3111, sehingga diperoleh DP = 3111 : 4180 x 100 = 74,43. Tabel kategori variabel kinerja sebagai berikut:
Tabel 4.12 Kategori Variabel Kinerja Interval Skor
Kategori
3511 – 4180
Sangat Tinggi 2841
– 3510 Tinggi
2171 – 2840
Cukup 1501
– 2170 Rendah
831 – 1500
Sangat Rendah Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan kategori pada tabel 4.12 variabel kinerja termasuk dalam kategori tinggi. Oleh karena itu, Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Wonosobo diharapkan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawannya.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
Kenormalan data dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogrov-Smirnov berdasarkan nilai unstandardized residual e. Data dianalisis dengan bantuan
computer program SPSS 16.0. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat berdasarkan output SPSS versi 16.0 seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Kepuasan Kerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 76
Normal Parameters
a
Mean 38.7631579
Std. Deviation 2.34883680
Most Extreme Differences
Absolute .071
Positive .056
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .621
Asymp. Sig. 2-tailed .836
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Kinerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 76
Normal Parameters
a
Mean 40.9342105
Std. Deviation 2.14766704
Most Extreme Differences
Absolute .066
Positive .045
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .576
Asymp. Sig. 2-tailed .894
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data primer yang diolah, 2011 Terlihat pada tabel diatas pada baris Asymp. Sig 2-tailed diperoleh
signifikasi untuk variabel dependen kepuasan kerja sebesar 0,836 dan untuk variabel dependen kinerja sebesar 0,894 atau probabilitas 0,05 maka data
penelitian berdistribusi normal. Disamping dengan menggunakan uji kolmogorov- smirnov, uji normalitas ini juga didukung dari hasil gambar grafik normal
probability plot. Regresi memenuhi asumsi normalitas jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Kinerja Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011 Terlihat berdasarkan grafik 4.1 dan 4.2, titik-titik mendekati garis diagonal
yang berarti bahwa model regresi berdistribusi normal.
4.2.3.2 Uji Multikolinieritas
Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak terdapat korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi sangat tinggi pada variabel-variabel
bebas yang digunakan pada sebuah penelitian. Uji multikolinieritas mengukur tingkat keeratan tingkat asosiasi keeratan hubungan atau pengaruh antar variabel
bebas melalui besaran koefisien korelasi. Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor VIF. Dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas Kepuasan Kerja
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1Constant Kepemimpinan
.768 1.303
Lingkungan Kerja .768
1.303 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinieritas Kinerja Karyawan
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1Constant Kepemimpinan
.679 1.474
Lingkungan Kerja .614
1.630 Kepuasan Kerja
.579 1.726
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.15 dan tabel 4.16
diketahui nilai Variance Inflaction Factor VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Jadi dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antara variable bebas kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan.
4.2.3.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika
residualnya mempunyai
varians yang
sama, maka
disebut terjadi
homokedastisitas, dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.
Model yang bebas berdasarkan heterokedastisitas memiliki grafik Scatterplot dengan pola titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu Y atau
tidak ada pola tertentu pada grafik Scatterplot 4.3 dan 4.4 berikut ini: Gambar 4.3
Grafik Scatterplot Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot Kinerja Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011 Dari grafik 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas ataupun di bawah 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan variabel
independen kepemimpinan dan lingkungan kerja. Grafik 4.4 juga menunjukkan pola yang sama dan tidak terjadi heterokedatisitas sehingga
layak digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan variabel bebas kepemimpinan, lingkungan kerja dan kepuasan kerja.
Hasil dari uji glejser dengan menggunakan program SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Glejser Variabel Dependen Kepuasan Kerja
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.205 3.732
.591 .556
Kepemimpinan -.013
.102 -.017
-.130 .897
LingkunganKerja -.046
.100 -.064
-.460 .647
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Tabel 4.18 Hasil Uji Glejser Variabel Dependen Kinerja
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.252 3.011
-.416 .679
Kepemimpinan .011
.081 .020
.140 .889
Lingkungan Kerja -.009
.082 -.017
-.109 .913
Kepuasan Kerja .029
.089 .051
.326 .746
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.17 dan 4.18 terlihat bahwa nilai probabilitas signifikansinya 0,05, maka dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
4.2.3.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi adalah menggunakan Uji Durbin-Watson DW test.
Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam
model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel indepen.
Tabel 4.19 Hasil Uji Autokorelasi Kepuasan Kerja
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .646
a
.417 .401
2.81376 1.686
a. Predictors: Constant, Lingkungan Kerja, Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2011 Nilai DW sebesar 1,686, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 76 n dan jumlah variabel independen 2 k=2, maka akan didapatkan nilai dl=1,571 dan du=1,680.
Oleh karena nilai DW 1,686 lebih besar dari batas atas du 1,680 dan kurang dari 4-1,680 4-du yaitu sebesar 2,320, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi Kinerja Karyawan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .731
a
.535 .516
2.04374 2.008
a. Predictors: Constant, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan, Lingkungan Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Nilai DW sebesar 2,008, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 76 n dan jumlah
variabel independen 3 k=3, maka akan didapatkan nilai dl=1,503 dan du=1,709. Oleh karena nilai DW 2,008 lebih besar dari batas atas du 1,709 dan
kurang dari 4-1,709 4-du yaitu sebesar 2,291, maka dapat disimpulkan bahwa tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau
negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
4.2.4 Analisis Jalur Path Analysis