Asal Perambah Umur Perambah

31 B. Pembahasan B. 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Perambah Di Desa Bojong Murni Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor terdapat 28 KK perambah kawasan TNGGP. Karakteristik sosial ekonomi para perambah di Desa Bojong Murni diuraikan di bawah ini:

1. Asal Perambah

Seluruh perambah kawasan TNGGP 28 KK di Desa Bojong Murni merupakan penduduk asli Desa Bojong Murni. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kusnanto 2000 yaitu sebagian besar penyerobotan lahan terhadap kawasan TNGGP terjadi pada desa-desa dimana kawasan TNGGP berbatasan dengan lahan milik masyarakat, seperti ladang palawija dan sawah, dengan lokasi perkampungan yang relatif dekat, seperti di Desa Tangkil, Desa Lemah Duhur, dan Desa Pancawati.

2. Umur Perambah

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa umur perambah KK perambah di Desa Bojong Murni berkisar antara 26 -80 tahun atau rata-rata 45 tahun. Pada Tabel 9 dapat dilhat bahwa sebagian perambah berada pada kelompok usia produktif, hal ini menunjukkan potensi tenaga kerja yang secara kuantitas sangat besar dan tentunya menuntut tersedianya lapangan pekerjaan yang sesuai. Terdesak oleh kebutuhan hidup yang harus segera dipenuhi dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan baru mendorong masyarakat Desa Bojong Murni yang secara umum adalah masyarakat agraris untuk memasuki kawasan TNGGP yang memiliki berbagai potensi sumberdaya alam yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh pendapatan. Diantaranya, masyarakat membuka kawasan TNGGP secara liar untuk lahan pertanian. Berdasarkan data pada tabel 9 di atas, dapat terlihat bahwa perambah yang berada pada usia produktif ternyata berjumlah paling banyak 64,28 daripada perambah yang berada pada usia 55 tahun. Mengingat dalam kegiatan membuka lahan garapan dibutuhkan kekuatan fisik manusia, maka dengan asumsi bahwa dengan semakin produktif usia kerja seseorang maka kekuatan fisiknya akan 32 semakin kuat sehingga kemampuan untuk membuka lahan garapan akan semakin tinggi pula. Dari tabel 9 dapat terlihat juga bahwa perambah yang memiliki usia relatif lebih muda ternyata berjumlah lebih sedikit daripada kelompok usia 35-55 tahun. Hal ini terjadi diduga berhubungan dengan pernyataan Suryana 1989, yaitu terdapat kecenderungan pada kalangan masyarakat desa yang berusia muda memiliki pandangan bahwa pekerjaan sebagai petani memiliki status sosial yang rendah, sehingga pekerjaan sebagai petani tidak begitu menarik bagi mereka. Dengan persepsi yang rendah terhadap pekerjaaan sebagai petani akan mempengaruhi motivasi mereka untuk merambah. Tenaga kerja muda pedesaan memiliki mobilitas kerja yang lebih tinggi sehingga mereka akan memilih mata pencaharian lain di luar sektor pertanian. Diantaranya mereka pergi ke luar desa untuk mencari pekerjaan di kota. Untuk lebih mempermudah melihat kecenderungan tersebut maka data disajikan dalam bentuk histogram Gambar 2. 17.86 64.28 17.86 10 20 30 40 50 60 70 20 – 34 tahun 35 –55 tahun 55 tahun Kelompok Umur Perambah Tahun P e rs en ta se Gambar 2. Kelompok Umur Perambah

3. Tingkat Pendidikan Perambah.