Pengujian Asumsi Regresi Hasil Analisis Regresi

1. Nilai konstanta pada persamaan sebesar 0,264 menjelaskan nilai rata-rata skor keunggulan bersaing pada saat harga dan kualitas pelayanan konstan tidak berubah atau sama dengan nol adalah sebesar 0,264. 2. Koefisien regresi untuk harga X 1 bertanda positif sebesar 0,360 menunjukkan perubahan skor keunggulan bersaing Y jika harga meningkat sebesar satu poin. Jadi jika skor harga meningkat sebesar 1 poin maka akan terjadi peningkatan skor keunggulan bersaing sebesar 0,360. Jadi semakin sesuai harga maka keunggulan bersaing semakin tinggi. 3. Koefisien regresi untuk Kualitas Pelayanan X 2 bertanda positif sebesar 0,572 menunjukkan perubahan keunggulan bersaing Y jika kualitas pelayanan meningkat sebesar satu poin. Jadi jika skor kualitas pelayanan meningkat sebesar 1 poin maka akan terjadi peningkatan keunggulan bersaing sebesar 0,572. Jadi semakin baik kualitas pelayanan maka keunggulan bersaing semakin baik.

4.3.1 Pengujian Asumsi Regresi

Pengujian asumsi regresi dilakukan untuk melihat apakah hasil regresi yang diperoleh telah memenuhi sebagai persamaan regresi yang tepat dalam menggambarkan data penelitian. Asumsi yang diuji untuk model regresi dalam penelitian ini adalah normalitas residual nilai taksiran model regresi, asumsi tidak terjadi multikolinieritas, asumsi tidak terjadi heterogenitas varians asumsi heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas Residu

Persamaan regresi yang sesuai menggambarkan data mensyaratkan taksiran model regresi memiliki nilai residual berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas residual dari persamaan taksiran yang diperoleh menggunakan SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 4.49 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation ,37208631 Most Extreme Differences Absolute ,122 Positive ,122 Negative -,075 Kolmogorov-Smirnov Z 1,218 Asymp. Sig. 2-tailed ,103 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai D hitung = 0,122 dengan p-value nilai sig sebesar 0,103. Hasil pengujian normalitas model regresi menunjukkan bahwa nilai residual dari model berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan normalitas menunjukan nilai probabilitas sig. Kolmogorov- Smirnov Test yang diperoleh untuk nilai residual sebesar 0,103 lebih besar dari 0,05. Untuk mengetahui normalitas hasil regresi yang diperoleh dapat dilhat dari normal plot. Hasil PP plot untuk uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut. Terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual hasil taksiran regresi memenuhi asumsi berdistribusi normal. Gambar 4.2 Grafik PP Plot dari Hasil Pengujian Normalitas

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan kondisi variabel bebas dalam model regresi yang saling berkorelasi sempurna. Hal ini menjadikan persamaan regresi yang diperoleh tidak tepat dalam menjelaskan pengaruh x terhadap y. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factors. Nilai VIF yang kecil menunjukkan tidak adanya korelasi yang tinggi sempurna antar variabel x dalam model regresi. Batasan nilai untuk variabel dikatakan berkolinieritas tinggi jika diperoleh nilai VIF untuk variabel bebas lebih besar dari 10. Tabel 4.50 Hasil Perhitungan VIF Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Harga X1 ,889 1,125 Kualitas Pelayanan X2 ,889 1,125 a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing Y Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 2015 Hasil perhitungan nilai VIF untuk variabel bebas dalam model regresi dalam penelitian ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi kolinearitas yang tinggi antara variabel bebas dalam persamaan regresi yang diperoleh.

3. Uji Asumsi Bebas Heterokedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran varians residual. Pengujian homogenitas varian dari residual model regresi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan uji korelasi Rank Spearman. Hasil perhitungan adalah sebagi berikut : Tabel 4.51 Hasil Korelasi Rank Spearman untuk Uji Heteroskedastisitas Correlations b absr Spearman s rho Absr Correlation Coefficient 1,000 Sig. 2-tailed . Harga X1 Correlation Coefficient ,021 Sig. 2-tailed ,838 Kualitas Pelayanan X2 Correlation Coefficient -,179 Sig. 2-tailed ,075 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. b. Listwise N = 100 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 2015 Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian dari residual homogen tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini ditunjukkan oleh hasil korelasi variabel X 1 dan X 2 dengan nilai absolut dari residual error tidak signifikan pada level 5. Diperoleh nilai signifikansi untuk X 1 sebesar 0,838 dan untuk X 2 sebesar 0,075 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sebagai batas tingkat kekeliruan. Untuk mengetahui hasil heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot nilai residual. Dengan melihat kepada grafik Scatterplot, bahwa data menyebar secara merata tanpa membentuk sebuah pola tertentu dan menyebar di atas dan di bawah titik nol secara merata, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas dalam variabel-variabel penelitian. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot dari Hasil Pengujian Heteroskedastisitas 4.3.2 Analisis Korelasi Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel dan pengaruh parsial dilakukan perhitungan analisis korelasi antar variabel dan analisis korelasi parsial. Hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows adalah sebagai berikut : Tabel 4.52 Hasil Korelasi Correlations b Harga X1 Kualitas Pelayanan X2 Keunggulan Bersaing Y Harga X1 Pearson Correlation 1 ,334 ,587 Sig. 2-tailed ,001 ,000 Kualitas Pelayanan X2 Pearson Correlation ,334 1 ,705 Sig. 2-tailed ,001 ,000 Keunggulan Bersaing Y Pearson Correlation ,587 ,705 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. b. Listwise N=100 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 2015 Diperoleh hasil perhitungan korelasi harga dan keunggulan bersaing yaitu 0,587. Besarnya korelasi harga dan keunggulan bersaing masuk dalam ketegori cukup kuat. Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti bahwa hubungan antara harga dan keunggulan bersaing berbanding lurus bersifat positif, yang berarti semakin sesuai harga maka keunggulan bersaing diprediksi akan semakin tinggi. Hasil perhitungan nilai korelasi kualitas pelayanan dan keunggulan bersaing yaitu 0,705. Besarnya korelasi kualitas pelayanan dan keunggulan bersaing masuk dalam ketegori kuat. Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti hubungan antara kualitas pelayanan dan keunggulan bersaing berbanding lurus bersifat positif. Hasil tersebut berarti jika semakin baik kualitas pelayanan maka keunggulan bersaing diprediksi akan semakin tinggi. Hasil perhitungan korelasi harga dan kualitas pelayanan yaitu 0,334. Besarnya korelasi harga dan kualitas pelayanan masuk dalam ketegori tidak kuat. Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti bahwa hubungan antara harga dan kualitas pelayanan berbanding lurus bersifat positif.

4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi