23
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggungjawab, produktif, sehat jasmani dan
rohani, memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan sosial, kesadaran akan sejarah bangsa dan sikap menghargai pahlawan, serta berorientasi masa depan.
Secara khusus, sekolah unggul bertujuan untuk menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki keunggulan dalam hal-hal berikut : a keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, b nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, c wawasan IPTEK yang mendalam dan luas, d motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi
dan keunggulan, e kepekaan sosial dan kepemimpinan, dan f disiplin tinggi ditunjang oleh kondisi fisik yang prima.
2.2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar bila memiliki pemimpin yang baik. Pemimpin dalam suatu orgnisasi memegang kendali utama dalam mengatur
jalannya organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001: 174 disebutkan bahwa pemimpin artinya orang yang memimpin atau cara memimpin. Pemimpin yang
baik, adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang dapat diandalkan. Kepemimpinan itu sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi kerja dan merupakan aktivitas utama untuk pencapaian tujuan organisasi. Mulyasa 2005: 107 mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah kegiatan
untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa kepemimpinan merupakan
24
suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Menurut pendapat Sondang P. Siagian 1994: 36 menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan motor
penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat manusia dan alat-alat dalam suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu penentu dalam pencapaian tujuan
organisasi. Sedangkan Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari 1995: 9, kepemimpinan dapat diartikan kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang
agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tu
.
juan bersama.
Soelardi dalam Mulyasa 2002: 107 mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum kalau perlu, serta membina agar maksud manusia sebagai
media manajemen akan bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakterisiknya, adanya pengikut, serta
adanya situasi kelompok. Sedangkan menurut Tannembaum, Weshler dan Massarik, dalam Wahjosumidjo
2003; 17 Leadership is interpersonal influence excerised in a situation and directed, through the communication proccess, toward the attainment of a specified goal or goals.
Menurut Ngalim Purwanto,1993: 26 kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan
25
motivasi sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan membanting tulang untuk mencapai segala apa yang menjadi tujuan organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses kepemimpinan terdapat sekurang- kurangnya tiga unsur, yaitu ada seorang pemimpin yang memimpin, mempengaruhi dan
memberikan bimbingan; ada anggota bawahan yang dikendalikan; dan ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian kegiatan. Pemimpin pada hakekatnya adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan di sini berarti
kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi prestasi kerja organisasi. Kepemimpinan merupakan aktifitas utama untuk mencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan inti manajemen,
sedangkan manajemen adalah inti administrasi. Secara umum
kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktifitas dari individu maupun
kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dalam hubungan dengan misi pendidikan, kepemimpinan dapat diartikan
sebagai usaha kepala sekolah dalam memimpin, mempengaruhi, dan memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan
dan pengajaran dapat tercapai rnelalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan Anwar, 2003: 70 .
Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seorang kepala dalam upaya menggerakkan guru-guru,
26
karyawan, siswa, dan anggota masyarakat agar mau berbuat sesuatu guna melaksanakan program-program pendidikan di sekolah.
Lebih lanjut, Anwar 2003:70 mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya
kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut: 1 Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman
untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan; 2 Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat untuk
mensukseskan program pendidikan di sekolah; dan 3 Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis dan nyaman,
sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja guru tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan
iklim organisasi yang mampu rnendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang rnaksimal.
Kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain didukung oleh kelebihan
yang dimilikinya, baik yang berkaitan dengan sifat kepribadian maupun yang berkaitan dengan kekuasaan pengetahuan dan pengalamannya. Sekolah yang produktif tercipta
karena kepemimpinan yang diterapkan di sekolah diarahkan pada proses pemberdayaan para guru sehingga kinerja guru lebih berdasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep
bersama, bukan karena suatu instruksi dari pimpinan. Peningkatan mutu sekolah memerlukan perubahan kultur organisasi, suatu
perubahan yang mendasar tentang bagaimana individu-individu dan kelompok rnemahami pekerjaan dan perannya dalam organisasi sekolah. Kultur sekolah terutama dihasilkan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai
suatu sistem organik, sehingga mampu berperan sebagai pemimpin leader, maka seharusnya: a lebih banyak mengarahkan, mendorong dari pada memaksa; b lebih
berdasar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan c senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi
27
bukannya menciptakan rasa takut; d senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu dari pada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu; e senantiasa
mengembangkan suasana antusias, bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan; dan f senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada dari pada
menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh kesungguhan, bukan ogah-ogahan karena serba kekurangan.
Wahjosumidjo 2003: 106 mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan
mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, yakni : 1
Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap para guru, staf, dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan
serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar kelompok.
2 Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas.
Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara
bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing suggesting
3 Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan
sebagainya. 4
Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti marnpu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. 5
Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah catalyzing.
6 Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang, baik secara individu
maupun kelompok. 7
Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang yang mewakili
kehidupau sekolah, di mana dan dalam kesempatan apapun. 8
Kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa.
9 Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok,
apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Kepempinan kepala sekolah harus dapat menggerakkan dan memotivasi kepada:
28
a guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksana-kan
evaluasi, melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab;
b karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan
kebersihan lingkungan serutin melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan
bertanggung jawab; c
siswa, untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran yang berorientasi masa depan;
d orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka terhadap usaha pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu
yang membebani. Yang lebih penting lagi kepemimpinan kepala sekolah harus dapat memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih baik,
meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan budaya positif yang kuat di lingkungan sekolah.
Kegiatan kepala sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja, melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan
supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala sekolah pada dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat akademik, administratif,
kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan sosial.
29
Banyaknya faktor yang harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah, sehingga menuntut kepala sekolah untuk memiliki kemampuan yang prima dalam menjalankan
kepemimpinannya. Mulyasa, 2004:115 menyatakan bahwa, kemampuan yang harus diwujudkan
kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan berkomunikasi. Kepribadian adalah sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia dan merupakan
bawaan sejak lahir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian ada beberapa hal mendasar sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah. Adapun kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan menjadi teladan. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memiliki pengelahuan terhadap tenaga
kependidikan. Adapun hal-hal yang menyangkut pemahaman tenaga kependidikan akan terlihat pada kemampuan utuk memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami
kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun progrm pengembangan tenaga kependidikan, menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kepemimpinannya. Setiap sekolah pasti memiliki visi dan misi sekolah. Sebagai pemimpin, maka
kepala sekolah harus memiliki pemahaman terhadap visi dan misi sekolah yang dipimpinnya. Pemahaman ini tercermin dari kemampuannya untuk mengembangkan
30
visi dan misi sekolah serta melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi tersebut ke dalam tindakan nyata.
Kenapa sekolah harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menyikapi suatu permasalahan. Kemampuan mengambil keputusan ini dapat terlihat dari
kemampuan mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah dan mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah.
Kemampuan berkomunikasi yang baik harus dimiliki pula oleh kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah. Kemampuan berkomunikasi ini tercermin dari
kemampuannya untuk berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah, menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi secara lisan dengan
peserta didik dan berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin leader dalam lingkup sekolah harus memiliki sikap-sikap positif yang meliputi keteladanan, mampu menumbuhkan kreativitas, mampu
memotivasi, mampu mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sekolah serta mawas diri, berusaha mencapai misi, visi dan tujuan sekolah, konsisten pada pengucapan dan
perbuatan, memberikan dorongan dan meningkatkan semangat kerja staf, terbuka dan bersedia menerima kritik, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, mampu
memberi pujian bagi yang berhasil dan memberi sanksi bagi yang salah serta dapat menumbuhkan rasa keakraban dan kekeluargaan di kalangan anggota yang dipimpinnya.
Mulyasa, 2004: 98.
31
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf,
siswa, orang tua siswa dan pribadi lain yang terkait untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan
pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.
Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku kepemimpinan yang baik dan dapat memberikan kompensasi yang berimbang kepada guru
sehingga menimbulkan motivasi untuk berprestasi di kalangan mereka. Kepala sekolah hendaknya memiliki visi kelembagaan kemampuan konsepsional yang jelas, serta memiliki
ketrampilan dan seni dalam hubungan antara manusia, penguasaan aspek-aspek teknis dan subtantif, memiliki semangat untuk maju serta semangat mengabdi dan karakter yang
diterima masyarakat lingkungannya Mulyasa, 2004: 84. Pola kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat
menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memotivasi bawahannya, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan
orang dalam mencapai tujuan, sangat bergantung kepada kewibawaan yang dimilikinya. Paradigma baru manajemen pendidikan memberikan kewenangan luas kepada kepala
sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, pengawasan dan pengendalian pendidikan di sekolah. Mulyasa 2004: 89 mengatakan bahwa, Kepala
sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan
32
di sekolah. Untuk itu pemimpin perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai motif bawahannya yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Kepala sekolah
dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu meningkatkan motivasi berprestasi di kalangan guru, siswa, staf dan personil sekolah lainnya.
Motivasi sangat penting artinya bagi setiap orang yang ingin sukses dan selalu ingin maju dalam usahanya. Banyak orang yang terdorong untuk bekerja keras karena
adanya keinginan untuk berprestasi, hal ini disebabkan karena adanya dorongan agar tugas yang dilakukannya dapat berhasil, mempunyai nilai dan dihargai oleh orang lain.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja. Callahan and Clark dalam Mulyasa 2005: 120 mengemukakan bahwa motivasi adalah
tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Teori lain dikemukakan oleh Sondang 2004: 138 yang mengatakan bahwa
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga
dan waktunya untuk kemajuan organisasiā. Dengan banyaknya kemampuan yang dimilikinya, maka kepala sekolah diharapkan
mampu untuk membawa kemajuan dan peningkatan prestasi sekolah pada berbagai bidang. Hanya pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik akan dapat membawa
organisasi sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang ditetapkan. Semakin baik kepemimpinannya kepala sekolah maka akan semakin baik
dan meningkat prestasi yang diraih oleh sekolah tersebut.
33
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah yang diwujudkan melalui kepribadian, pengetahuan, visi, misi,
pengambilan keputusan dan berkomunikasi. Penyelesaian tugas-tugas, menjunjung tinggi kepercayaan, dan pelaksanaan tugas dengan kesadaran tanpa pengawasan. Aspek
keberanian mengambil resiko terdiri dari daya kreasi, sikap pantang menyerah dan arif dalam pemberian saran, berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah
sebagai pemimpin juga harus memiliki sifat tersebut. Kepala sekolah selaku pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi perilaku personel sekolah agar mau bekerjasama
untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
2.3. Budaya Organisasi