedokteran Gigi Dasar dan Klinik yang relevan sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi. 3. Mampu memeriksa, mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 4. Mampu memberikan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik. 5. Mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi dan mulut yang prima. 6. Mampu menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktek kedokteran gigi.

2.4. Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Konservasi

Fakultas Kedokteran Gigi bagian konservasi adalah bagian klinik yang khususu dalam menangani kasus dengan tindakan tambalan, perawatan gigi, estetik dan kosmetik seperti pemutihan gigi bleaching dan memperbaiki gigi patah. Universitas Sumatera Utara III-1 BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Kansei Engineering

1 Kansei engineering adalah metodologi yang menterjemahkan perasaan konsumen ke dalam spesifikasi desain. Tim peneliti dan pengembangan memahami perasaan pelanggan, yang disebut kansei, kemudian menganalisis data kansei menggunakan psikologis, ergonomis, medis, atau metode rekayasa, dan desain produk baru berdasarkan analisis informasi. Kansei engineering adalah sebuah tahapan teknologi dan rekayasa dari data kansei menjadi spesifikasi desain. Kehidupan manusia beragam, tetapi pada dasarnya semua orang mencari kepuasan emosional yang menyenangkan dalam kualitas hidup. Kualitas hidup manusia dapat ditingkatkan dengan menentukan kepuasan yang ada di dalam pikiran manusia. Manusia menyadari ekosistem seperti udara, air, dan suhu menjadi bagian yang lebih integral dari kehidupan masyarakat. Bidang kesejahteraan adalah masalah baru yang lain untuk diatasi. Kesadaran multifaset ini juga termasuk dalam kansei. Isu-isu ini harus dipertimbangkan selama pengembangan produk sebagai ekosistem kansei. Proses kansei engineering harus mencakup skema sebagai berikut : Pertama, seorang insinyur kansei harus berpikir, Siapa pelanggan? Kedua, Apa yang mereka inginkan dan butuhkan? yaitu, apa kansei mereka? Ketiga, insinyur kansei harus mempertimbangkan 1 Mitsuo Nagamachi, KanseiAffective Engineering. New York : CRC Press, 2011, hal : 3. Universitas Sumatera Utara III-2 bagaimana cara untuk mengevaluasi kansei pelanggan. Setelah evaluasi kansei, insinyur harus menganalisis data kansei menggunakan analisis statistik atau pengukuran psychophysiological, dan kemudian mentransfer data yang dianalisis ke dalam domain desain.

3.1.1. Langkah-langkah Kansei Engineering

2 Langkah-langkah dalam kansei engineering dapat dilihat pada Gambar 3.1. Sumber : Mitsuo Nagamachi 2011 Gambar 3.1. Langkah-langkah Dalam Kansei Engineering 2 Ibid, hal : 15-17. Universitas Sumatera Utara III-3 Langkah-langkah pada kansei engineering adalah sebagai berikut : 1. Penentuan tujuan Penentuan tujuan dalam pembuatan dan pengembangan produk baru. 2. Pengumpulan kata kansei Kata kansei yang dikumpulkan dapat berasal dari majalah, koran bisnis, informasi terhadap emosi dan keinginan pelanggan. Kata kansei yang dikumpulkan adalah kata kansei yang penting dan berhubungan dengan produk yang akan dirancang. 3. Penetapan skala semantic differential dari kata kansei Skala semantic differential merupakan skala pengukuran psikologi yang dikembangkan oleh C. E. Osgood. Kata kansei positif dan negatif disusun dikedua sisi pada garis horizontal terhadap skala. Beberapa macam skala semantic differential yaitu skala 5 titik, skala 7 titik, skala 9 titik, dan skala 11 titik tetapi skala 5 titik merupakan skala yang paling mudah dipahami dan digunakan oleh responden 3 . Bentuk skala semantic differential dapat dilihat pada Gambar 3.2. Sumber : Mitsuo Nagamichi 2011 Gambar 3.2. Skala Semantic Differential 5 Titik, 7 Titik, dan 9 Titik 3 Mitsuo Nagamachi dan Anitawati Mohd Lokman, Innovations of Kansei Engineering. New York : CRC Press, 2011, hal : 54. Universitas Sumatera Utara III-4 4. Pengumpulan produk sampel Sampel produk yang sejenis dengan produk yang akan dirancang dikumpulkan. 5. Pengurutan item dan kategori Item dan kategori adalah yang terkait dengan spesifikasi desain akhir. Semua sifat produk dijelaskan, misalnya item terdiri dari warna, bentuk, ukuran, merek logo, dan lain-lain. Kategori misalnya item warna memiliki kategori kuning, merah, hijau dan lain-lain. 6. Evaluasi eksperimen Responden menerima instruksi dan mengevaluasi setiap kategori dengan skala SD 5-poin dari kata kansei. 7. Analisis statistik Data yang telah dievaluasi, dianalisis dengan metode statistik. 8. Interpretasi dari data yang dianalisis Analisis data harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei Engineering. Tujuannya adalah untuk menemukan hubungan antara Kansei manusia dan properti produk. Dari data yang dianalisis ditemukan hubungan setiap Kansei dengan spesifikasi desain. 9. Penjelasan interpretasi data kepada desainer Data yang telah dianalisis dan diintepretasi dijelaskan kepada desainer produk. 10. Memeriksa ide desain baru Mengevaluasi apakah desain produk baru akan sesuai dengan emosi konsumen. Universitas Sumatera Utara III-5

3.2. Quality Function Deployment QFD

4 QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi. Quality Function Deployment QFD dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan What dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan How.

3.2.1. Langkah-langkah QFD

Langkah-langkah dari QFD adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan konsumen Metode ini dimulai dengan pengidentifikasian pelanggan dan pandangan mereka terhadap kebutuhan dan atribut produk yang diinginkan. 2. Menentukan tingkat kepentingan konsumen Perancang perlu mengetahui atribut dari desain produk yang merupakan hal penting yang mempengaruhi persepsi konsumen dari produk yang dimiliki dan hal penting untuk menerapkan tingkat kepentingan relatif dari para pelanggan. 4 Rosnani Ginting, Perancangan Produk. Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hal : 135-149. Universitas Sumatera Utara III-6 3. Menentukan karakteristik teknis Menentukan karakteristik teknis dari produk berdasarkan kebutuhan konsumen. 4. Menentukan hubungan antara karakteristik teknis Menentukan hubungan antara setiap karakteristik teknis produk. 5. Menentukan matriks hubungan relation matrix Pemeriksaan yang dilakukan melalui sel-sel matriks digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang mempengaruhi atribut produk. 6. Menyusun matriks perencanaan planning matrix Matriks perencanaan berisi tentang informasi terhadap nilai importence weigth dan relative weight dari atribut kebutuhan pelanggan 7. Membangun matriks house of quality Membangun matriks house of qualtiy berdasarkan data-data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya.

3.2.2. Manfaat QFD

Manfaat dari QFD adalah sebagai berikut : 1. QFD memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan. QFD memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang objektif dari teknologi. 2. QFD mengutamakan kegiatan-kegiatan desain. QFD memastikan bahwa proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan yang paling berarti. Universitas Sumatera Utara III-7 3. QFD menganalisis kinerja produk perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama. 4. Berfokus pada upaya rancangan, hal tersebut akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru. Perkiraan- perkiraan terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan sebelum dilakukan QFD. 5. QFD mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan untuk mengurangi biaya mengenalkan desain baru. 6. QFD mendorong terselenggaranya tim kerja dan melewati rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik, dan pabrikasi sejak awal proyek. Setiap anggota tim kerja sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses. 7. QFD menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan. QFD sangat membantu menjaga proyek tehadap perubahan-perubahan personalia yang tidak dapat diperkirakan lebih dulu.

3.2.3. Matrik House of Quality

5 Penggrambaran dari QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matrik yang disebut The House Of Quality. Matrik ini menjelaskan apa saja yang 5 Lou Cohen, Quality Function Deployment:How to Make QFD Work for You. USA : Addison- Wesley Publishing Company, 1995, hal :11-13. Universitas Sumatera Utara III-8 menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Matrik yang disebut House Of Quality secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.3. A Customer Needs and Benefits D Relationships Impact of Technical Response on Customer Needs and Benefits F Technical Matrix - Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks - Technical Targets B Planning Matrix - Importance to Customer - Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance - Goal - Improvement Ratio - Sales Point - Importance Weight - Normalized Importance Weight C Technical Response Technical Requirement E Technical Correlations Sumber : Lou Cohen 1995 Gambar 3.3. House of Quality Keterangan dari tiap bagian adalah sebagai berikut : 1. Bagian A berisi daftar terstruktur keinginan dan kebutuhan pelanggan. Struktur ini biasanya ditentukan oleh riset pasar kualitatif. 2. Bagian B berisi tiga jenis informasi utama yaitu : a. Data pasar kuantitatif , menunjukkan kepentingan relatif dari keinginan dan kebutuhan untuk pelanggan b. Penetapan tujuan strategis untuk produk atau jasa baru c. Perhitungan untuk peringkat memesan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Universitas Sumatera Utara III-9 3. Bagian C berisi, dalam bahasa teknis organisasi, deskripsi tingkat tinggi dari produk atau rencana service untuk berkembang. Deskripsi teknikal dikembangkan dari keinginan dan kebutuhan konsumen pada bagian A. 4. Bagian D berisi penilaian tim pengembangan terhadap kekuatan hubungan antara setiap elemen dari respon teknis mereka dan setiap pelanggan inginkan dan butuhkan. 5. Bagian E, korelasi teknis, adalah setengah dari matriks persegi, dibagi sepanjang diagonal dan diputar 45 o . Bagian E berisikan penilaian terhadap implementasi interelasi antara elemen dari respon teknis. 6. Bagian F berisi tiga jenis informasi yaitu : 1. Urutan ranking dihitung dari respon teknis. 2. Informasi komparatif pada kinerja teknis. 3. Target teknis kinerja.

3.3. Analytik Network Process ANP

6 Masalah dalam pengambilan keputusan tidak dapat distruktur secara hierarki karena masalah melibatkan interaksi dan keterkaitan antara elemen pada tahapan yang lebih tinggi terhadap elemen pada tahapan yang lebih rendah. Kepentingan dari kriteria menentukan kepetingan dari alternatif pada hierarki, dan kepetingan dari alternatif menentukan kepentingan dari kriteria. Analytic Network Process ANP adalah generalisasi dari AHP dimana beberapa faktor dipertimbangkan secara langsung, terdapat sifat ketergantungan 6 Thomas L. Saaty and Luis G. Vargas, Decisions Making With The Analytic Network Process. Pittsburgh, PA: RWS Publications, 2006, hal : 2-8. Universitas Sumatera Utara III-10 dan feedback, dan memerlukan pertukaran numerik untuk mendapatkan kesimpulan sintesis. Perbedaan di antara AHP dan ANP adalah AHP memiliki struktur hierarki sedangkan ANP memiliki struktur networks atau jaringan. Struktur hierarki bersifat linear dari struktur atas sampai struktur bawah. Struktur networks atau jaringan bersifat menyebar ke segala arah dan melibatkan siklus di antara kelompok dan keterkaitan pada kelompok yang sama. Struktur hierarki dan struktur jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.4. Sumber : Thomas L. Saaty 2006 Gambar 3.4. a Struktur Hierarki b Struktur Networks Penilaian matriks berpasangan dalam metode AHPANP diaplikasikan terhadap elemen yang sejenis. Penilaian matriks berpasangan diisi berdasarkan penilaian ahli. Skala dasar yang digunakan untuk menentukan intesitas dari penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Skala ini didasarkan pada teori stimulus respon dan divalidasi atas keefektifannya, tidak hanya pada banyak aplikasi oleh banyak orang, tetapi juga melalui pembenaran teoritikal mengenai skala yang harus digunakan dalam perbandingan homogen antar elemen. Universitas Sumatera Utara IV-1

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi USU, Jl. Alumni No 2, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2013 - Januari 2014.

4.2. Jenis Penelitian

1 Jenis penelitian adalah penelitian survei survey research. Penelitian survei ialah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk memperoleh kebenaran Sukaria Sinulingga, 2012.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah alat spatula semen yang digunakan mahasiswa co-ass dokter muda pada Fakultas Kedokteran Gigi USU.

4.4. Variabel Penelitian

2 Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1 Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian USU Press: Medan, hal : 27. 2 Medesy, General Dental Tools. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi Menggunakan Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Network Process (ANP)

23 124 146

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

0 5 74

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

0 0 16

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

0 0 1

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

0 0 7

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

0 0 7

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi Menggunakan Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Network Process (ANP)

0 0 9

Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi Menggunakan Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Network Process (ANP)

0 0 19