Nilai R-square R
2
atau koefisien determinasi sebesar 0,636 pada kolom ketiga pada tabel di atas menunjukkan besarnya pengaruh harga dan kualitas
pelayanan terhadap keunggulan bersaing. Artinya 63,6 perubahan keunggulan bersaing dipengaruhi dapat dijelaskan oleh harga dan kualitas pelayanan
sedangkan 36,4 lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel bebas harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing dapat dihitung dari hasil perkalian nilai
standardized coefficients dengan zero order correlation.
Besarnya pengaruh harga terhadap keunggulan bersaing secara parsial = 0,395 x 0,587 = 0,232 atau 23,2 .
Besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing
secara parsial = 0,573 x 0,705 = 0,404 atau 40,4 .
Kualitas pelayanan memberikan pengaruh terhadap keunggulan bersaing sebesar 40,4 dan harga memberikan pengaruh terhadap keunggulan bersaing
sebesar 23,2. Berdasarkan hasil perhitungan besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap keunggulan bersaing dapat diketahui bahwa diantara
kedua variabel bebas, kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keunggulan bersaing dibandingkan harga.
4.3.4 Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas menggunakan uji F dan pada tahap
kedua dilakukan uji secara parsial untuk melihat kebermaknaan masing-masing variabel bebas dalam model regresi yang diperoleh menggunakan uji t.
1. Pengujian Koefisien Regresi secara bersama melalui Uji F Uji F digunakan untuk pengujian koefisien regresi secara keseluruhan
untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dilakukan dengan
membandingkan antara F
hitung
dengan nilai F
tabel
. Dari tabel F diperoleh nilai F
tabel
dengan db
1
= 2 dan db
2
= 100-2-1= 97 sebesar 3,090. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :
Ho
1
:
1 2
Harga dan Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
Ha
1
: Ada
i
Harga dan Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
Nilai statistik uji F diperoleh dalam tabel Anova hasil SPSS pada tabel berikut :
Tabel 4.54 Hasil Uji Simultan
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
23,911 2
11,955 84,609
,000
b
Residual 13,706
97 ,141
Total 37,617
99 a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing Y
b. Predictors: Constant, Kualitas Pelayanan X2, Harga X1
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 2015
Diperoleh nilai F hitung sebesar 84,609 dengan signifikansi 0,000. Keputusan penolakanpenerimaan hipotesis pada pengujian simultan dapat
digambarkan dalam diagram daerah penerimaan dan penolakan Ho sebagai berikut :
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Pada Pengujian Simultan
Diperoleh F
hitung
lebih besar dari F
tabel
84,609 3,090. Dengan demikian, hasil uji menunjukkan menolak Ho. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai
signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05, yang berarti
kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas signifikan sangat kecil atau lebih kecil dari tingkat
kesalahan yang ditetapkan sebesar 5 α = 0,05. Artinya harga dan kualitas pelayanan secara bersama-sama simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keunggulan bersaing. 2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial melalui Uji t
Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial dilakukan pengujian koefisien regresi dengan menggunakan statistik Uji t.
Penentuan hasil pengujian penerimaan penolakan H dapat dilakukan dengan
F
tabel
= 3,090 α= 0,05 ; df1 = 2; df2 = 97
F
hitung
=84,609 Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Nilai t
tabel
dengan taraf kesalahan 5 dan db = n –k–1 = 100-2-1 =
97 adalah 1,985. a. Pengaruh Harga Terhadap Keunggulan Bersaing
Untuk melihat pengaruh harga terhadap keunggulan bersaing, hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :
H
02
:
1
= 0 Harga tidak berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
Ha
2
:
1
≠ 0 Harga berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing Hasil perhitungan nilai t-hitung untuk variabel harga X
1
diperoleh sebesar 4.239 dengan nilai signifikansi p-value = 0,024.
Keputusan penolakanpenerimaan hipotesis hasil perbandingan t
hitung
dengan t
tabel
pada pengujian parsial dapat digambarkan dalam diagram daerah penerimaan dan penolakan H
sebagai berikut :
Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X
1
terhadap Y
Diperoleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel t
hitung
= 6,083 t
tabel
= 1,985. Keputusan uji adalah menolak H0. Kesimpulan di atas didukung pula dari
nilai signifikansinya sangat kecil 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Tidak tolak Ho
t
0,975;97
= 1,985 Daerah
Penolakan Ho
t
0,025; 97
= -1,985 t
hitung
= 6,083
Artinya kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh harga terhadap keunggulan bersaing lebih kecil dari tingkat kesalaha
n yang ditetapkan sebesar 5 α = 0,05 sehingga keputusan uji adalah menolak H0.
Hasil pengujian dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini sesuai dengan
pendapat R.A. Muthalib, Firmansyah dan Endri Musnandar 2010:59 menyatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing.
Apabila harga perusahaan terjangkau, maka akan semakin baik pula keunggulan bersaing perusahaan tersebut.
b. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing,
hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : H
03
:
2
= 0 Tidak terdapat pengaruh dari Kualitas Pelayanan terhadap
Keunggulan Bersaing Ha
3
:
2
≠ 0 Terdapat pengaruh dari Kualitas Pelayanan terhdap Keunggulan Bersaing
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung untuk variabel kualitas pelayanan X
2
sebesar 8,810 dengan nilai signifikansi p-value = 0,000. Keputusan penolakanpenerimaan hipotesis hasil perbandingan t
hitung
dengan t
tabel
pada pengujian parsial dapat digambarkan dalam diagram daerah penerimaan dan penolakan H
sebagai berikut :
Gambar 4.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X
2
terhadap Y
Diperoleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel t
hitung
= 8,810 t
tabel
= 1,985. Keputusan uji adalah menolak H0. Kesimpulan di atas didukung pula dari
nilai signifikansinya sangat kecil 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Artinya kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing signifikan lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan
sebesar 5 α = 0,05 sehingga keputusan uji adalah menolak H0. Hasil pengujian dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini sesuai dengan pendapat Heri Poerbantoro 2009:68 menyatakan bahwa kualitas layanan
berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Apabila kualitas layanan perusahaan baik, akan semakin baik pula keunggulan bersaing perusahaan
tersebut.
Daerah
Penolakan Ho Daerah
Tidak tolak Ho
t
0,975;97
= 1,985
Daerah
Penolakan Ho t
0,025; 97
= -1,985
t
hitung
= 8,810
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap perusahaan di Indonesia harus siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin
ketat. Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka perusahaan-perusahaan dihadapkan
pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk itu setiap perusahan dituntut untuk selalu mengerti dan
memahami apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada dilingkungan bisnisnya sehingga mampu
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, sudah seharusnya perusahaan berupaya untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahannya dan memaksimalkan
kekuatan yang dimilikinya. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk mampu memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menguasai
persaingan. Transportasi di Indonesia pada saat ini sangat berkembang dengan pesat.
Transportasi di Indonesia diantaranya bergerak di daerah darat, laut dan udara. Dewasa ini masyarakat Indonesia sangat bergantung sekali pada sektor ini.
Masyarakat membutuhkan jasa transportasi untuk memenuhi kebutuhannya. Transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat
lain menggunakan alat pengangkutan. Konsep transportasi itu sendiri didasarkan