30
B. Kerangka Berfikir
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Boja adalah kompetensi memelihara baterai. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, pembelajaran materi baterai di sekolah tersebut pembelajarannya masih ekspositori tradisional, metode yang digunakan juga
masih metode ceramah dan pembelajarannnya berpusat pada guru teacher centered. Pada saat jam pelajaran berlangsung, siswa cenderung kurang
memperhatikan dan kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru harus benar-benar berusaha keras agar siswa dapat memahami materi yang
diberikan. Pembelajaran seperti ini dianggap kurang tepat digunakan karena siswa hanya sebagai pendengar materi-materi yang diberikan oleh guru dan kemudian
mencatat, mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru atau bertanya jika belum paham dengan materi yang diajarkan. Hal ini akan berpengaruh pada
pencapaian hasil belajar siswa. Agar hasil belajar siswa pada materi memelihara baterai sesuai dengan yang diharapkan, maka pemilihan model pembelajaran
harus diperhatikan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan cara
mengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka anggota
kelompok harus membantu satu sama lain untuk keberhasilan kelompoknya, yang lebih penting adalah memberi dorongan kepada anggota lain untuk berusaha
mencapai tujuan yang maksimal. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap kelompok saling bekerja sama dan berbagi tanggung jawab.
31 Model yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Numbered Head Together NHT, memiliki kemiripan juga memiliki perbedaan. Kedua metode tersebut, dalam
pelaksanaannya, mengharuskan siswa untuk berpasangan atau berkelompok. Tetapi dalam tahapan pelaksanaannya terdapat beberapa perbedaan diantara kedua
metode kooperatif tersebut. Model Jigsaw mengarahkan siswa melakukan proses tukar-menukar
pengetahuan kepada teman satu kelompoknya dimana setiap siswa mendapat materi yang berbeda dari teman satu kelompoknya. Dalam model ini terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Model Numbered Head Together NHT mengarahkan siswa bekerja
dalam satu kelompok yang terdiri dari 4-6 orang setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan mengharuskan semua anggota menguasai pelajaran itu
Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, setiap siswa menguasai materi yang diterima,
dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together NHT, guru akan
memanggil salah satu nomor yang akan mempresentasikan jawaban hasil diskusi dari kelompoknya secara individu di depan kelas. Pelaksanaan akhir pada model
pembelajaran Numbered Head Together NHT ini, memungkinkan siswa untuk lebih siap dengan hasil diskusi kelompoknya, karena dalam presentasinya di
depan kelas, harus secara individu.
32 Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa diduga terdapat
perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran menggunakan Model pembelajaran Jigsaw dengan model pembelajaran Numbered Head Together
NHT pada materi baterai.
33
C. Hipotesis