LIMFOSIT T SEL T LIMFOSIT B SEL B

Limfosit merupakan inti dalam proses respon imun spesifik karena sel- selnya dapat mengenal setiap jenis antigen. Sel limfosit dibentuk di dalam sumsum tulang belakang dan berproliferasi serta berdiferensiasi menjadi limfosit T dan B di dalam jaringan bursa fabricus kelenjar timus Bellanti, 1993. Sel limfosit terdiri atas sel T dan sel B yang keduanya bertanggumg jawab dalam respon imun spesifik untuk mengenali antigen melalui reseptor antigen. Sel ini juga mampu membedakan antigen dengan komponen tubuh sendiri atau berfungsi sebagai pengontrol sistem imun Bellanti, 1993. Selain sel B dan sel T adapula sel Natural Killer sebanyak + 10 dari sel limfosit dalam darah, yang turut berperan serta dalam sistem imun.

1. LIMFOSIT T SEL T

Sel T merupakan 65 – 85 dari semua limfosit dalam sirkulasi. Di bawah mikroskop, morfologi sel T tidak dapat dibedakan dengan sel B. Limfosit T berasal dari sel hematopoetik di sumsum tulang belakang, sel ini kemudian pindah ke timus dan menjadi dewasa. Di organ timus sel T sangat cepat membelah diri. Pada proses pendewasaannya sel ini mengalami diferensiasi menjadi sel Thelper Th, sel Tsupressor Ts, dan sel Tcytotoxic Tc Bellanti, 1993. Sel berproliferasi menjadi sel T memori dan berbagai sel efektor yang mensekresi berbagai limfokin. Limfokin ini berpengaruh pada aktivasi sel B, sel Tc, sel NK dan sel lain yang terlibat dalam respon imun Roitt, 1991. Limfosit T berperan penting dalam imunitas seluler dengan cara merespon benda asing melalui reseptor permukaan secara langsung. Setelah interaksi antara benda asing dengan sel limfosit T, terjadi suatu seri peristiwa morfologik, biologik, dan biokimia dimana sel dapat berfungsi secara langsung atau melalui pelepasan produk limfokin.

2. LIMFOSIT B SEL B

Sel B berperan dalam reaksi imun humoral dan bereplikasi apabila terjadi rangsangan misalnya antigen. Adanya antigen akan merangsang sel B membentuk sel plasma yang dapat mensekresi antibodi, selain itu sel B juga dapat berdiferensiasi membentuk sel memori Baratawidjaya, 1994. Sel B adalah sel yang dapat membentuk immunoglobulin Ig dan merupakan 5 – 15 dari limfosit dalam sirkulasi darah Kresno, 1996. Sel B bisa menjadi satu sel besar dengan metabolisme aktif, menjadi sel blast atau limfoblast dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi Bellanti, 1993. Sel B perawan yang terangsang oleh antigen, dengan bantuan sel T h sel T helper, akan mengalami proses perkembangan melalui 2 jalur, yaitu berdiferensiasi menjadi sel plasma yang membentuk immunoglobulin dan membelah lalu kembali istirahat sebagai sel B memori. Bila sel B memori terstimulasi dengan antigen yang sama, maka akan mengalami proliferasi lebih cepat membentuk sel plasma untuk membentuk antibodi spesifik Roitt, 1991. Satu sel plasma dapat mensekresi beribu-ribu molekul antibodi setiap detik. Sel B yang teraktivasi di dalam darah mengalami serangkaian proses pembelahan dan diferensiasi sel setiap 24 jam selama periode 5 hari Albert et al., 1994.

H. KULTUR SEL