saling menghargai. Masing-masing siswa secara individu atau kelompok harus memahami dan menggunakan keterampilan-keterampilan dalam belajar
sehingga dapat melancarkan tugas-tugas akademik dan dapat mengembangkan sikap sosial dan ilmiah.
B. Kajian Empiris
1. Hasil penelitian Ahmad Yani 2009 dengan judul Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPA Konsep Berbagai Macam Gerak Benda pada Kelas III SD Melalui Penerapan Metode Demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA konsep berbagai macam gerak benda, mendeskripsikan aktivitas siswa, keterampilan guru dalam
pembelajaran berbagai macam gerak benda dengan metode demonstrasi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Troso sejumlah 33
siswa. Hasil penelitian keterampilan guru daam pembelajaran demonstrasi mengalami peningkatan dari 72,22 pada siklus I menjadi 83,33 pada
siklus II. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 60,6 dan siklus II 84,85. Nilai ketuntasan siswa pra siklus 21,21 meninfkat pada siklus I menjadi
45,45 dan siklus II 81,82. 2.
Hasil penelitian Tri Puji Astuti 2003 dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tranportasi Tumbuhan Dengan Menggunakan
Metode Demonstrasi di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan minat tertarik belajar siswa dan
meningkatkan keefektifan pembelajaran. Hasil penelitian dan analisis pada
siklus I nilai rata-rata 6,90 dengan ketuntasan 77 , pada siklus II nilai rata- rata 8,00 dengan ketuntasan 82 , dan pada siklus III nilai rata-rata 8,70
dengan ketuntasan 86. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi berpengaruh posistif pada hasil belajar siswa. Berdasarkan
angket pada setiap akhir siklus, ketertarikan siswa dengan kegiatan demonstrasi siklus I sebesar 27,40, siklus II sebesar 29,63, dan siklus III
sebesar 33,30. 3.
Hasil penelitian Sunasri 2010 dengan judul Peningkatan Proses Belajar IPA Dengan Model Pengajaran Langsung pada Siswa Kelas IV SDN Ketawang I
Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan model pengajaran untuk meningkatkan proses
dan hasil belajar IPA di kelas IV dan mendeskripsikan peningkatan proses dan hasil belajar IPA. Pada siklus II nilai belajar individual terendah 5,8 dan
tertinggi 8,3 dengan nilai rata-rata sebesar 7,1. Ketuntasan belajar klasikal yang dicapai adalah 90 artinya 36 siswa telah tuntas dengan nilai yang
diperoleh 65. 4.
Penilitian Dwi Setyaningsih 2009 dengan judul Penerapan Metode Peer Instruction yang Dimodifikasi Dengan Metode Demonstrasi untuk
Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran pada Siswa di Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro Tahun Pelajaran 20082009. Hasil penelitian yang
diperoleh pada siklus I siswa yang terlibat aktif = 63,93, suasana kelas siswa yang intensif = 85,65, dan siswa yang tuntas prestasi belajarnya =
92,5 indikator berhasil. Kulitas proses pembelajaran pada siklus II iswa
yang terlibat aktif = 74,29, suasana kelas siswa yang intensif= 93,12, dan siswa yang tuntas prestasi belajarnya= 92,5 indikator berhasil. Kulitas
proses pembelajaran pada siklus III siswa yang terlibat aktif= 82,5, suasana kelas siswa yang intensif= 99,38, dan siswa yang tuntas prestasi
belajarnya= 100 indikator berhasil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode peer instruction yang
dimodifikasi dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran hal ini ditinjau dari empat aspek yaitu keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, suasana kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, ketuntasan prestasi belajar siswa, dan keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru biologi siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro.
C. Kerangka Berpikir