Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

59

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa melalui pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan model kooperatif Numbered Head Together NHT pada kompetensi memelihara baterai. Penelitian ini mengambil objek pada ranah kognitif sebagai bahan penelitian, sesuai pendapat Sudjana 2011: 23 ranah kognitif paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Pembelajaran menggunakan model kooperatif baik tipe jigsaw maupun tipe NHT merupakan suatu bentuk model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, mengasah pengetahuan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan pembelajaran ekspositori menggunakan metode ekspositori yang selama ini diterapkan di SMK Muhammadiyah 02 Boja dimana dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru hanya menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal kepada siswa dengan maksud dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw di kelas X TKR 1 sebagai kelas eksperimen I dan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT di kelas X TKR 3 sebagai kelas eksperimen II, sedangkan pembelajaran ekspositori dengan model ekspositori di kelas X TKR 2 sebagai kelas kontrol dilakukan oleh guru kelas. 60 Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini guru akan membagi kelompok yang terdiri dari 4 - 6 siswa, setiap siswa diberi materi yang berbeda dengan teman sekelompoknya kemudian para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi tim ahli saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini siswa berpartisipasi aktif dalam dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai 4 tahap, tahap pertama merupakan penomoran yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen dan setiap anggota kelompok akan memperoleh nomor. Tahap kedua merupakan tahap mengajukan pertanyaan dimana guru akan memberikan siswa beberapa pertanyaan. Tahap ketiga merupakan tahap berpikir bersama. Pada tahap berpikir bersama ini siswa berpikir bersama kelompoknya mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru dan menyatukan pendapat kelompok dalam mengerjakannya. Untuk mengerjakan tugas, siswa diberi kebebasan untuk mengerjakan tugas melalui diskusi dengan kelompoknya, bertanya dan sebagainya yang mendukung kerja kelompok sehingga siswa merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini memudahkan siswa 61 memahami dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari karena pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara individu ataupun kelompok. Tahap yang keempat merupakan tahap menjawab yaitu guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan dengan memanggil nomor secara acak. Siswa yang nomornya disebut akan mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah pembelajaran ekspositori. Pembelajaran dengan model ekspositori guru hanya menerangkan materi dan siswa hanya duduk diam sambil mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini membuat siswa tidak aktif dan cenderung tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil perhitungan data pretest menunjukkan kelas eksperimen I mempunyai rata-rata mencapai 61,58, kelas eksperimen II mencapai 62,03 dan pada kelas kontrol mencapai 64,51. Kemudian melalui analisis varians satu arah One Way Anova diperoleh nilai F hitung sebesar 1,548 lebih kecil dari nilai F tabel sebesar 3,08 untuk taraf kesalahan 5 dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut =104. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda, kemampuan awal siswa dari ketiga kelas dalam kompetensi memelihara baterai tidak berbeda secara signifikan atau dianggap sama. Kemampuan pengetahuan awal yang sama dari kelas tersebut dapat disebabkan karena siswa belajar dengan guru yang sama, sehingga terdapat kesamaan dalam hal kurikulum, pembelajaran, sarana dan prasarana. Menurut Syah 2007: 144 salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor 62 pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Oleh karena itu, ketika siswa mendapatkan pretest yang dilakukan secara mendadak, maka akan didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, maka dilakukan evaluasi pembelajaran yang dalam hal ini menggunakan posttest. Posttest diberikan kepada siswa setelah melalui proses pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw dan NHT dengan butir soal yang sama. Soal yang digunakan dalam penelitian ini, baik selama pretest ataupun postest, merupakan soal pilihan ganda sebanyak 35 enam butir dengan empat pilihan jawaban di masing-masing butir soal. Setelah dilakukan pembelajaran yang berbeda yaitu pada kelas ekperimen I menggunakan model kooperatif jigsaw dan kelas eksperimen II menggunakan model kooperatif tipe NHT, terlihat bahwa hasil belajar kompetensi Memelihara Baterai dari ketiga kelas tersebut berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis varians satu arah One Way Anova yang diperoleh nilai F hitung = 15,974 t tabel = 3,08 untuk taraf kesalahan 5 dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 104. Rata-rata hasil belajar Kompetensi Memelihara Baterai pada kelas eksperimen I setelah diberikan pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw sebesar 78,75 dan kelas eksperimen II setelah diberikan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT sebesar 82,53 lebih besar dari kelas kontrol yang menggunakan model ekspositori yaitu 75,14. Hasil ini ini mengindikasikan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw 63 maupun model kooperatif tipe NHT secara signifikan lebih unggul dibandingkan pembelajaran menggunakan model ekspositori. Lebih lanjut, hasil t-test yang dilakukan antara model kooperatif Jigsaw dengan model ekspositori maupun antara model kooperatif tipe NHT dengan pembelajaran ekspositori juga menunjukkan hasil perbandingan dari dua model kooperatif ini secara signifikan lebih baik daripada pembelajaran ekspositori. Perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah yang bekerja sama dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik yang diberikan oleh guru. Baik model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maupun tipe NHT, siswa tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi juga harus mempelajari keterampilan kooperatif, keberanian dalam menyampaikan pendapat sehingga akan terwujud suatu proses pembelajaran yang efektif. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan pembelajaran ekspositori yang selama ini diterapkan oleh guru di kelas X Teknik Kendaraan Ringan TKR SMK Muhammadiah 02 Boja dimana dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi memelihara baterai. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang karena guru yang mengendalikan siswa. Siswa hanya duduk dan memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran, contoh soal beserta tanya jawab. Kegiatan hanya berpusat pada guru saja sebagai pemberi informasi atau materi pembelajaran sehingga membuat siswa 64 cenderung pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Guru lebih banyak menuntun siswa, menerangkan materi sehingga pengetahuan yang didapat cepat hilang. Hal ini dapat menyebabkan siswa cepat bosan dan tidak konsentrasi sehingga pembelajaran tidak efekif . Pada pembelajaran model ekspositori guru kurang memahami pemahaman siswa, karena siswa yang sudah jelas atau belum hanya diam saja. Siswa yang belum jelas kadang tidak berani atau malu untuk bertanya pada guru. Pada waktu mengerjakan soal latihan hanya siswa yang pandai saja yang serius mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sedangkan yang lainnya asyik bercanda dengan teman lainnya. Hasil belajar pada materi baterai pada kelas eksperimen 2 yang menggunakan model NHT lebih baik daripada kelas eksperimen 1 yang mengunakan model jigsaw dikarenakan pada kelas eksperimen 2, yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan model NHT, semua siswa mempunyai peluang yang sama untuk mempresentasikan seorang diri di depan kelas hasil diskusi kelompoknya karena guru langsung menunjuk satu nomor anggota kelompok. Sehingga semua siswa harus siap jika ditunjuk oleh guru. Sedangkan pada kelas eksperimen 1, yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, guru mengumpulkan siswa yang mempunyai materi yang sama ke dalam kelompok ahli untuk didiskusikan, setelah itu siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang sudah didiskusikan saat di kelompok ahli. Pada saat diskusi masih ada siswa yang hanya mendengarkan saja dan ada pula yang tidak mendengarkan teman yang sedang menjelaskan materi yang disampaikan. 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 3 19

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 2 18

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

0 0 10

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8