Luas Pemilikan Lahan Para Perambah

34 luas garapan 0,18 ha. Di pihak lain, TNGGP memiliki potensi sumberdaya lahan yang sangat dibutuhkan oleh perambah. Dengan alasan terdesak oleh kebutuhan hidup dan sulitnya mencari pekerjaan telah mendorong perambah untuk membuka dan menggarap kawasan TNGGP secara liar untuk lahan pertanian.

4. Luas Pemilikan Lahan Para Perambah

Masyarakat sekitar hutan memandang hutan sebagai sumber kehidupan dan juga sebagai cadangan bagi perluasan lahan usaha tani mereka ketika mereka membutuhkan tambahan lahan usaha tani yang diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk Sudharto, 1996. Penduduk di sekitar kawasan konservasi terus bertambah, sehingga jumlah petani dengan sendirinya pun terus meningkat. Hal ini berarti kebutuhan lahan bagi penduduk sekitar kawasan konservasi hutan semakin besar Pusat Studi Lingkungan Unila,1984. Salah satu konsekuensi dari jumlah penduduk yang terus meningkat adalah pertambahan angkatan kerja. Apabila jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan penyediaan lapangan pekerjaan maka pengangguran akan meningkat. Akibatnya ketergantungan masyarakat terhadap hutan semakin meningkat sehingga pemukiman dan perladangan liar bermunculan di mana-mana dengan luas yang semakin meningkat pula. Jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap luas lahan yang digarap Fakultas Kehutanan IPB, 1986. Tradisi bertani yang mengakar pada kehidupan masyarakat Desa Bojong Murni serta sempitnya lapangan pekerjaan yang ada telah mengakibatkan ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertanian yang masih tinggi, sehingga untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya, masyarakat harus mencari lahan untuk bercocok tanam. Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa dari 28 perambah, hanya 5 orang yang memiliki lahan yang berstatus lahan milik 17,86 , sementara sisanya tidak mempunyai lahan. Tabel 11 juga memperlihatkan data bahwa dari 28 orang perambah, tidak ada seorang perambah pun yang mempunyai lahan sewa dan lahan garap. Hal tersebut terjadi karena jumlah petani dengan lahan pertanian yang tidak sebanding. Banyaknya petani sementara luas lahan pertanian yang terbatas 35 membuat para perambah tidak mendapatkan lahan yang disewakan maupun lahan yang digarapkan. Sumberdaya lahan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Desa Bojong Murni selama ini tersedia di depan mata mereka, yaitu kawasan TNGGP yang saat ini berstatus sebagai Taman Nasional dan aksesnya tertutup bagi masyarakat untuk memanfaatkan lahan hutan tersebut. Akan tetapi dengan alasan terdesak oleh kebutuhan hidup dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan telah mendorong masyarakat untuk membuka dan menggarap lahan di dalam kawasan TNGGP. Untuk lebih mempermudah melihat kecenderungan tersebut maka data disajikan dalam bentuk histogram Gambar 4, 5, dan 6. Jenis pemilikan lahan para perambah 5 28 5 10 15 20 25 30 lahan milik lahan sew a lahan garapan lahan rambahan Jenis pem ilikan lahan ju ml a h p e ra mb a h K K Gambar 4. Jenis pemilikan lahan para perambah 50 32.14 17.86 10 20 30 40 50 60 0.25 ha 0.25 – 0.5 ha 0.5 ha Luas Ram bahan Ha P e rs e n tase Gambar 5. Jumlah Perambah dan Rata-rata Luas Rambahan. 36 Gambar 6. kondisi rumah masyarakat Desa Bojong Murni yang padat Kondisi : pagi hari, cerah. Tanggal 16 Februari 2005

5. Pekerjaan Utama Perambah