5
B. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan pada penelitian tidak melebar maka peneliti menentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
a. Penggunaan model Jigsaw dan Numbered Head Together NHT hanya di pembelajaran materi baterai.
b. Pembelajaran menyangkut pada kompetensi merawat baterai.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa pada materi baterai
menggunanakan pembelajaran ekspositori, Jigsaw, dan Numbered Head Together NHT?
2. Apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model
pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada ekspositori? 3.
Apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together NHT lebih baik daripada
ekspositori? 4.
Apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together NHT lebih baik daripada Jigsaw?
6
D. Penegasan Istilah
Untuk mempertegas makna yang terkandung dalam judul skripsi ini dengan jelas dan menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian ini,
penulis perlu memberikan penjelasan terhadap istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Istilah-istilah yang perlu diperjelas antara lain:
1. Perbedaan
Secara umum perbedaan dapat diartikan beda, selisih Departemen Pendidikan Nasional. Perbedaan yang dimaksud adalah selisih hasil belajar siswa
pada materi baterai antara model Jigsaw, NHT, dan ekspositori. 2.
Hasil belajar Menurut Anni dkk 2007: 5 hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai
oleh peserta didik dari kegiatan belajar materi baterai antara model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Numbered Head Together dengan model ekspositori.
3. Materi Baterai
Materi baterai merupakan salah satu kompetensi keahlian otomotif yang diajarkan di SMK Muhammadiyah 02 Boja pada kelas X semester 2. Kompetensi
dasar yang diajarkan meliputi menguji baterai, memperbaiki baterai, merawat baterai, dan menjumper baterai.
4. Model Pembelajaran
Menurut Joyce dalam Trianto 2007: 5 menyatakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
7 merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Model pembelajaran yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Jigsaw dan Numbered Head Together NHT.
5. Moodel Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi
pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat
pada siswa. Model pembelajaran kooperatif ada bermacam-macam, dua diantaranya yaitu Jigsaw dan Numbered Head Together NHT.
6. Model Pembelajaran Jigsaw
Merupakan suatu model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Elliot Aroson. Menurut Arends 2008: 13 menggunakan Jigsaw, siswa-siswa
ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan
setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. 7.
Model Pembelajaran Numbered Head Together NHT Numbered Head Together NHT adalah model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan 1998 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam reviu berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran. Alih-alih
mengarahkan pertanyaaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur
8 empat langkah yaitu: Numbering, Questioning, Heads Together, dan Answering
Arends 2008: 16. 8.
Pembelajaran Ekspositori Metode ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal
Sanjaya 2007: 179. Pembelajaran Ekspositori sering disebut juga sebagai pembelajaran langsung konvensional.
E. Tujuan Penelitian