Pendekatan Penelitian Populasi dan Sampel Variabel dan Definisi Operasional Variabel

50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang berusaha membuktikan hipotesis dengan analisis statistik. Ditinjau dari jenisnya penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu, yaitu penelitian yang berusaha menghubungkan dua variabel atau lebih berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi melalui pengumpulan data, pengolahan data, kemudian menganalisis dan terakhir menjelaskan.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar SD se- Kabupaten Blora. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, pada tahun 2007 jumlah guru sekolah dasar negeri sebanyak 318 orang yang tersebar pada 53 sekolah dasar. Pengambilan sampel dengan menggunakan tabel Krejcie. Berdasarkan tabel Krejcie dari 318 anggota populasi diperoleh sampel sebanyak 150 orang Sugiyono, 2003 : 63 Penentuan sampel menggunakan sampling acak random sampling dengan teknik sampling acak sederhana simple random sampling. Setiap anggota populasi mempunyai hak yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Pengambilan sampel dengan teknik proportional random sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan unit sekolah secara proporsional atau seimbang dan pengambilannya dilakukan secara random tidak dipilih namun melalui undian. 51 Tabel 3.1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati Sugiyono:2. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 dan Budaya Organisasi Sekolah X 2 dan sebagai variabel terikat adalah Keunggulan Sekolah Y. Untuk menghindari salah No Nama SDNMadrasah Polulasi Sampel 1 SDN MojowetanI I 7 6 2 SDN Sembongin 7 6 3 SDN Sumberagung I 7 6 4 SDN Gedongsari I 8 4 5 SDN Klopoduwur I 7 6 6 SDN Buluroto I 6 5 7 SDN Bacem I 6 5 8 SDN Sidomulyo I 6 5 9 SDN Wonosemi I 6 5 10 SDN Banjarejo I 6 5 11 SDN Banjarejo III 6 5 12 SDN Mujowetan II 7 6 13 SDN Klopoduwur II 7 5 14 SDN Karangtalun I 8 6 15 SDN Wonosemi II 6 5 16 SDN Mojowetan II 7 5 17 SDN Bacem II 6 5 18 SDN Karangtalun I 6 4 19 SDN Buluroto IV 6 4 20 SDN Jatiklampok 6 4 21 SDN Sembongin II 6 5 22 SDN Kembang 6 5 23 SDN Sidomulyo III 7 5 24 SDN Kembang 6 5 25 SDN Jatisari 6 4 26 SDN Buluroto 6 4 Jumlah 162 150 52 pengertian dan penafsiran tentang konsep-konsep variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini perlu diberi batasan atau definisi secara operasional. Adapun definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah : 1. Variabel kepemimpinan kepala sekolah X1 Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki kepala sekolah dalam menjalankan kepemiminannya yang meliputi keterampilan konsep, keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik. Keterampilan konsep kepala sekolah diukur berdasarkan indikator kemampuan kepala sekolah dalam 1 merencanakan semua kegiatan sekolah, 2 mendiagnosa permasalahan sekolah, 3 memecahkan masalah, 4 mengkoordinasi kegiatan sekolah, 5 mengembangkan kurikulum, 6 mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah. Keterampilan hubungan manusia adalah keterampilan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah fihak. Indikator keterampilan hubungan manusia diwujudkan keterampilan kepala sekolah dalam 1 menjalin hubungan kerjasama dengan para guru maupun dengan para pengurus majelis sekolah, 2 menjalin komunikasi dengan para guru, 3 mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan, 4 memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi, 5 menciptakan hubungan yang positif dengan masyarakat, dan 6 memperhatikan kesejahteraan guru. Keterampilan teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik dan kemampuan menyelesaikan tugas secara sistematis .Indikator keterampilan teknis meliputi 53 1 membimbing guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, 2 mengkoordinasi penggunaan peralatan pengajaran, 3 membantu guru dalam mendiagnosa kesulitan belajar siswa serta bimbingan dan konseling pada siswa, 4 membimbing guru dalam melaksanakan administrasi sekolahkelas, dan 5 menyusun anggaran belanja sekolah. Indikator-indikator kepemimpinan kepala sekolah diungkap berdasarkan persepsi guru. Untuk mendapatkan data digunakan teknik angket. 2. Variabel Budaya Organisasi X 2 Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Selanjutnya variabel budaya organisasi pada masing-masing sekolah diukur berdasarkan 1 individual autonomy dengan indikator mendorong kemandirian dan kesempatan berinisiatif 2 structure dengan indikator supervisi dan pengendalian guru 3 support dengan indikator memberikan motivasi dan mengadakan komunikasi aktif 4 identity dengan indikator bangga terhadap organisasi dan bangga terhadap pekerjaan 5 conflict tolerance dengan indikator terbuka terhadap konflik dan kritik 6 risk tolerance dengan indikator inovatif dan berani mengambil resiko. Indikator-indikator budaya organisasi diungkap berdasarkan persepsi guru tentang budaya organisasi yang berlaku di sekolah masing-masing. Untuk mendapatkan data digunakan teknik angket. 54 3. Keunggulan suatu sekolah Y Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran pendidikannya. Selanjutnya, variabel keunggulan suatu sekolah diukur berdasarkan ciri-ciri Sekolah Unggul. Dimensi-dimensi keunggulan sebagai ciri sekolah unggul sebagaimana ditegaskan oleh Depdikbud 1994 adalah sebagai berikut : 1 Masukan input yaitu siswa diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang dimaksud adalah 1 prestasi belajar superior dengan indikator angka rapor, Nilai Ebtanas Murni NEM, dan hasil prestasi akademik; 2 skor psikotes yang meliputi intelegensi dan kreativitas; 3 tes fisik jika diperlukan. 2 Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. 3 Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis. 4 Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas. Untuk itu perlu disediakan insentif tambahan bagi guru berupa uang maupun fasilitas lainnya seperti perumahan. 5 Kurikulumnya diperkaya dengan pengembangan dan improvisasi secara maksimal sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajar serta motivasi belajar yang lebih tinggi dari yang lain. 6 Kurun waktu belajar lebih lama dibanding sekolah lain. Karena itu perlu ada asrama untuk memaksimalkan pembinaan dan menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di kompleks asrama perlu ada sarana yang bisa menyalurkan minat dan bakat siswa seperti perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian, dan lain-lain yang diperlukan. 7 Proses belajar mengajar harus berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan accountable baik kepada siswa, lembaga maupun masyarakat. 8 Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didik di sekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya. 9 Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan kurikulum, program pengayaan dan perluasan, 55 pengajaran remidial, pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas dan disiplin. 10 Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis.

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen